Seungmin menusuk tubuh Hyunjin berkali-kali yang sudah tidak bernyawa. Pakaian Seungmin sudah dilumuri darah, termasuk wajahnya.
Ia menginjak-injak penuh emosi tubuh itu. "Bangsat!! Sok pahlawan lo, hah?!!"
Seungmin mengusap kasar darah di wajahnya. Setelah itu, ia menendang Hyunjin ke dalam jurang dan berakhir tercebur ke sungai. Seungmin tersenyum puas, dan kembali melangkah dengan terpincang-pincang. Beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri karena berkelahi dengan Hyunjin.
Ia terus menggenggam guntingnya yang sudah berlumur darah hingga menetes sepanjang perjalanannya.
"WOI BERHENTI!!" teriak Beomgyu yang sudah ngos-ngosan kepada Yeonjun dan Changbin.
"Loh, Beomgyu? Lo ngapain?" tanya Yeonjun.
Changbin terbelalak melihat beberapa luka di tubuh Beomgyu. "Lo kenapa?!"
Beomgyu mengatur nafasnya, dan menunjuk belakangnya. "Kak Seungmin, dia pelakunya!! Dia lagi ngejar kita sekarang!!!"
Yeonjun dan Changbin saling berpandangan. "S-seungmin pelakunya??"
"Haduh udah deh! Ribet gue jelasinnya, pokoknya sekarang kita sembunyi dulu." gerutu Beomgyu.
Mereka melangkah mencari tempat sembunyi yang aman. Tapi tiba-tiba, Beomgyu dan Yeonjun menginjak sebuah tali.
"Apaan i—WAA!!!" Beomgyu berteriak ketika tali yang diinjaknya membuatnya tergantung di dahan pohon, beberapa meter di atas tanah.
Tali itu mengikat kuat kakinya. Yeonjun juga mengalami nasib yang sama, dan sekarang posisi mereka digantung dengan posisi terbalik.
"Anjir dia masang perangkap!!" seru Yeonjun begitu melihat banyaknya perangkap dari atas.
"Kak Changbin, tolongin kita. Gue pusing nih liat dunia kebalik gini." pinta Beomgyu, memohon.
Changbin mengangguk. "Sebentar."
"Mau ngapain lo?"
Pergerakan Changbin terhenti. Perlahan, ia menolehkan kepalanya. Iris matanya bertumbuk dengan kedua manik Seungmin yang menajam. Tangannya menggenggam sebuah gunting yang sudah berlumur darah.
Changbin merasa detak jantungnya berdetak lebih cepat begitu teringat dengan Jeongin dan Hyunjin yang entah bagaimana keadaan mereka sekarang.
Seungmin melangkah maju berhadap-hadapan dengan Changbin. "Kalian semua bakal kalah."
"Cecunguk sialan!" umpat Yeonjun dari atas.
"Maksud lo apaan sih bunuh-bunuhin kita?" ketus Changbin.
Seungmin tersenyum kecil. "Sebagai hukuman. Hukuman karena kalian udah mengganggu konsentrasi gue."
Yeonjun tertawa. "Anjir gue baru nyadar. Lo kan kerjaannya nulis cerita terus. Lo pasti keganggu gara-gara berisik ya??"
Seungmin mendongak keatas, menatap Yeonjun yang masih tertawa. "Lo juga salah satunya."
"Astaga, Kim Seungmin. Harusnya lo bilang ke kita, jangan berisik atau jangan nyalain alarm nanti gue gak konsen. Udah, beres kan? Gitu aja kok susah, tolol." sarkas Yeonjun.
Yeonjun melanjutkan ucapannya sambil terkikik geli. "Lo kalo mau suasananya aman damai, tentram dan sejahtera, ya lo liburan sendiri sana. Di hutan amazon aja deh gue saranin. Lo nya juga gak ngotak bikin cerita di sini, sementara lo sendiri udah tau kalo temen-temen lo ini berisik banget."
Seungmin mengepalkan tangannya, emosi. Ia menarik salah satu tali yang tergantung di pohon, dan setelah itu sebuah pisau menancap di perut Yeonjun.
Yeonjun meringis, namun kembali menatap remeh Seungmin. "Beginilah orang yang egois. Buta kupingnya, congek matanya. Eh! Kebalik deh, wkwk."
SRAT!
Pisau kembali melesat dan kali ini menusuk pahanya. Seungmin menatap Yeonjun penuh kebencian, dan mengacungkan guntingnya.
"Gue bakal gunting lidah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』
Mistério / Suspense[TXT ft. SKZ series thriller 2] ❝Ssst, matiin alarm lo dan jangan berisik.❞