"Hey,"
Jisoo tersentak kaget, seseorang membuat lamunannya buyar.
"Sedang apa Jisoo-ya?,"
"Aku sedang bernafas,"
Seulgi menepuk kepalanya sendiri. semua orang tau jika Jisoo pasti bernafas saat ini, dan jika tidak bernafas mungkin dia mati
Seulgi bermaksud bertanya tentang apa yang di fikirkan sahabatnya itu saat ini, namun Jisoo tetap Jisoo. Selain bertingkah konyol dan pintar, Jisoo adalah manusia paling tidak peka, kecuali pada adik-adiknya.
"Hmm"
Seulgi berdehem saja, malas menjelaskan.
"Kenapa? Kau terlihat kesal,"
Namun seulgi hanya tersenyum kecil menanggapinya.
"Bagaimana keadaan Lisa?"
"Mulai membaik, tapi masih belum di izinkan untuk pergi sekolah."
Seulgi mengangguk faham, Jisoo sudah bercerita tentang hal buruk yang menimpa Lisa. Dirinya sendiri bertanya-tanya, siapakah yang membuat Lisa seperti itu.
"Kau..memikirkan sesuatu?,"
Seulgi bertanya hati-hati, Jisoo menghela nafas lirih dan mulai menatap Seulgi sendu.
"Kira-kira, hal apa yang membuat Lisa tutup mulut?,"
Seulgi mengerjap bingung.
"Aku tau jika Lisa mengetahui pelaku yang menyakitinya, tapi kenapa dia malah memilih bungkam dan tidak memberitahu kami?,"
Seulgi tak tau harus berbuat apa, ia hanya mendekap erat bahu Jisoo.
"Jawabanmu ada pada Lisa, kau tak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu jika bukan pada yang bersangkutan,"
Jisoo mengusap wajahnya kasar, ia sudah dibuat pusing dengan latihan soal dan beberapa kegiatan lainnya. Juga di tambah memikirkan siapa yang melukai adik kesayangannya.
"Salahkah aku jika mencurigai seseorang?"
Seulgi melepas rangkulannya dan kini menatap Jisoo."Maksudmu? Kau mencurigai siapa?"
Jisoo menatap Seulgi dalam, seolah mengetahui jika sahabatnya ini tengah sama kebingungan.
"Kau, juga mencurigainya kan?,"
Sementara itu, gadis bermata kucing satu ini terlihat sedang memejamkan matanya dengan tenang di kursi penumpang. Dan yang mengemudikannya tetap fokus menyetir tak ingin mengganggu Nona Mudanya yang tiba-tiba meminta di jemput pulang.
Jennie memilih pulang cepat, jam pelajaran keduanya kosong. Ia memutuskan pulang untuk menemani Lisa, dikelas pun Jennie tak bisa fokus karena terus memikirkan Lisa.
Ditambah sikap Irene yang menurutnya sedikit cuek, Jennie merasa jika dirinya tak membuat masalah dengan sang sahabat namun sikap Irene membuatnya yakin jika dirinya membuat kesalahan.
Jennie sudah meminta maaf pada Irene, dan Irene berkata jika dirinya tak membuat kesalahan apapun. Irene malah menyuruhnya pulang saja, karena tau jika jam pelajaran kedua kosong.
Jennie berfikir jika Irene mengkhawatirkan Lisa, karena beberapa hari lalu Jennie menceritakan musibah yang menimpa Lisa. Irene seolah menyuruh Jennie untuk menemani Lisa, Jennie mengikuti saran Irene. Tentu karena dirinya juga merindukan Lisa.
Minyoung mengusap-usap halus kepala Lisa yang kini tiduran di pahanya, udara segar dan wangi bunga-bunga taman membuat Lisa semakin nyaman dalam posisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
General Fiction[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...