LIMAPULUH DUA

125 14 0
                                    

Yooran tengah berjalan-jalan disebuah taman. Ia tampak tersenyum beberapa kali sambil melihat pemadangan disekitarnya. Banyak hal yang berubah di kota ini semenjak ia pergi. Suasana yang berubah, beberapa gedung dan bangunan yang juga menambah kesan berbeda. Ia teringat saat pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. Kota asing dengan kehidupan keras langsung menyapa gadis polos yang baru tamat SMA itu. Kota ini mengajarkannya banyak hal tentang hidup. Kota ini mengajarkannya menjadi mandiri, kuat dan menemukan kebahagiaannya.

Langkah Yooran terhenti saat melihat taman bermain kecil di taman itu. Perosotan, jungkat-jungkit, dan ayunan berwarna warni langsung menarik perhatian Yooran. Ia segera berjalan kesana dan langsung menaiki ayunan berwarna coklat itu. Ia dengan antusias mengayunkan ayunannya dengan senyum yang terus merekah disana. Taman bermain yang sepi membuatnya semakin leluasa disana. Kepalanya sedikit menengadah kearah langit malam dengan bulan yang bersinar terang diatasnya.

Memori Yooran kembali berputar. Ia mengenang kembali hal-hal yang pernah terjadi ditaman seperti ini, dengan ayunan dan seseorang disampingnya. Jeon Jungkook…

“Yaa… Pelanlah sedikit. Kau bukan anak umur 5 tahun lagi.” Suara Jungkook membuyarkan lamunan Yooran. Wanita itu lantas melirik ke sumber suara dan langsung menghentikan ayunannya. Ia bangkit dan berlari kecil lalu memeluk Jungkook dengan senyum lebar diwajahnya.

Jungkook ikut tersenyum, Ia membalas pelukan Yooran dengan sangat erat. Pria itu terlihat sangat berbeda dan tampak sangat dewasa sekarang. Rambutnya sedikit gondrong, wajahnya tidak seimut dulu lagi namun masih tetap tampan, lebih tampan malahan. Setelan jas melengkapi penampilan pria 27 tahun itu. Sangat keren dan… Entahlah.

“Aku sangat merindukanmu Jungkook-ah.” Ucap Yooran.

“Aku tahu.”

Yooran mencubit pinggang Jungkook dengan kesal. Ia melepas pelukannya dan memandang Jungkook sinis. Sudah 7 tahun berlalu dan pria itu masih sama menyebalkannya.

Jungkook mencubit pelan pipi Yooran dan mengambil posisi di ayunan. Ia dengan segera mengayunkan tubuhnya dengan senyum yang masih merekah.

Yooran dengan wajah masih kesal kembali ke ayunannya tadi dan mengayun pelan.

“Kau tampak sangat dewasa ya Jungkook. Siapa sangka, pemuda yang hobi bermain game di perpustakaan akan menjadi pengembang game terkenal di Korea. Harusnya kau kuliah di KAIST saja sejak awal.”

Jungkook terkekeh pelan, “Jika aku ada di KAIST sejak awal, aku tidak akan bertemu denganmu. Lagipula, gadis di KAIST tidak ada yang secantik dirimu.”

“Aku tahu.” Yooran menyibakkan rambutnya yang tergerai dengan dagu naik dan wajah sedikit angkuh. Jungkook mendorong pipi Yooran pelan lalu tertawa lepas.

“Katakan padaku, bagaimana kehidupanmu di Paris? Apa kau bisa bahasa Perancis?”
Yooran menatap tajam Jungkook, “Apa kau bercanda? Kau ingin menguji kefasihan bahasa Perancisku?”

“Of course. Why not?”

“Don’t try me Mr. Jeon. I won’t start it.”

“So, tell me Ms. Min, do you missed me? It’s been 7 years. Do you have a friend like me? I bet you don’t.”

Yooran tertawa keras, “Bahasa Inggrismu lumayan untuk seorang maniak game.”

“Aku sangat senang saat kau menghubungiku kemarin. Aku kira aku benar-benar kehilanganmu.” Jungkook tersenyum kecut. Yooran tidak ada kabar selama 7 tahun. Yooran juga yang menjadi penyebabnya pindah kampus dan mengambil jurusan yang sesuai dengan hobinya. Ia sangat hancur saat Yooran pergi meninggalkannya, ia hampir gila saat mengurung diri dikamarnya selama seminggu penuh. Ibunya dan ayahnya sangat khawatir hingga mereka memanggil psikiater ke rumah untuk menangani korban putus cinta itu. Butuh waktu berbulan-bulan untuk memulihkan diri dan akhirnya ia bangkit setelah bersusah payah berjuang dengan ego dan hatinya.

“Tenanglah, aku masih ada di bumi ini kok. Tidak pindah planet atau hilang di segitiga bermuda.” Ayunan Yooran terhenti. Matanya menatap langit malam dengan serius.

“So, Mr. Jeon, do you have a girlfriend?”
Jungkook tertawa keras mendengar pertanyaan Yooran itu. Entah kenapa ada sesuatu yang robek di hatinya begitu mendengar satu kalimat itu.

“Tentu. Namanya Kang Seulgi, dia seorang dokter hewan. Kalau aku boleh jujur, dia tidak lebih cantik darimu.”

Yooran tertawa renyah dan dengan spontan memukul lengan Jungkook yang masih sama kekarnya seperti 7 tahun silam.

“Dia wanita yang baik dan pekerja keras. Dan… aku rasa aku harus memintamu untuk tidak terlalu dekat denganku.”

Yooran menatap Jungkook intens, “Kenapa? Apa dia wanita pencemburu?”

“Tidak. Aku mungkin saja berpaling darinya dan kembali padamu.”Ucap Jungkook sambil memukul dada kirinya perlahan.

“Yaa!!! Kau ini!!!” Yooran dengan segera menghujani pria itu dengan pukulan keras. Jungkook hanya tertawa lepas dan mencoba menangkis dan menahan serangan Yooran itu.

“Oke oke. I’m sorry.” Jungkook akhirnya menyerah sebelum Yooran semakin brutal dan mungkin saja membuatnya pulang kerumah tanpa satu kakinya nanti.

Suasana menghening dengan segera. Entah kenapa topik pembicaraan itu sedikit sensitif untuk keduanya.

“So, do you have a boyfriend?”
Yooran menatap Jungkook intens, senyum tipis terpahat di wajah cantiknya.

“You don’t? Kenapa? Masih mengharapkan Kim Taehyung itu?”

“Entahlah. Dia menghilang di saat-saat terakhir. Aku bahkan tidak yakin dia masih mengingatku atau tidak. Hubungan kami berakhir bahkan saat hubungan itu belum dimulai. Aku bahkan tidak tahu dia memiliki perasaan yang sama padaku atau tidak. Jadi… Lupakan.”

Jungkook mengangguk-angguk pelan, “Kenapa tidak bertanya pada orangnya langsung?”

Yooran tersenyum kecut. Jemarinya memainkan tas selempang hitam yang ia kenakan, “Aku terlalu takut. Bagaimana kalau hanya aku yang menganggap kami spesial? Maksudku, dia tiba-tiba hilang entah apa sebabnya dan… sudahlah. Itu hanya masa lalu.”

Pandangan Yooran kosong menatap lurus kedepan. Ia kembali mengusik puzzle yang belum selesai. Ada satu bagian yang hilang di puzzle itu, membuat Yooran terus memikirkan akhir dari puzzle itu. Kim Taehyung adalah teka-teki hidup Yooran yang belum terpecahkan. Pria itu membuat Yooran jatuh hati dalam waktu singkat, mengubah hidupnya menjadi lebih berwarna walaupun hanya dalam waktu yang singkat pula. Bahkan setelah 7 tahun berlalu, Yooran masih tetap memikirkan ini. Seperti ganjalan besar dihatinya yang belum bisa ia singkirkan.

“Kau tidak berusaha menghubunginya?”
Yooran menggeleng pelan.

“Aku juga tidak akan mau bertemu pria itu lagi. Rasanya aku ingin menghajarnya sampai babak belur dan sekarat, jadi aku benar-benar berharap tidak bertemu pria itu lagi.”

“Kau terlalu banyak bermain game Jungkook.”

Jungkook tersenyum lebar, “Dan kau terlalu banyak memakan kain dan benang Yooran-ah.”

Yooran tertawa riang. Ia benar-benar merindukan sosok disampingnya itu, juga Mirae. Yooran sengaja memutuskan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya dulu. Entah kenapa mengingat memori bersama mereka membuat Yooran sedih dan goyah. Mungkin benar tindakan ibunya dulu saat membakar album foto keluarganya. Kenangan hanya membuatmu tidak bisa berjalan kedepan dan hanya terpaku pada masa lalu.

My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang