🌻 Chapter 21 : Unlock

83 16 82
                                    

Unlock : Membuka kunci.

"Aku sudah banyak mencoba segala cara untuk masuk ke dalam duniamu. Namun, entah apa yang terjadi padamu saat ini, kamu berbaik hati menawariku untuk masuk ke dalam duniamu. Terima kasih, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan itu."

🌻

Yora sudah memutuskan untuk tidak mengembalikan ponsel Arka. Ralat, Yora belum ingin mengembalikan ponsel milik Arka yang kini dia bolak-balik tanpa ada niat menghidupkannya. Tadinya dia ingin mengejar Arka untuk mengembalikan ponsel ini, tetapi menurut Yora besok sajalah mengembalikannya.

Yora kini tengah duduk bersila di atas tempat tidurnya, dia memandangi ponsel Arka yang masih dia bolak-balik. Ponsel yang dilapisi casing hitam dengan logo buah apel digigit itu memiliki tiga kamera di sudut kanannya. Biasanya kalau kata Putra, ponsel ini disebutnya ponsel boba.

Entah apa yang ada di pikiran Putra saat menamai ponsel itu ponsel boba. Bahkan, semua benda bulat dengan bentuk dan ukuran yang sama, semuanya disebut boba oleh Putra. Sepertinya, otak Putra sudah terkontaminasi karena kebanyakan minum boba.

Yora mengulum kedua bibirnya. "Kok gue tiba-tiba kepo, ya?"

Yora tahu, ponsel merupakan salah satu privasi milik seseorang. Tetapi, rasa keponya itu tidak bisa dibendung lagi. Jadi, ya sudahlah kita lihat saja nanti, apa akibat yang diterima Yora karena dengan lancang membuka privasi milik orang lain.

Gadis itu kemudian menekan tombol power, dan langsung memunculkan lock screen dengan background hamparan bintang di langit malam.

Iseng, Yora mengusap ke atas tombol kunci itu dan terbuka. Yora tercengang sejenak. "Lah, ternyata ponselnya Kak Arka nggak pake kunci apa-apa?"

Yora kemudian memandangi wallpaper ponsel Arka, tirak jauh beda dari wallpaper lock screen-nya tadi. "Kak Arka kayaknya suka bintang deh, wallpaper sama lock screen-nya aja bintang semua."

Jarinya kemudian tidak sengaja menyentuh ikon galeri. Lalu, terbukalah beberapa foto Arka, foto Arka dengan Bayu, lalu ada beberapa foto Arka dengan teman-temannya yang Yora tidak mengenalnya. Karena wajahnya asing di mata Yora.

Yora tersenyum lebar, karena di dalam galeri Arka, Yora tidak menemukan foto perempuan. Itu artinya Arka belum mempunyai kekasih.

Gadis mengernyit ketika mendapati sebuah foto Arka dengan seorang wanita dan seorang laki-laki. Yora yakin, itu pasti foto Arka dengan kedua orang tuanya.

Foto itu berisikan Arka dan kedua orang tuanya tengah berfoto dengan senyuman lebar dengan latar hamparan bunga matahari. Yora yakin, foto ini pasti sudah diambil lama sekali, karena Arka juga terlihat seperti seumuran anak SMP.

Namun, bukan pemandangan dan orang-orang yang ada di foto itu yang menjadi penyebab kernyitan di kening Yora. Kernyitan Yora disebabkan oleh tulisan kecil yang ada di pojok kiri foto itu.

"It's over, I'm hate them," ucap Yora membaca tulisan itu. "Maksudnya apaan, ya?"

Yora berdecak karena tiba-tiba merasakan pusing, kemudian dia menutup galeri itu. "Udahlah, nggak usah terlalu kepo. Pusing kan gue jadinya."

Setelahnya, sebuah senyuman lebar kembali tersungging di bibirnya. "Gue kan belum punya nomernya Kak Arka, minta ah!"

Jari lentiknya kemudian menggeser menu, mencari ikon kontak. Dan, Yora menemukan itu. Dia lalu mengetikkan nomor Arka pada ponsel miliknya.

"Yes! Gue punya nomernya Kak Arka! Yeay!" Yora bersorak kegirangan.

"Nah, sekarang tinggal masukin nomer gue ke ponsel Kak Arka, hehe." Yora kini beralih mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi nomor Arka.

Sunflower (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang