18. Seokjin's Decision

343 33 4
                                    

Seokjin tersenyum ketika sosok yang ditunggunya datang. Itu Taehyung. Hari ini, Seokjin memang membuat janji untuk bertemu dengan Taehyung. Seperti yang telah kakaknya katakan padanya, ia harus memilih atau ia akan semakin menyakiti ketiga kakak beradik tersebut.

Keringat dingin mengucur dari pelipis Seokjin. Ia benar-benar gugup sekarang. Ia tidak mau menyakiti ketiganya.

Taehyung duduk didepan Seokjin. Ini adalah acara kencan mereka yang kesekian kali. Entah apa yang membuat pemuda itu lebih dulu mengajaknya kencan di siang hari begini. Apa kakaknya tidak akan curiga? Maaf, bolehkah Taehyung egois dan bersikap apatis sekali ini saja?

"Sudah menunggu lama?" Seokjin menggeleng dan tersenyum pada Taehyung, "Taman kampus. Senang sekali kau berada disini sampai-sampai mengajak kencan disini."

Seokjin terkekeh, "Tidak akan ada yang melihat kita disini, Tae."

"Benar." Taehyung mengiyakan

Kemudian suasana hening. Taehyung dan Seokjin membiarkan keheningan menyelimuti atmosfer keduanya. Yang terdengar hanyalah suara angin yang berhembus dan menerpa dedaunan menimbulkan bunyi gemerisik.

"Jin?" Taehyung memanggil Seokjin yang menatap meja mereka kosong

"Ya, Tae?" Seokjin menatap Taehyung didepannya, lelaki itu menyunggingkan senyum termanis miliknya dan menular pada Seokjin

"Kau melamun?"

Seokjin menggeleng, "Taehyung, aku menyayangimu, tahu?"

Taehyung mengangguk pelan, hatinya menghangat mendengar lelaki manis didepannya berkata begitu. Ia mengesampingkan kenyataan bahwa lelaki itu telah bersama kakaknya, ingatan bahwa lelaki itu mungkin saja memilihnya jika ia lebih dulu melangkah membuatnya menyesal.

.

.

Seokjin melambaikan tangannya kearah Jungkook yang kebingungan mencari dirinya. Lelaki itu menangkapnya kemudian berlari kecil menghampirinya yang masih duduk disalah satu kursi yang berada di taman bermain.

Sore ini, Seokjin mengajak Jungkook kencan disebuah taman bermain. Taman bermain yang berbeda dari tempat kencan mereka sebelumnya. Mereka bertemu disini karena Seokjin tahu Namjoon sudah ada dirumah dan itu tidak mungkin jika Seokjin menjemput Jungkook dirumah.

"Sudah menunggu lama?" tanya Jungkook begitu tiba didepan Seokjin

Seokjin menggeleng pelan.

Jungkook menggeser kursi tersebut dan duduk.

"Kurasa kakak jadi ketagihan ke taman bermain?" celetuk Jungkook, padahal pertama kali Jungkook mengajak Seokjin ke taman bermain, lelaki itu sempat mengelak dan minta ke tempat lain saja

Seokjin terkekeh pelan, "Tidak akan ada yang mengenali kita disini, Jung." Kata Seokjin dan membuat Jungkook teringat kenyataan bahwa Seokjin didepannya ini adalah kekasih kakaknya

Sesaat, Jungkook menyesali dirinya yang terlambat melangkah. Jika saja waktu itu ia lebih cepat mengatakan pada Seokjin tentang perasaannya—ah sudahlah, mengingat itu hanya akan membuat Jungkook semakin marah pada dirinya sendiri.

"Yah, benar." Sahut Jungkook akhirnya setelah lama terdiam melihati Seokjin

Mereka masih diam selama beberapa saat sampai akhirnya, Seokjin secara tiba-tiba memegang tangan Jungkook yang berada diatas meja. Jungkook menatap tangan Seokjin yang berada diatas tangannya. Tangan Seokjin nyaris besar seperti tangannya, hanya saja permukaannya lebih tampak halus. Jantung Jungkook berdegup cepat, seketika tubuhnya terasa panas.

"Jung, kau tahu aku menyayangimu, 'kan?"

Jungkook mengalihkan pandangannya dan menatap Seokjin didepannya kemudian mengangguk dua kali. Jantungnya berdegup semakin tak beraturan hingga Jungkook dapat merasakan sendiri dadanya berdentuman karena ulah jantungnya.

.

.

Seokjin memeluk tubuh Namjoon ketika lelaki itu tiba didepannya. Memeluknya dengan sangat erat hingga Namjoon merasa sesak. Tapi, Namjoon tidak protes dan justru ikut memeluk tubuh Seokjin yang tingginya tidak jauh berbeda dengannya.

Seokjin menghirup dalam-dalam aroma tubuh Namjoon. Aroma kesukaan Seokjin yang hanya dapat ia temukan pada Namjoon seolah hanya Namjoon yang memiliki aroma itu.

"Jinseok?" panggil Namjoon setelah lama mereka hanya berpelukan

"Biarkan seperti ini, Joon." Kata Seokjin dan Namjoon hanya menurut, ia kemudian mengecup singkat kepala Seokjin

Seokjin masih memeluk tubuh tinggi itu. Ia hanya ingin mengingat bagaimana rasanya memeluk dan dipeluk lelaki itu.

"Mau sampai berapa lama, hm? Semua orang melihati kita, sayang." Beritahu Namjoon kemudian ia tertawa kecil bersama Seokjin

Andai Seokjin bisa selamanya berada dalam pelukan itu. Seokjin kemudian melepas pelukannya. Ia menatap Namjoon yang tersenyum dengan sangat manis kearahnya. Seokjin mengusap pipi Namjoon dengan ibu jarinya. Ia kemudian mengeliminasi jarak wajah diantara mereka dan menempelkan bibir mereka singkat.

"Joon, Aku sangat mencintaimu, tahu?" beritahu Seokjin

Namjoon mengangguk paham. Ia tahu bahwa lelaki didepannya itu mencintainya sama seperti dirinya yang mencintai lelaki itu. Tapi, mungkin cinta Namjoon lebih besar pada lelaki itu. Seumur hidup, Namjoon tidak pernah ingin melepas lelaki itu. Apapun alasannya.

.

.







Seokjin loves those three siblings

Love With SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang