2. Aku Payah

274 88 64
                                    

      Hari ini adalah weekend. Hampir semua orang di komplek perumahan ku sudah merencanakan kegiatan mereka hari ini. Aku melihat tetangga depan rumahku sudah bersiap-siap pergi ke suatu tempat. Aku rasa mereka akan pergi piknik karena mereka sedang memasukkan keranjang makanan dan tikar ke dalam mobil mereka. Mereka sepasang suami istri dengan dua anak laki-laki yang lucu. Anak-anak itu pasti sudah tidak sabar. " Aku juga ingin, tapi tak bisa."

      Aku juga ingin menghabiskan weekend ini dengan sesuatu yang menyenangkan. Entahlah. Apa yang akan aku lakukan hari ini? Seperti nya aku akan melukis saja hari ini. Karena hari ini hari Sabtu, Mama tidak memberiku materi pelajaran.

     Mari kita lihat apakah aku masih mempunyai persediaan kanvas di bawah tempat tidurku. Ah, sudah tidak ada. Apa Mama bisa membelikan ku kanvas? Apa dia sibuk? Aku menuruni tangga menuju ruang tamu dan menuju dapur.

       " Ma, kau ada dimana? Apa kau sedang sibuk?" Tidak ada yang menjawab.

     Aku mencari ibuku di kamarnya. Tidak ada juga.

 
    "Ma?" Tidak ada orang.  Seperti nya ia pergi terburu- buru. Ada apa ya? Ayahku sedang pergi bekerja ke luar kota. Mungkin ia akan pulang beberapa hari lagi. Aku sendiri dirumah. "Mari memutar otak dan mendapatkan ide baru"

    Aku membuka lemari pakaianku. Isinya lebih banyak berwarna putih. Aku mencari kaus putih polos dan menggunakan nya sebagai media lukisku. Tak sulit untuk menemukannya. Aku menyiapkan semua peralatan yang aku butuhkan. Aku mengambil meja lipat dari bawah kasurku dan memasangnya di dekat jendela.

      Setelah semua sudah dipersiapkan, waktunya bertempur. Tunggu sebentar! Aku melupakan sesuatu. Apa yang akan ku lukis di kaus ini? Setelah berpikir sejenak, aku akan melukis gambar rubah kecil imut di kaus ku. Aku membuka  jendelaku agar udara segar dapat masuk.

     Tangan ku tak berniat beristirahat. Begitu juga dengan keinginan ku. Aku begitu menikmati waktu ku. Lihat ini!! Terlihat sangat lucu. Setelah satu setengah jam berkutat dengan kaus dan cat, akhirnya aku menyelesaikan pekerjaan ku. Aku berniat mengeringkannya di jendela ku. Aku menggantungkan kaus nya pada tali yang sudah tersedia. Angin meniup lembut kaus itu. Angin juga terasa begitu nyaman saat terkena wajahku.

      Aku mengambil napas dalam dan menghembuskan nya. Hari ini begitu sejuk dan segar. Aku menutup mataku sejenak. Aku menahan posisi itu beberapa menit sambil menghirup udara segar. Akhirnya aku membuka mata dan melihat ke arah bawah.

      Sontak mataku terbuka lebar. Seorang laki-laki sedang menatap ku sambil tersenyum. Dia si rambut kuning! Jantung ku berdetak sangat kencang dan tubuhku mulai berkeringat. Otot-otot ku tegang bukan main. Dari bawah sana, Dia... melambaikan tangannya kepada ku. Bukannya membalas, aku malah menghindar ke balik tembok. Aku mencoba mengatur nafasku.

     " Dia menatapku!! Ia bahkan melambai padaku. Kenapa aku sangat payah?! Apa dia masih disana? Aku benar-benar menyedihkan. Mungkin dia akan menganggap ku buruk karena tidak menyapa balik."

      Setelah menenangkan diri, aku berusaha mengintip ke balik jendela. Aku mengedarkan pandangan ke bawah. Tak ada orang.

     "Dia sudah pergi."

        Ada rasa kecewa dalam diriku. Aku tidak bisa menyapa kembali. Maksudku, itu adalah hal yang mudah untuk dilakukan! Bahkan kau hanya butuh tersenyum. Sekali lagi aku menangisi hidupku.

~ding dong ~

         Aku terbangun. Pasti Mama! Dia sudah pulang.

        "Se Na??? Mama pulang! Maaf tidak memberi tahu lebih dulu. Mama ada urusan mendadak." Aku turun menghampiri Mama. 

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang