29. Darah

686 113 19
                                    

⭐⭐⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐

Ia merasa udara di sana amat pengap, juga penuh asap rokok. Silvia menangis tak henti-hentinya sejak sadar sejam yang lalu. Dia yakin ada seseorang di sekitarnya, namun entah siapa orang itu, dia tak bicara apa-apa. Kini matanya ditutup oleh potongan kain, sehingga perempuan itu tak dapat melihat apapun.

"Tolong lepasin saya..." pintanya dengan suara lirih.

Hanya terdengar suara tawa.

"Kamu mau uang berapa?" tanya Silvia.

"Uang?" Laki-laki itu mendekati Silvia. "Lo pikir uang bisa menyelesaikan segalanya?" tanyanya.

"Terus kamu mau apa?!!" tanya Silvia frustasi.

"Lo pacar polisi tengil itu, kan?"

Silvia terkejut mendengarnya, sepertinya penculiknya tahu bahwa ia kekasih Doyoung.

"Emangnya cewek ini penting?" tanya seorang perempuan lain di sana.

"Nggak sih, tapi ini bisa mancing mereka."

Hendery tersenyum tipis, kemudian ia bangkit dan mencari gunting kesayangannya. Setelah ia menemukan benda itu, Hendery kembali mendekati Silvia. Perlahan tangannya melepas kain yang menutupi mata perempuan itu.

Kini Silvia dapat melihat, namun tetap saja dia tidak mengenal siapa mereka. Yang ia pahami adalah, kedua wajah orang itu terlihat punya niat jahat. Sangat jelas dari tatapan mata keduanya. Silvia bergidik ngeri melihat gunting yang terlihat sangat tajam di tangan laki-laki itu.

"Main gunting, batu, kertas. Kalau lo menang lo bisa keluar, gimana?" tawar Hendery.

Ini sangat membingungkan, pikirannya tak sampai dengan apa yang Hendery pikirkan. Satu hal yang dia yakin, apapun jawabannya tetap laki-laki itu akan melakukan hal buruk padanya. Entah apa itu.

Dada Silvia sudah sesak menahan rasa takutnya. Namun dengan gemetar ia mengangguk setuju, Silvia tau ini gila. Tapi tidak ada jalan lain, semua pilihannya berisiko.

"Oke... kita mulai."

"Gunting... batu... kertas!"

Terdengar suara tawa yang nyaring dari Hendery.

Silvia mengeluarkan kertas, sedangkan Hendery...

Gunting.

Kres!

Lelaki itu tersenyum setelah menggunting sela jari Silvia, darah segar terus menetes ke tanah. Hendery nampak menikmati itu semua. Aroma anyir darah, ia suka itu.

Bloody Fear | Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang