Bunyi getaran ponsel ribut diatas nakas membuat Jihoon terbangun lalu meraih ponsel pintar yang dibelikan Daniel untuknya empat bulan yang lalu.
Melihat jam di sana mengabaikan notifikasi grup chatnya yang berisikan mereka berlima, Jisung, Jaemin, Renjun, dan Younghoon. 19:27, sudah lewat jam makan malam.
Mendudukkan dirinya lalu meraih tongkat dan keluar dari sana menuju ruang tengah ketika ia mendengar suara orang yang ia kenal.
"wahhh!! Kenapa aku tidak boleh memakannya padahal aku yang membeli?"
"Jungkook, berhenti cerewet. Kau tahu kenapa tidak boleh memakannya, ini bukan milikmu."
"aku ingin memakannya!!"
"kenapa tidak membeli kue kecil lainnya? Itu salahmu Jeon."
Jihoon berdiri diam dibelakang dua pria didepannya saat ini yang duduk disofa dengan televisi menyala. Ia mengernyitkan dahinya bingung.
Jihoon tidak tahu sama sekali mengenai hubungan Daniel dan Jungkook.
"dokter Jeon?" panggilnya berhasil mengalihkan perdebatan dua pria itu dan dengan serentak memandangnya.
"oh? Haii adik manis, selamat ulang tahun!!!!" Jungkook mengambil kue diatas meja didepannya dan berjalan cepat dihadapan Jihoon yang kaku.
"ayo tiup lilinnya sebelum itu berdoalah untuk keinginanmu pada tuhan, dan dengan begitu aku bisa makan kuenya."
Daniel berjalan kearahnya lalu berdiri disamping Jungkook sambil tersenyum lembut padanya masih mengingat apa benar ini ulang tahun apa tidak.
"dad? Aku ulang tahun hari ini?" dengan bodohnya Jihoon hanya bisa bertanya karena ia tidak ingat tanggal hari ini merupakan tanggal kelahirannya, Daniel tertawa kecil dan mengusap pipi Jihoon sebentar.
"wait! Jihoon, kau tidak mengingat hari ulang tahunmu sendiri??" ucap Jungkook dramatis mengalihkan pandangannya pada Daniel.
"hm. Ini ulang tahunmu sayang, ayo tiuplah lilinnya. Ucapkan keinginanmu pada tuhan, mintalah sesuatu yang sangat kau inginkan dimasa depan, jangan lupa berikan salam pada kakekmu diatas sana. Semoga kau diberikan perlindungan,"
Daniel mengusap air mata yang mengalir bebas dipipi Jihoon, tersenyum berusaha menenangkan sang anak angkatnya yang hanya terdiam memandangnya.
Jihoon meremat tangannya pada penyangga ia berdiri lalu menunduk saat dirasa Daniel memeluknya.
"permisi, bisa kalian melihat keberadaanku di sini? lilinnya sudah mau meleleh habis diatas kue. Cepat, aku ingin memakan kuenya."
.
.
.
.
.Ruang tengah hanya diisi dengan suara kegirangan Jungkook saat memakan kue coklat berukuran bulat lumayan besar itu di potongan ke 8 nya, Jihoon bahkan belum menyentuh sedikitpun.
Ia menatap Jungkook meringis, ia tiba-tiba kenyang melihat dokter tampan itu makan dengan telaten tapi congok diwaktu yang sama.
"makanlah," Daniel menyerahkan satu potongan padanya, ia tidak menyadari saat sibuk menonton Jungkook makan, Daniel mengambil potongan kue itu.
Jihoon berada ditengah kedua pria itu saat ini, mengambil piring kecil yang diberikan Daniel lalu terkekeh senang. "terimakasih daddy!" seruannya dihadiahi usapan dikepalanya.
"makannya pelan-pelan saja ya, jangan sampai seperti orang yang disebelahmu."
Jungkook mendengarnya, tapi ia hiraukan. Kue coklat ini tidak boleh diacuhkan maka ia hanya bertingkah tidak peduli.
YOU ARE READING
Get Closer (NIELWINK) I√
Fanfiction(COMPLETED) 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Jihoon membenci rintikan air. rintikan air itu membuatnya kehilangan dunianya, kakek yang menjaganya dari lahir. orang tua? hahaha jangan membuatnya mendengar pertanyaan itu. Wajah mereka bahkan ia tidak tahu. hidup seoran...