“Tak ada yang lebih berharga dari sebuah ucapan yang bertimbal balik positif yang membangun memori untuk selalu diingat dan diambil hikmahnya dalam sebuah tali persahabatan.”------
Rutinitas berjalan setiap detik, tidak ada yang berhenti. Mungkin, saking miripnya dengan pasar 24 jam di Seoul, asrama berlantai dua ini menghabiskan banyak uang untuk membeli pulsa listrik. Untung saja uang pemerintah yang dipakai, kalau uang siswa, bisa - bisa kepala madrasah akan ditangkap atas tuduhan pungli. Kalaupun rutinitas siswa berhenti dalam kurun waktu jam 12 sampai jam 3 malam, asrama ini masih dibilang punya kehidupan. Pasalnya, dari rumor yang beredar, mahluk - mahluk halus mulai beraktivitas di jam - jam itu. Beberapa siswa yang punya ‘kelebihan’ kadang mendengar kursi yang bergeser, suara lantai yang dipijak untuk berlari, atau kelebatan bayangan mereka yang samar. Aiiihhh,,, merinding.. Sudahlah lah, ini bukan pembahasan horor.
Asrama mulai sepi ketika jam sudah menunjuk angka tujuh. Jika jarum jam di angka enam, siswa - siswa rajin belajar, dan siswa yang rajin berebut wi-fi sudah duduk tenang di tempatnya. Kalian jangan berpikir, jika siswa sekolah ini akan berangkat pagi ketika jadwalnya piket! Itu salah. Mereka memilih pulang akhir dan menyelesaikan piket. Alasannya ada banyak, malas mandi pagi, lupa karena giliran piket sangat banyak, atau ingin menghindar dari jamaah sholat asar. Ah, kalian ini memang bisa diakui kepintarannya.
Pembelajaran selalu dimulai dengan pembacaan asmaul husna. Itu yang semestinya. Tapi sering dilanggar karena yang bertugas tidak mau, keterlambatan, ribut tugas di kelas, atau sibuk belajar untuk ulangan.
Saat pembelajaran berlangsung pun siswa madrasah ini banyak yang tidak fokus. Mereka akan tertidur atau mengantuk ketika diajar guru dengan suara melankonis atau ketika tema pelajaran yang tidak menarik. Aktivitasnya tidak hanya homogen itu itu saja, ada juga yang pura - pura memerhatikan tapi nyatanya memasang headset sambil mendengar lagu terfavoritnya, tidak jarang pula yang santai sambil menunggu downloadan film dari web IndoXX1, ada juga yang malah asik chatingan dengan anak kelas sebelah atau kakak kelas.
Masalah chating - chatingan dengan lawan jenis, di sini sama sekali tidak dilarang. Semuanya boleh melakukan. Namun ada aturan dan kontrolnya juga. Pihak guru juga sering memberi ceramah agar siswanya berhati hati setiap kali melakukan chating agar tidak sampai nyantol di hati.
Namun, namanya remaja labil yang sedang mencari jati diri. Banyak juga yang jadi cinlok misalnya dengan teman satu angkatan, dengan kakak atau adik kelas, teman satu organisasi, atau yang lainnya. Banyak juga yang masih mempertahankan masa lalunya tanpa menoleh sedikitpun perasaan orang lain.So, jadi sering tabrak - menabrak perasaan. Ada yang cinta segitiga, segiempat, dan jenis cinta bidang datar lainnya.
.......
“Awsss.. Apaan sih, ya Allah ini aku lagi serius baca WP. Kan ilang!” decak seorang gadis bernama Aminah yang sering disapa Amah. Ia meringis kesakitan sambil mengelus lengannya yang telah menjadi korban Kekerasan Dalam Persahabatan.
“Ayok ah pulang!” seru gadis lain sambil menutup laptop yang diberi label bertuliskan Kamila Azzahra.
“Ntaran dong. Aku belum selesai download pdf, nih. Tungguin tinggal 30 sec,” gadis berkerudung biru dongker dengan name tag Ria itu berdiri sambil meniup - niup laptopnya.
“Ayolah,” rengek Azza.
“Ya elah, nih wifi kenapa jadi lemot sih!” Ria melotot ketika melihat 2 sahabatnya itu sudah berjarak dengannya.
“Ehhh, dasar ya sahabat ngga tau cara nyenengin orang. Tungguin woyyy!” Ria berteriak sekencang - kencangnya. Sedangkan dua objek yang menjadi penyebab, malah berjalan santai menuruni tangga.
“Eh, dasar ya. lagian ngapain sih, Za cepet - cepet pulang. Ini baru jam 9. Dzuhurnya masih lama. Kamu lagi Am, ngapain turutin dia coba,” protes Ria dengan nafas yang terputus - putus. Amah hanya mengedikkan bahu.
“Ntar kan mau ada rapat angkatan,” jawab Azza setelah menarik nafas panjang.
“Lah, emang kenapa? Takut ruangannya direbut? Kan tadi pak ketu udah bilang rapatnya di mana,” kini Ria beralih menatap Azza dengan penuh selidik.
“Iya, misalkan ruangannya dipakai, kita kan bisa pindah di ruangan lain,” Amah angkat bicara.
“Bukan gitu.. Intinya ada lah alasannya,” ucap Azza sembari berlalu meninggalkan dua sahabatnya yang masih mematung.
“Ya tapi apa dong. Alasan itu harus ada, biar kita bisa paham,” paksa Amah.
“Kalau ngga ada alasan, mana bisa dibilang ilmiah,” perkataan Ria ini sudah out of contact.
“Udah ah, kalian ngga akan paham.”
“Loh, kita paham kok walau sekali dijelasin. Buktinya Mtk yang ulhar dadakan aja kita bisa dapet seratus. Apalagi cuma penjelasan kamu.”
“Intinya kalian ngga akan paham!” ucap Azza sembari mempercepat jalannya.
“Ohhh.. Aku tahu. Jangan - jangan, kamu ngga mau berlama lama di sana gara - gara takut ditemui pengurus terus ditanyaain pendapat ya?” Ria berkata sambil kembali mencegah Azza yang masih terus berjalan. Sedangkan Amah malah menghadiahi pelototan tajam kepadanya.
“Ihh, apaan sih Am!” Ria spontan berbicara ketika Amah menarik ujung jilbabnya membuat keduanya berhenti dan bertengkar kecil layaknya anak - anak sampai tidak menyadari jika Azza sudah hampir sampai di halaman asrama.
“Ah, masa bodolah. Gara - gara kamu nih, si Azza jalan duluan,” Ria berlari cepat.
“Loh kok aku sih,” ujar Amah kemudian berlari kencang menyusul dua sohibnya.
Assalamualaikum teman - teman!
Hay.. kali ini Da bawain kisah cintanya anak Madrasah. Semoga menghibur. Dan mungkin bakal dipenuhi dengan kisah romance anak anak dengan tipe berbeda mulai dari aktivis, si pendiam, si jenius, si cool, bad boy, fuckboy, juga orang orang yang suka banget sama olahraga.So, nikmati ceritanya dan jangan lupa vote dan komen biar Da jadi tambah semangat. Mwehehhe..
Ah iya, kalau suka sama cerita ini, komen lanjut ya..
Terimakasih teman teman..Jan lupa tinggalin jejak ya, Guys!👌