Kemeja putih lengan pendek, rok kotak-kotak warna merah, dan dasi kupu-kupu melengkapi penampilan gadis mungil itu pagi ini. Dia turun dari sofa setelah ayahnya mengikat rambut panjangnya asal. Ikatannya tak sempurna beberapa anak rambut tak ikut terikat oleh pita rambut warna merah muda itu.
Namun gadis itu tak peduli, dia berjalan mendekati rak sepatu disebelah pintu, lalu mengambil sepasang sepatu merah muda bergambar hello Kitty.
"Ayah, pakai sepatu!" Teriaknya.
Tapi yang dipanggil tak menyahut. Membuat gadis itu duduk dilantai, mencoba mengenakan sepatunya sendiri dengan susah payah.
"Gwennis tasnya," teriak ayah gadis kecil itu, meski ponselnya masih melekat ditelinga kiri dan mengeluarkan suara seseorang diseberang sana.
Nama Ayah Gwennis adalah Abian Adya. Sudah dua tahun menjadi duda dan menikmati kesendiriannya. Meski mengurus kantor dan mengurus anak benar-benar melelahkan, ia tetap ingin melakukan dua kegiatan itu dengan maksimal.
"Siapkan saja rapatnya, iya memangnya kenapa-Gwennis pasang sepatunya dengan benar," lelaki itu sangat sibuk. Di satu sisi merespon suara di ponselnya, disisi lain memperhatikan putrinya yang kewalahan memasang sepatu.
"Sudah dulu, saya harus mengantar anak-" Abian hendak memutuskan panggilan telponnya, tapi saat melihat putrinya berjalan kearahnya dengan langkah sempoyongan dan Abian langsung waspada, belum sampai lima langkah Abian berteriak ketika Gwennis tersandung mainannya yang tercecer di lantai.
Bruk
"Astaga Gwennis," Abian langsung berlari dengan cepat menghampiri Gwennis yang mulai berteriak lalu menangis. Abian meraih tubuh putrinya, menggendongnya sambil menepuk-nepuk punggung Gwennis. Abian bisa melihat selain karena jatuh tersandung ternyata Gwennis salah memakai sepatunya. Yang seharunya berada di kanan berada di kiri, pantas tadi langkah Gwennis terlihat aneh.
"Sudah gak papa, jangan nangis Gwen," ucap Abian lembut. Dia meraih tas ransel bergambar hello Kitty milik Gwennis lalu segera keluar dari rumah. Meninggalkan rumah yang berantakan karena mainan Gwennis berserakan.
"Ya ampun Gwennis kenapa nangis?" Tanya seseorang yang muncul dibalik pintu, seorang wanita paruh baya muncul sesaat sebelum Abian membuka pintu untuk keluar.
"Hari ini biar Abian yang antar Gwennis sekolah ma, tapi Bian minta tolong dong sama mama," pinta Abian melas.
Mamanya memandang Abian penuh tanya, "Minta tolong beresin mainannya Gwen," ucap Abian lalu sedikit bergeser kesamping agar mamanya melihat betapa berantakannya ruang tamu ini.
"Astaga, kayaknya kamu harus segera cari pengasuh baru Gwennis Bi," ujar mamanya saat melihat kekacauan didalam rumah.
"Iya ma, iya. Nanti Abian pikirin soal itu, sekarang Abian lagi buru-buru ada meeting di kantor," ujar Abian lalu segera keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya Juga Usaha
Literatura FemininaGadis adalah cewek yang menjadikan kata-kata Bob Sadino "Sekecil apapun usahamu kau tetaplah bos," sebagai prinsip hidupnya, namun prinsip itu patah karena ia tak memiliki modal untuk memulai usaha. Alhasil Gadis nekat jadi pengasuh anak, padahal ia...