Citra baru selesai memasak makan malam. Sedangkan Janu menunggu makanan selesai dimasak sambil menyaksikan acara infotaintment petang.
Gosip terhangat sore ini adalah tentang acara pertunangan salah satu anggota girlband yang bernama bernama Inge.
Dikabarkan juga Inge adalah member pertama yang memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dengan seorang pengusaha sukses.
Citra yang masuk ke ruang santai untuk memberi tahu jika makanan sudah siap, tidak sengaja melihat tayangan gosip tersebut. Tangannya terkepal dan dadanya terlihat naik turun untuk menahan tangisannya. Betapa teganya kedua pasangan itu karena tertawa bahagia di atas penderitaannya.
"Jangan menangis, Citra. Kamu cukup mengikuti arahan Janu dan suatu saat nanti kamu bisa membalas sakit hati beserta bunganya, kepada mereka berdua."
Lamunan Citra terhenti saat Janu menegurnya, "Kamu ngapain berdiri di situ?"
Citra buru - buru memasang tampang datarnya. Jika Inge saja mampu bersikap tidak peduli, maka ia juga harus bisa.
"Makan malam sudah siap, Bos!"
Janu meraih remote dan mematikan tivi tepat saat layar menampilkan gambar selfie Inge dan mantan suami Citra.
"Ayo temani aku makan!" ajak Janu sambil berdiri dari duduknya.
Sepanjang acara makan mereka, Citra terlihat sering melamun. Wajahnya juga terlihat sendu.
"Kamu kenapa?"
Pertanyaan Janu hanya dijawab oleh Citra dengan sebuah gelengan kepala.
"Kamu masih khawatir meninggalkan Puteri? Tenang saja aku akan menjaga bayimu. Pokoknya sebelum pergi, kamu pompa dulu ASI mu untuk kuberikan pada Puteri."
******
Janu tidak bisa tidur. Bayangan tubuh Citra yang telanjang dibawahnya membuat Janu ingin mengulangi kembali percintaannya dengan Citra. Sejatinya, ia bukanlah maniak seks. Namun sensasi bercinta bersama wanita itu membuatnya ingin mengulang kembali aktivitas panas tersebut.
Janu keluar dari kamarnya untuk membangunkan Citra. Wanita itu pasti tidak akan menolak keinginannya. Bukankah mereka sudah bersepakat dan menjalin simbiosis mutualisme? Dengan uangnya, Janu akan membantu Citra menjadi wanita terkenal dan Citra akan membayarnya dengan melayani Janu.
Langkah Janu terhenti ketika mendapati Citra tengah menangis diam - diam di sofa ruang santainya.
"Tunggu saja pembalasanku. Aku akan membuat hidup kalian berdua menderita sama sepertiku," umpat Citra sambil membersit hidungnya dengan ujung kaus longgar yang ia kenakan.
"Kamu belum tidur, Cit?"
Teguran Janu membuat Citra menghentikan tangisannya. Sejak kapan Janu berada di ruangan ini?
Janu mendekati Citra yang terlihat awut - awutan karena baru selesai menangis. Ia duduk disamping Citra dan mengulurkan tangan untuk merapikan anak rambut wanita itu yang berantakkan.
"Ingat sama mantan, ya?"
"Mas Bos mau tahu saja," sungut Citra sambil menunjukkan raut wajah cemberut.
"Tentu saja aku tahu. Karena aku juga pernah mengalami gagal move on dari wanita yang aku cintai selama sepuluh tahun. Bedanya, kamu masih bisa bertemu mantanmu sedangkan aku sudah tidak bisa bertemu lagi dengannya."
Setelah mengucapkan itu, Janu nampak menunduk untuk menyembunyikan raut wajahnya yang kini berubah sedih.
"Apakah dia meninggal?" selidik Citra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Panggung Untukmu (Sudah tersedia ebook di Playstore)
Genel Kurgu"Aku bersedia membantumu untuk membalas dendam pada suamimu" Januar Pribadi "Aku bersedia melakukan apapun asalkan keinginanku tercapai." Citra Larasati Simbiosis Mutualisme yang membuat Citra galau antara memilih untuk membalas dendam terhadap mant...