Di tepian sungai dengan air yang mengalir begitu tenang, terdapat satu orang berpakaian hitam lengkap dengan tudungnya. Wajahnya hampir tidak kelihatan dan hanya terlihat setengahnya saja.
Orang berjubah ini tengah menggendong Bayi yang baru saja lahir dengan hanya mengenakan satu helai handuk, agar tubuh mungilnya tidak kedinginan.
Sesekali, ia menyentuh hidung si bayi—lalu bayi itu menggenggam jarinya hingga aksi si bayi kecil kelihatan menggemaskan.
Beberapa saat pria berjubah tersebut menatap wajahnya, berpikir kalau si bayi kecil memiliki bola mata yang sangat indah dan juga.. misterius. Tatapannya dalam dan juga penuh pertanyaan, membuat si pria tersebut merasa berat untuk menelantarkan si bayi kecil mungil nan menggemaskan itu.
Ya, ia akan menelantarkannya.
"Aku harap kau bisa menemukan orang yang menerima keberadaanmu." kata si pria berjubah seraya menaruh si bayi ke dalam kotak.
Cukup berat baginya melakukan tindakan seperti ini, pria berjubah itu sama sekali tidak bisa mengelak dan mau tidak mau harus melakukannya.
"Selamat tinggal, semoga kau bisa tumbuh besar di tempat yang dipenuhi oleh orang-orang baik." katanya, sambil menghanyutkan si bayi perlahan-lahan.
Bayi itu telah hanyut mengikuti aliran sungai, tidak banyak yang harus dikatakan oleh si pria berjubah ini. Setelah melihat bayi tersebut menjauh.. ia pun kembali berjalan.
Di dalam kotak, bayi imut nan menggemaskan itu hanya bisa memasang wajah polosnya. Tidak merengek apalagi menangis, ia malah bermain-main dengan kalung yang ada dilehernya.
Membayangkan bayi yang disimpan di dalam kotak kecil dengan ukuran yang sangat pas dengan tubuhnya.. hanya bisa diam dan mengikuti aliran sungai. Entah kemana aliran sungai itu membawanya.
Dari pagi... hingga sore ia masih terdiam tenang dan tidak menangis.. ditambah perutnya yang kosong tanpa ASI.
Sampai malam pun tiba, bayi itu akhirnya.. menangis kencang sampai didengar oleh hewan-hewan buas di tepian hutan. Padahal didalam kotak.. bayi itu tidak bisa melihat bahwa diluarnya gelap ataupun terang, yang jelas.. sangat gelap hingga tak terlihat.
Bayi itu terus menangis..
Menangis...
Menangis kencang...
Hingga pada akhirnya..
Ia pun terlelap dengan sendirinya..
Langit masih berwarna hitam, bayi itu tertidur sambil mengulum ibu jarinya sendiri. Tak terbayang bayi kecil melewati keperihan di hidupnya sejak lahir tanpa ASI. Padahal ia belum mengenal dunia yang dilihatnya, bayi polos dan tak tahu apa-apa.
Aliran sungai yang tenang masih berada disekitar Hutan, dan entah kapan ia bertepi.. bayi itu cuma bisa mengikuti kemana dirinya dibawa. Sampai pada akhirnya—ada orang yang melihat sebuah kotak terbawa hanyut.
Orang tersebut mempunyai bola mata yang merah dan tatapannya sangat dalam sedalam lautan tanpa dasar, serta rambutnya yang putih cerah dan berponi.
Orang itu dengan sigap mengambil kotak yang hanyut menggunakan ranting pohon yang lumayan panjang.
Tidak mengerahkan banyak tenaga, ia pun berhasil mengambil kotak yang hanyut itu ke tepian. Setelah dilihat lebih teliti.. ia melihat kotak tersebut terdapat lambang yang bentuknya sangat asing baginya.
"Lambang ini.."
Orang tersebut mengangkat-angkat kotak yang dipegangnya secara ingin mengetahui apa yang ada didalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
FanfictionIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun