Chapter 27

89 9 2
                                    

Malam hari di kediaman Gafriell....

Yerisa

"Apa? Kalian melepaskannya semudah itu?" Tanyaku gusar pada kedua makhluk yang sekarang tengah duduk berdua di hammock chair, bermesraan saja sejak tadi. Serasa dunia ini hanya milik mereka berdua, mungkin. "Aku sangat yakin pasti Etta yang punya pemikiran seperti itu. Dia memang terlalu baik" Tambahku sambil menyilangkan kedua lengan di depan dada.

Semua hal yang dilakukan perempuan ular itu, untung saja kak Brandon tidak tergoda disaat dia tengah terpuruk. Dia membuat Etta pingsan, lalu membawanya ke hotel menidurkannya di ranjang lalu mengirim SMS kepada Revano dari ponsel milik Etta, seakan-akan Etta sedang dalam masalah dan butuh bantuan sesegera mungkin.

"Yah, karena menurutku untuk apa membesar-besarkannya. Toh, dia juga sudah meminta maaf" Ujar Etta menjelaskan. Aih perempuan ini benar-benar, hatinya terbuat dari apa sih?

Aku berdecak. "Ck, kalau aku jadi kamu, setidaknya aku akan memberi dia tamparan yang sangat keras, supaya dia takut untuk bermain-main lagi denganku"

"Sudahlah Yer, semuanya sudah selesai. Tidak perlu dipermasalahkan lagi" Tukas kak Brandon padaku, dan aku pun mau tidak mau diam lalu mengerucutkan bibirku.

"Hai hai semuanya!"

Seorang lagi datang menghampiri kami dan langsung mendaratkan satu tangannya merangkul pundakku dari samping. Ingin sekali kuhajar pria yang seenaknya padaku ini.

"Kamu keliatan senang, ada apa?" Tanya kak Brandon. Dari raut wajahnya, aku tau kak Brandon masih agak segan dengan Revano. Yah, karena kejadian itu, tapi aku yakin perasaan canggung itu akan segera cair. Mereka kan sangat dekat satu sama lain, sudah seperti saudara kandung. Kak Brandon tidak akan bisa berlama-lama kesal pada Revano.

"Ah itu, aku sebenarnya ada perlu dengan.... Yeri" Dengan gugup dia menatapku dan aku langsung melepaskan rangkulannya dari bahuku.

"Kenapa? Katakan saja disini" Perintahku padanya.

Revano terlihat enggan. Sesekali ia melirik antara aku dan pasangan yang masih saling merangkul di atas hammock chair di hadapan kami. Ada apa? Dia biasanya orang yang percaya diri, punya sikap yang pemalu bukan Revano sekali.

"Itu aku...."Kami bertiga memandangnya dengan tatapan bertanya, tapi hal itu sepertinya justru malah membuatnya lebih gugup lagi. "Aku...."

"Kalau kamu mau pergi mengajak Yeri berkencan, katakan saja" Aku menatap Etta yang membuka suara sambil tersenyum padaku dan Revano. Dia seperti bisa mengerti kegelisahan yang terjadi pada pria di sampingku ini.

Revano tersenyum sambil menggaruk tengkuk lehernya, yang aku yakini pasti tidak gatal. "Yah, itu.... aku ingin mengajakmu pergi denganku. Itu kalau kamu mau, Yeri?"

Aku memandangnya sebentar, lalu berdecak pelan. "Cuma bertanya kayak gitu dan kamu malu?" Dia terkekeh, "Yasudah ayo!" Jawabku cuek, langsung melangkah lebih dahulu melewatinya, dan berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan senyumku.

Dari belakang aku bisa mendengar gerutuan kak Brandon yang tidak terima, kenapa Etta bisa sangat mengerti apa yang ingin ditanyakan Revano padaku. Dia menjadi sangat amat posesif akhir-akhir ini, lebih dari sebelumnya. Yah, mungkin karena dia hampir kehilangan Etta.....

*****

Brandon

Aku menghembuskan nafas kesal dan langung menarik tanganku yang sejak tadi merangkulnya. Aku kesal? Ya. Aku cemburu? Mungkin....

"Kamu lucu..." Etta tertawa di sampingku saat Yerisa dan Revano sudah pergi dari taman. "Kenapa harus marah dengan hal sepele seperti itu?" tambahnya.

"Aku heran saja kenapa kamu begitu peduli padanya. Kamu bahkan tahu apa yang dia pikirkan tadi" Gerutuku lagi dengan kesal, tapi Etta malah terus saja tertawa. Dia menganggap aku terlihat lucu dengan wajah marahku. Apanya yang lucu?

"Itu hal yang mudah. Kakak kan juga laki-laki, harusnya lebih paham bahasa tubuh Revano tadi" aku mengangkat satu aliskku bertanya padanya. "Dia memberitahuku tadi sore kalau dia mau mengajak Yeri keluar, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Dia sangat gugup tadi, makanya aku hanya membantu sedikit" Jelasnya padaku.

Itu pun belum juga membuat hatiku lebih baik. Ditambah hal kemarin yang membuatku sedikit menjaga jarak dengan Revano, saking kesal dan marahnya aku padanya. Masih ada sedikit rasa canggung dariku, tapi tidak tahu dengan Revano sendiri. Aku rasa dia tidak merasa seperti itu sama sekali. Dia bersikap seperti biasanya padaku, seperti sebelum kejadian kemarin terjadi. Dan seharusnya aku juga bisa seperti itu, karena biar bagaimanapun itu bukan salahnya dan semua permasalahn kemarin sudah selesai. Tapi aku masih tetap enggan padanya, walaupun aku tidak mau begitu.

"Kakak harus melupakan kejadian kemarin. Itu bukan salah Revano, dia juga korban, dia tidak tahu apa-apa. Dan barusan kakak bilang, masalah itu sudah selesai kan?" kata-katanya selalu mampu menenangkanku dan membuatku kembali berpikir. "Keadaan akan kembali seperti semula. Kalian berdua akan seperti sedia kala. Kakak selalu bilang kalau kalian sudah seperti saudara kandung kan?" Benar, aku selalu berkata seperti itu. "Jadi kecanggungan ini tidak akan bertahan lama, aku yakin itu" Yah, aku juga sangat yakin setelah melihat matanya yang penuh keyakinan itu. Dia mendekat padaku dan menyandarkan kepalanya di pundakku. "Revano menyukai Yeri, dan juga sebaliknya. Dan aku mencintai kakak, tidak mungkin aku berpaling kepada pria lain selain suamiku sendiri"

Aku sepenuhnya menatapnya sekarang saat dia mengangkat kepalanya dari bahuku. "Apa kamu sedang mencoba merayuku?" Dia kembali tertawa dan aku suka melihat wajah tertawanya. Sangat lepas seakan tidak pernah ada beban ataupun masalah seperti kemarin.

"Aku sedang mencoba merayumu, tapi aku tidak bisa. Tapi kalau kakak menyebut itu sebuah rayuan, berarti aku berhasil" Aku mencubit gemas pipinya, sebelum menangkupnya dan mencium keningnya sebentar.

"Kenapa kamu begitu menggemaskan" Dia tersenyum sebentar lalu membenamkan kepalanya bersandar di dadaku, dan aku merangkulkan satu tanganku padanya. Menggoyangkan pelan hammock chair yang kami duduki. Semoga saja benda ini masih kuat....

Suasana malam ini terasa begitu tenang dan damai.... sangat nyaman.... 

Jangan sampai jadi  berantakan hanya karena hammock chair yang terjungkal atau putus, dan membuat kami berdua jatuh.

Sungguh tidak romantis sama sekali....

*****

TBC

Note :
Tinggal 1 atau mungkin 2 chapter lagi ff ini bakalan the end manteman 😁 

cr. picture : pinterest (owner)

30/07/2020

~iamback~

"Little Cupid" - Remake BaekHera Ver. (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang