And I see you true colours, shining through
I see you true colours
And that's way I love you
So don't be afraid to them let show
Your true colours
True colours aree beatiful like a rainbow
Oh, i like a rainbow
Zilda sudah memutar lagu itu berkali kali tetapi matanya tidak bisa terpejam sampai jam sepuluh malam. Sulit sekali rasanya untuknya terlelap malam ini. Terlebih setelah pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru sore tadi. Zilda lolos di SMAN 1 Merdeka, itu SMA pilihan papanya tapi bukan SMA pilihannya.
Jika kalian bertanya dia bahagia atau tidak? Jawabannya ada dua. Satu sisi ia bahagia karena telah berhasil mewujudkan impian papanya. Tapi, disisi lain ia juga tidak terlalu bahagia karena sekolah tersebut bukan sekolah impiannya dan dia harus menghapus impiannya untuk sekolah musik. Ya, SMAN 1 Merdeka itu SMA favorit dengan sederet penghargaan yang diraih oleh siswa atau siswinya."Zilda pilih sekolah musik saja, pa".
"Apa yang bisa diharapkan dari sekolah musik? Lebih baik kamu ambil sekolah yang sudah papa pilihkan, SMAN 1 Merdeka."
"Tapi, Zilda lebih suka sekolah musik dan papa tau itu".
"Apa susahnya menuruti kemauan papa? Papa hanya ingin yang terbaik buat kamu, nak!
"Tapi Zilda akan tetap mengikuti ekstra musik jika ada disekolah itu"
"Ya sudah, terserah kamu"
Zilda berdebat dengan papanya sekitar tiga minggu yang lalu hingga membuatnya mengambil keputusan yang sangat sulit. Walau sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan keputusan papa. Mau bagaimana lagi dia harus memilih mengikuti kemauan papanya untuk bersekolah di SMAN 1 Merdeka demi kebaikan Zilda.
Di SMPN 1 Bhakti dia tidak pernah menyalurkan bakatnya karena dia bisa dibilang anak yang pemalu dan sedikit tidak percaya diri pada kemampuannya. Tapi, diam-diam dia bersama Kinan ikut dalam studio musik untuk mengolah vokalnya dan berlatih kepada guru seni di SMPN 1 Bhakti.
Mending aku tidur aja lah, daripada pusing-pusing mikirin hal itu apalagi besok aku sekolah. Semoga ada ekskul musik, Ya Tuhan gumam Zilda lirih sebelum ia tidur.
Mamanya, Nia yang sudah dari tadi didekat pintu kamar Zilda berniat mengecek anaknya sudah tidur apa belum. Mama Nia jadi ikut prihatin dengan gumaman Zilda tadi. Ia harus bisa membujuk suaminya agar anaknya bisa ikut dalam ekstra Musik.
Dilihatnya Zilva yang sudah bergegas untuk tidur dikasur kesayangan anaknya itu. Ia berjalan mendekati Zilva sambil membelai rambut Zilva yang lurus itu dengan kasih sayang."Nak, kamu belum tidur?" kata mama Nia.
"Belum ma. Ini Zilva mau tidur" kata Zilva sembari memposisikan dirinya di tempat tidur.
"Nak, kamu jangan khawatir yaa. Mama akan bujuk papamu biar kamu bisa dibolehin ikut ekstra musik" kata Mama Nia sambil duduk ditepi ranjang Zilda.
"Serius Ma? Mama mau ngebujuk papa?" ujar Zilda antusias.
"Iya sayang. Mama akan berusaha ngebujuk papamu. Apa sih yang nggak buat anak kesayangan Mama ini" ujar Mama Nia gemas.
"Yeyyy. Makasih Ma" ujar Zilda sambil memeluk Mamanya.
"Ya udah tidur sana, udah malam. Besok sekolah jangan sampai telat" ujar Mama Nia sambil menyelimuti anaknya.
"Iya Maa. Zilda sayang Mama. Selamat malam Ma" ujar Zilda.
"Iya sayang, mama juga sayang sama Zilda. Selamat malam juga, Zilda" ujar Mama Nia dan mengecup pipi Zilda dengan gemas.
Setelah memastikan Zilda tidur, mamanya langsung menutup pintu kamar Zilda dan menuju ruang tamu menemui suaminya. Mama Nia ingin segera membujuk suaminya agar merestui apa yang menjadi keinginan Zilda yang hampir 3 tahun ini, Zilda pendam sendiri.
Papa Ervan jadi tidak tega dengan apa yang dibicarakan Mama Nia. Akhirnya Papa Ervan juga menyetujui bujukan Mama Nia untuk mengizinkan agar Zilda ikut ekstra musik yang digemari anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I SEE YOU
Romance{ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA } Shakila Zilda Putri Anastasya, gadis cantik nan imut memiliki hati seperti malaikat dan punya jiwa solidaritas yang tinggi. Sehingga, Zilda dijadikan sandera oleh musuh keluarganya-keluarga Adijaya. Syahida Rasya Eiza...