The Wheel Of Fate Is Turning

891 117 8
                                    

Mempelajari proposal yang harus diselesaikannya hari ini, kepala Hinata terasa sedikit berputar. Ia tahu nyeri kepala hebat akan menderanya lagi jika ia tidak segera meminum obat. Hinata membuka laci mejanya dan mengambil sebutir pil penahan nyeri. 

Belakangan ini nyeri kepalanya sering kambuh. Mungkin efek kelelahan akibat harus memimpin perusahaan sebesar Hyuga serta pemikiran tentang penyakit ayahnya dan juga akibat kehadiran seseorang yang tidak ingin Hinata ingat-ingat sekarang.

Tapi ia menguatkan dirinya. Ia harus bertahan. Sementara ayahnya dirawat di rumah sakit ia adalah pemegang tanggungjawab perusahaan. Dan nasib ribuan karyawannya, puluhan ribu jika menghitung keluarga mereka, bergantung padanya.

Untungnya kondisi Hiashi selama seminggu ini sudah berangsur membaik. Hinata merasa lebih tenang meninggalkan ayahnya bersama Kou dan melanjutkan pekerjaannya di kantor utama Hyuga. Ia harap ayahnya bisa segera pulih dan kembali memimpin Hyuga bersamanya.

🎶🎶Ha! How'd you like that!🎶

Kou menelepon?

"Ada apa Kou? Bagaimana kabar ayah?"

"Mohon maaf mengganggu anda di jam kerja, Hinata-sama. Tapi kondisi Hiashi-sama... pagi tadi sebetulnya mengalami serangan kembali."

Ayah!

"Saat ini kondisi beliau sudah relatif stabil dan tenang. Tapi beliau mengatakan ingin segera bertemu dengan anda. Apakah anda bisa menyempatkan waktu ke rumah sakit nona?"

"Bisa. Aku akan segera tiba di rumah sakit."

Hinata dengan tergesa menelepon sekretaris pribadi ayahnya, Neji, untuk mengurus pekerjaan yang akan ia tinggalkan.

Betapa terkejutnya Hinata, ketika mendapati Itachi sudah berada di depan kamar ayahnya setibanya ia di rumah sakit. Melihat wajah angkuh itu, Hinata benar-benar kesal!

"Uchiha-san! Kenapa anda di sini?!"

Kou membuka pintu kamar.
"Hinata-sama, Uchiha-sama... Hiashi-sama sudah menunggu."

Apa? Kenapa ayah memanggil Itachi juga? Tapi Hinata menyisihkan kebingungannya untuk sementara. Kondisi ayahnya jauh lebih penting.

"Ayah, Hinata di sini." Hinata meraih tangan ayahnya yang dingin dan lembab. Hiashi sudah dalam posisi setengah duduk di kasur, selang oksigen masih terpasang di hidungnya.

"Hinata... Ayah sudah baik saja." Hiashi tersenyum, namun bicaranya pelan dan tampak lelah. Seolah bernafas saja sebuah hal yang berat baginya.

Hiashi lalu menyapa Itachi yang juga datang.
"Itachi-san, kamu juga bisa datang. Terima kasih sekali."

"Ayah ada apa kok tiba-tiba memanggil Hinata kemari. Nanti pulang dari kantor juga kan Hinata akan menjenguk ayah."

"Ayah hanya khawatir... Tidak ada waktu lagi..."

"Ayah apa-apaan!" Hinata refleks meninggikan suaranya karena tidak menyukai pernyataan ayahnya.

"Itachi-san, sebelumnya maafkan aku akan merepotkanmu. Tapi maukah kau memenuhi permintaan seorang tua yang sedih ini?"

This Black LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang