Aku duduk lemas dibangku tunggu rumah sakit ditemani kakakku yang mondar-mandir kebingungan dengan wajah frustasi,khawatir dan ketakukan yang menjadi satu hingga membuatnya terlihat sangat nelangsa,didepanku ada kakak iparku yang sudah menangis sesenggukkan didalam pelukan ibu.
Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa,ingin rasanya menenagkan kakak ku,merengkuhnya,menguatkanya.namun pasti dia tidak akan menyukai itu,yang ada dia hanya akan marah dan menjadikanku pelampiasan masalahnya.
*Flashback on*
Siang tadi saat aku sedang bekerja dikedai kopi, tiba-tiba ibu menelfon dengan menggunakan hp mba Eva karena memang ibu sudah tidak menggunakan hp lagi.ibu menyuruhku kerumah sakit secepatnya,awalnya aku pikir penyakit ibu tambah parah hingga harus dibawah kerumah sakit.jadi aku meminta ijin untuk pulang cepat hari ini.
Saat sampai, aku sempat kebingungan mencari ruangan yang ibu tempati namun langkahku terhenti setelah melihat mereka berada didepan ruang icu,dengan mas hanif yang merangkul mba eva yang terlihat sedih,dan ibu yang duduk dibangku tunggu rumah sakit dengan wajah khawatir.
Aku kebingungan,jika bukan ibu lalu siapa yang sakit? Melihat mereka yang sepertinya sangat tegang dicampur sedih, membuatku memilih untuk diam saja dan memeluk ibu dari pada bertanya. Namun seorang dokter yang keluar dari ruang icu itu dengan baik hati menjawab semua kebingunganku.
Dokter itu mengatakan bahwa nara mengalami gagal ginjal sehingga harus menjalankan oprasi secepatnya, nara adalah anak bungsu dari kakak ku.
Aku yakin mas hanif dan mba eva pasti sangat terpukul saat mendengarkan ucapan dokter itu. Dan benar saja
Belum selesai dokter bicara mba eva sudah menangis histeris,otomatis ibu yang melihatnya langsung menghampiri dan memeluk mba eva berharap dia bisa tenang,sedangkan mas hanif telah mengikuti dokter keruangannya untuk membicarakan lebih lanjut tentang oprasi anak nya.Aku sendiri masih duduk diam dengan segala keterkejutanku,bagaimana mungkin anak lucu dan selincah nara bisa mempunyai penyakit yang menyeramkan itu,nara adalah anak perempuan yang manis,dia baru berumur 9 tahun, dengan tubuhnya yang kecil itu bagaimana bisa nara menanggung sakit seperti ini.
Setetes air mata jatuh dipipiku namun langsung kutepis,secara bersamaan aku melihat mas hanif berjalan lunglai seperti tanpa tenaga dan tidak tau arah.
"300juta"
Mas hanif mengatakannya dengan nada yang putus asa.Tanpa harus dijelaskan lagi kami telah mengetahui dengan jelas apa maksud dari kata-kata itu.
*Flashback off*Saat kami kebingungan mencari uang sebanyak itu di mana,tiba-tiba ada suara lembut terdengar.
"Aisah?"
kami menoleh saat mendengar seseorang memanggil nama ibu dengan suara lembut namum terdengar ragu-ragu,mungkin dia takut salah orang."Rena!" Ucap ibuku terdengar kaget namun senang walaupun masih terlihat guratan sedih diwajahnya, lalu menghampiri wanita yang dipanggil rena tersebut.wanita itu terlihat senang lalu memeluk ibu dengan sangat erat.
*************
Tok tok tok
"Maaf pak,bapak Aiz basil dari..." Ucapan dion sekretaris barunya itu dengan cepat terpotong oleh seseorang yang sudah menepuk bahunya pelan dengan senyum dan tatapan seolah menyuruh dia diam dan keluar dari ruangan itu.Kamael yang bingung atas keterdiaman sekretarisnya akhirnya mengangkat kepala guna melihat apa yang telah terjadi.
"Sekretaris baru el?" Tanya orang itu saat melihat kamael sudah mendongakkan kepala melihatnya.
"Papih?tumben kesini" Ucap kamael bingung sambil mengangguk menjawab pertanyaan papih nya.
Dia Lalu menuju mesin kopi yang ada disudut ruangan itu.
YOU ARE READING
BahagiaKu
Любовные романы"Jadi katakan bagaimana caraku bisa bahagia tanpa adanya kamu,kalau sumber kebahagiaan ku saja adalah kamu?"