Secret . 9

2.6K 320 14
                                    

V, Jimin dan Jungkook sedang makan siang diatap sekolah. Tempat ini menjadi markas mereka ketika berada disekolah. Mereka sedang asik memakan jajangmyeon yang Jimin beli dikantin. Setelah selesai mereka bertiga tidur-tiduran diatas matras yang mereka ambil dari gedung olehraga.

Saat sedang asik melamun memandangi langit yang cerah Jungkook tiba-tiba berceloteh, "Hyung apa kau ingat saat kita bertujuh dulu masih bersama? Saat kita bermain bersama digudang tua belakang sekolah kita yang dulu? Atau saat kita bertujuh melakukan perjalanan ke pantai? Tiba-tiba aku merindukan saat-saat itu."

V dan Jimin terdiam mendengar ucapan sang maknae. Jimin menoleh kesamping memandang wajah V yang menatap kosong kearah langit. Jimin tau sebenarnya V juga merindukan saat-saat itu sama seperti dirinya.

Tapi kini keadaan sudah berbeda. Sudah tidak ada mereka bertujuh. Hoseok sudah tidak ada. Begitupun Yoongi yang menjauh. Dan semua itu karena V sampai saat ini yang masih bungkam. Jimin tidak mau memaksa V karena V pun sudah berjanji akan menceritakannya disaat dia sudah siap.

"Apa kalian nanti akan ke apartemen?" Suara V membuyarkan lamunan Jimin.

"Iya. Aku dan Jungkook akan kesana. Kenapa? Tidak boleh?" kata Jimin.

"Aku kan hanya bertanya," tukas V. "Kalian itu setiap hari pasti mampir kerumah. Bahkan sering kali menginap. Apa kalian tidak bosan?"

"Untuk apa kami bosan? Aku tidak pernah bosan jika bersamamu. Kau itu adalah soulmateku. Belahan jiwaku. Jadi tidak mungkin seorang soulmate bosan pada soulmatenya sendiri. Aku bahkan mulai berpikir untuk benar-benar pindah ketempatmu," ujar Jimin menyuarakan idenya.

"Lalu kau mau meninggalkan kedua orang tuamu sendirian dirumah besar itu?" tanya V.

"Mereka tidak akan keberatan jika aku pindah. Toh masih ada kakakku yang bolak balik kesana. Bukan berarti aku pindah lalu melupakan mereka bukan? Apa? Kenapa? Kau tidak suka jika aku pindah keapartemenmu seperti Seokjin hyung?" mata Jimin memicing kearah V.

"Sebenarnya aku sedikit keberatan. Pastinya apartemenku akan makin berisik ditinggali orang cerewet sepertimu."

"Hei!"

"Hahahaha... V hyung benar. Jimin hyung memang cerewet. Kebalikan dengan Yoongi hyung. Dia itu pendiam dan tenang. Ops!" Jungkook menutup mulutnya menyadari keteledorannya. Ia menoleh dilihatnya raut wajah V yang sudah berubah suram. Jungkook memaki dirinya sendiri karena sudah kelepasan bicara.

Memahami suasana yang berubah tidak enak Jimin mengalihkan pembicaraan.

"Seokjin hyung sekarang makin kelihatan gembira ya. Setiap hari aku bisa melihatnya tersenyum dengan wajah yang cerah. Berbeda dengan dulu. Sekarang dia sudah bebas melakukan apapun yang ia inginkan."

"Aku juga tidak menyangka bahwa Seokjin hyung keluar dari rumah dan membuka usahanya sendiri. Aku kaget saat mengetahuinya. Kupikir dia ikut dengan orangtuanya pindah ke Sidney," Jungkook ikutan. Dia tahu Jimin sedang membantunya mencairkan suasana.

"Kupikir juga begitu. Tapi passionnya memang dimakanan kan? Sejak dulu dialah yang paling kuat makan diantara kita. Bahkan kau saja kalah Kookie," Jimin menimpali.

"Hahaha... iya kau benar hyung. Tapi lucunya dia tidak pernah gendut walaupun sudah makan sebanyak itu."

"Hei kau tidak tahu ya? Dulu dia pernah diet dengan hanya memakan dada ayam saja selama setahun."

"Jeongmalyo?"

"Iya dia itu...."

V tetap dalam keterdiamannya mendengarkan celotehan kedua sahabatnya itu. Pikirannya masih melayang kepada Yoongi gara-gara ucapan Jungkook tadi. Hyungnya yang satu itu kini terlihat benar-benar membencinya. Dia sama sekali tidak mau berinteraksi dengannya sebelum V memberitahu apa yang menjadi penyebab Hoseok bunuh diri juga keberadaannya diapartemen Hoseok kala itu.

Hoseok, pemuda manis yang selalu menjadi sunshine dikelompok mereka. Juga sipenakut dan pengecut. Tapi berani mengambil keputusan untuk bunuh diri.

"Kalian nanti duluan saja ke apartemenku. Aku ada urusan sedikit. Jika kalian lapar pesan saja sendiri melalui delivery. Aku sepertinya akan pulang terlambat."

Jimin dan Jungkook mengiyakan perkataan V. Mereka berdua paham jika moodnya jelek. Jimin diam-diam menyikut rusuk Jungkook membuat pemuda kelinci itu mengaduh pelan.

"Jika ada apa-apa hubungi aku," Jimin mengelus surai V.

V menjawab dengan gumaman. Setelah itu dia memejamkan mata. Sepertinya dia tidak akan ikut jam pelajaran berikutnya.










***










Sesungguhnya hari ini V tidak pergi kemana-mana. Dia hanya butuh tempat untuk menyendiri.

Lalu kemana dia sebenarnya? Disinilah dia berada. Didepan guci yang berisikan abu Hoseok. Dirumah peristirahatannya yang terakhir. Menatap foto Hoseok yang tersenyum cerah padanya. V hanya diam tidak berbicara atau melakukan apapun. Sudah satu jam dia seperti itu. Hanya diam tidak mempedulikan beberapa kali orang yang melewatinya hendak mengunjungi kerabat mereka yang juga disemayamkan disana.

"Hyung, bolehkah? Bolehkah aku mengatakannya? Aku lelah terus seperti ini. Hyung mengapa kau meminta hal seperti itu? Aku sudah tidak sanggup melihat Yoongi hyung bersikap seperti itu kepadaku. Hatiku sakit melihat sinar matanya yang selalu menatap dengan benci kearahku. Tak bisakah aku melepas semuanya? Kau tau bahkan aku tidak bisa menemukan kedamaian dalam tidurku semenjak kau pergi. Bayang-bayangmu selalu menghantuiku. Tolong lepaskan aku hyung. Hiks, aku lelah hyung. Aku lelah."

V menangis terduduk didepan foto Hoseok yang tersenyum. Meluapkan semua beban dan kesedihan yang ia pendam selama bertahun-tahun.

V tidak sadar seseorang memandanginya dengan tatapan sendu dari balik dinding. Yoongi. Dia melihat V yang menangis. Tangannya meremas seikat bunga yang ia bawa untuk Hoseok. Dia sudah ada disana sejak beberapa saat lalu.

"Katakanlah jika itu berat. Jangan kau pendam sendiri V-ah. Aku hanya ingin kau melepaskan semua itu. Berhenti menyiksa dirimu sendiri." Lirihnya.









***








V pergi meninggalkan rumah abu dengan keadaan kacau. Matanya terlihat sembab. Dia pulang berjalan kaki karena mobilnya ia tinggal disekolah. Dia enggan naik bus karena dia memang benar-benar sedang ingin menyendiri.

Tanpa V ketahui, sejak tadi Yoongi mengikutinya dari kejauhan. Diperhatikannya punggung V yang terlihat rapuh. Dia sebenarnya sangat menyayangi dongsaengnya yang satu ini. Hanya saja mereka sama-sama keras kepala. Tidak mau menyingkirkan egonya untuk kembali menjalin tali persahabatan yang sudah koyak.

V berhenti disebuah minimarket. Membeli sekaleng bir dan sebungkus rokok. Beruntung tadi dia sempat mengganti baju seragamnya disekolah. Jadi dia bisa membeli kedua barang tersebut.

Mengambil duduk dikursi luar minimarket, V membuka bir lalu meminumnya sedikit. Menyalakan satu batang rokok kemudian menyesapnya. Dia memang selalu merokok untuk menenangkan diri.

Yoongi memutuskan untuk menghampiri V. Tanpa basa-basi dia duduk disebelah V dan membuat si pemuda sedikit terkejut. Tapi V membiarkannya. Yoongi mengambil sebatang rokok milik V lalu membakarnya. Tidak ada yang membuka percakapan karena mereka berdua tau yang mereka butuhkan saat ini bukan kata-kata tapi kehadiran seseorang.

Cukup lama mereka dalam situasi seperti itu hingga salah satu dari mereka bangkit kemudian berlalu. Meninggalkan satunya dalam lamunan. Berharap waktu bisa diputar kembali dan kejadian itu tidak pernah terjadi.







Tbc.





Publish : 10 Agustus 2020
Revisi : 5 April 2021

Chapter hari ini kayaknya gaje banget dah. Wkwkwk... tapi ya sudahlah... 😊

Vote dan komen aku nantikan 😆😆😆

See u next chap!!

Borahae Army!!!

The Secret (BTS/ Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang