🍁
"Jadi, kau sekarang menyalahkanku Tuan Muda Cho?" Minho bertanya sinis dengan penekanan tiga kata terakhir.
Tatapan Kyuhyun semakin dingin, membalas pandangan tidak suka yang menghujam dari sang sahabat. Ego Kyuhyun menolak tenang. Dia benci sebutan itu.
"Kau merasa seperti itu Choi Minho~ssi?"
"Siapa dirimu sekarang? Cho Kyuhyun yang kukenal adalah orang yang apatis tetapi kritis, dan sekarang kau seolah-olah seperti—"
"Aku sudah mencoba abai, tapi dia yang datang padaku dan memintaku untuk melakukan hal itu. Kau percaya?" Kyuhyun memotong perkataan Minho. Tidak lagi ingin mendengar penghakiman lain.
"Bualan macam apa ini? Mana ada perempuan yang menyerahkan diri untuk dirusak." Minho berucap dengan nada remeh. Membuat Kyuhyun berdecak dan kembali tidak peduli. Percuma saja dia menjelaskan hingga mulutnya berbuih, sahabatnya akan tetap berpikir bahwa di sini hanya dia yang salah.
"Apapun itu, karena kau sudah berbuat, kau juga harus bertanggung jawab atas semua resikonya," ucap Jonghyun lalu beranjak meninggalkan ruangan diikuti Minho. Sepertinya, tidak hanya Kyuhyun yang butuh sendiri, tetapi kedua sahabatnya juga harus menenangkan diri dari rasa shock yang hampir membuat mereka kaku di tempat.
🍁🍁🍁
Jonghyun memacu mobilnya setelah memulangkan Minho ke rumah. Pria itu meminta waktu privasi, meski sahabatnya tersebut berusaha ikut dengan berbagai bujuk rayu, namun Jonghyun tetap bersikukuh menolak. Saat dua kali memutari kota untuk menemukan seseorang yang sempat ia tangkap keberadaannya ketika mengantar Minho, napas Jonghyun akhirnya bisa berhembus lega. Mata elangnya menitik sosok perempuan yang sedang berusaha menyeberang jalan di depan sana.
Gadis yang ia kenal bernama Seohyun masih dengan tenang berjalan dan berbelok ke sebuah tempat.
Jonghyun segera membuka pintu mobil, lalu keluar dan mengikuti kemana tujuan orang yang ia incar. Dahinya tiba-tiba berkerut mengetahui area yang baru saja ia masuki. Sebuah kompleks pemakaman elit. Melihat Seohyun berjongkok di salah satu nisan membuat Jonghyun mengurungkan niatnya untuk menghampiri. Dan berakhir menjadi patung pengamat sampai gadis itu selesai dengan urusannya.
🍁🍁🍁
Seohyun tersenyum setelah sampai. Langkah yang ia bawa dengan paksa untuk bergerak santai, kini seketika melemas. Hingga akhirnya tubuh itu luruh. Sorot tegar itu menatap sendu pusaran sang ibu. Sebisa mungkin menahan lelehan air mata, menyembunyikan kesakitan dan penderitaan yang selama ini ia tanggung sendiri mati-matian.
"Apa kabar eomma?" Pertanyaan itu terdengar lirih dengan getaran pekat di sepanjang nada, membuat Seohyun mengurungkan niat untuk berkata lebih banyak. Bibirnya tergigit tipis. Sejenak memejamkan mata untuk menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Love Line
Fanfiction🍁🍁🍁 Tujuannya ingin bebas, bukan malah terikat. Jika Seohyun umpan yang salah, maka Kyuhyun akan melepasnya. Jika Seohyun tidak berguna, maka Kyuhyun akan membuangnya. Dan jika Seohyun sudah tidak berarti apa-apa, maka Kyuhyun akan menjauhinya. H...