Prolog

31 5 29
                                    

Aku menganggap diriku hanya seperti seorang figuran. Pelengkap dari skenario Tuhan pada pemeran utama.

Tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, hanya melewatinya dan melakukan hal-hal yang biasa kulakukan.

Itu adalah peranku selama ini.

Tak pernah sedikitpun aku membantah, tak mempedulikan yang terjadi. Aku sudah cukup kecewa akan kehidupanku di masa lalu dan merasa ini adalah aku yang sebenarnya.

Aku berjalan melewati koridor sekolah yang ramai dengan siswi yang tak sabar untuk keluar namun bagiku terlihat sunyi.

Rasa tak peduliku mungkin sudah parah, aku tak pernah mendengar suara maupun wajah mereka. Bukan orang tuli ataupun buta hanya saja aku merasa mereka tak penting.

Dalam hidupku, tujuannya hanya menjalani hidup seperti ini. Aku nyaman dalam kesendirian ku. Menikmati langit cerah, hembusan angin yang menyapa dan wangi bunga saat musim semi datang.

Aku tak pernah menyangka bahwa semua berubah dalam semalam.

Menampakan sesuatu yang seharusnya tak ada, mengusik ketenangan ku dan kejadian merepotkan berulang kali.

Aku berharap ini mimpi, lebih tepatnya aku menyakini ini hanya mimpi. Mimpi buruk yang bertopeng indah. Karena jika aku kembali dalam kenyataan semua akan menjadi kenangan buruk.

Keinginan ku, aku bisa cepat terbangun dan kembali pada kehidupan ku semula.

You Are Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang