Kopi Hitam dan Cokelat Hangat

76 7 1
                                    

Di dunia ini ada hal-hal yang patut di perjuangkan dan ada hal yang harusnya kita tinggal. Kadang, aku kesusahan untuk memilih di antara keduanya.

Sore ini aku menyesap kopi hitam dengan sedikit gula. Seolah menegaskan bahwa hidupku memang lebih banyak kulalui dengan hal-hal yang pahit dari pada sesuatu yang manis. Satu-satunya kemanisan yang masih ku dapat sampai sekarang adalah bisa tidur satu ranjang dengan sosok yang ku damba bertahun-tahun lamanya. Meski di antara kita sama-sama tahu bahwa aku selalu menginginkannya, dia teguh dengan ikatan sahabat yang menjerat. Huft, ini bukan sesuatu yang manis ya?

“Ra, lo jadi ketemu sama si Latte sore ini?” tanyanya dengan nada yang terdengar merajuk. Entahlah, aku kadang muak dengan sikapnya yang seolah-olah menginginkanku tapi menjadi jauh ketika aku berusaha menggapainya.

“Iya” jawabku sambil menyesap lagi kopi hitam yang mulai dingin. Rencananya malam ini aku akan bertemu dengan seseorang yang ku kenal dari dating aplication. Dari foto-foto yang ia kirim aku menyimpulkan bahwa dia pemuda yang lucu dengan senyum manis yang membuat matanya jadi segaris. Jika dibandingkan  dengan Shou ada unsur mendasar yang membedakan keduanya. Senyum Shou itu jenis senyum yang menular ketika kita melihatnya, dengan lesung pipit di sebelah pipi kirinya. Sedangkan senyum pemuda ini terlihat manis menggemaskan dengan bentuk wajah imut kekanakan. Lebih manis tentu saja, setidaknya aku harus menganggapnya begitu.

“Apa lo yakin bakal berhasil dengan yang satu ini?” ucapnya sambil menyenderkan kepalanya di bahu kananku. Kita sedang menonton tv di ruang tamu kontrakan yang  batas sewanya masih sampai satu tahun kedepan.

“Setidaknya gue lebih yakin dengan dia dari pada dengan seseorang yang tarik ulur tidak jelas apa maunya Shou” kataku sambil mendorong pundaknya dengan tangan kiriku agar duduknya tegak tidak menyender di bahuku.
Shou tiba-tiba bangkit masuk kedalam kamar menutupnya dengan sedikit membanting daun pintu, meninggalkan cokelat hangat kesukaannya yang masih setengah gelas. Aku menghela nafas panjang lalu membuangnya kasar, berharap beban hidup bisa sedikit menguar bersama hembusan nafasku.

Shouki sudah mengetahui perasaanku padanya sejak kelulusan SMA. Aku menyatakan perasaanku dengan sungguh-sungguh waktu itu. Sudah bersiap kalau dia tiba-tiba menonjok atau meludahi wajahku karena jijik ketika tahu bahwa sahabatnya ini homo dan juga memiliki perasaan terhadapnya. Tapi reaksi yang dia tunjukkan tidak pernah ku sangka-sangka. Dia dengan amat santai mengatakan bahwa rasa cinta memang tidak bisa dikendalikan. Dia tidak pernah menyatakan keberatan soal cinta yang aku rasakan dan hasrat menggebu untuk menyentuh tubuhnya. Dia hanya menegaskan bahwa kita berdua tetap sahabat, dan akan terus begitu.

Aku masuk ke kamar ketika jam menunjukkan pukul lima sore. Selesai mandi aku mengganti pakaianku di kamar, Shou berbaring di ranjang dengan posisi memunggungiku entah sedang tidur atau hanya memejamkan mata saja. Aku mengenakan celana jeans biru terang, dan kaos hitam lengan panjang.
Ketika aku hendak membuka pintu kamar tiba-tiba Shou membalik tubuhnya dan melempar kunci kontrakan dengan gantungan bebek.

“Kunci dari luar, gue nggak keluar-keluar lagi, malas bangun jadi nanti nggak usah bangunin gue buat bukain pintu. Atau mau pulang besok pagi? Terserah” katanya sambil membalik badannya seperti semula.

“Mau di bawaian apa? Gue nggak nginep kok, cuma makan biasa lalu pulang” tawarku.
“Nggak usah.” Jawabnya kelewat cepat.
_______
Duapuluh menit berkendara dengan motor akhirnya aku sampai di tempat janjian. Aku langsung mencari keberadaan pemuda yang mengenakan kaos biru muda. Dia menyebutkan ciri-ciri dan pakaian yang ia kenakan sebelum aku berangkat tadi. Itu dia, sedang duduk sendirian memainkan handphone. Dengan segera aku hampiri mejanya.

Hampir dua jam aku menghabiskan waktu di café itu untuk mengobrol dengannya. Membicarakan hal-hal ringan sabagai perkenalan. Tentang hobi, makanan favorit, binatang apa yang disuka, film apa yang sering ditonton. Juga tentang rencana move on ku dari Shouki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kopi Hitam dan Cokelat HangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang