Part 11

9.9K 478 4
                                    

     
           Setelah melaksanakan kewajibanku sebagai umat Islam yaitu sholat subuh aku bergegas kedapur untuk membantu Umi, kak Syila dan Bi Surti untuk memasak, sebelum itu aku memakai hijab instanku, sementara kak Afnan, Abi dan kak Fahri kemasjid tadi untuk sholat subuh berjamaah disana.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucapku saat sudah berada didapur.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap Umi, Kak Syila dan Bi Surti bersamaan

"Umi, apa yang perlu aku bantuin," ucap ku

"Hmm, kamu goreng ayam aja ya sayang," ucap umi, akupun melaksanakan apa yang diperintahkan umi.

         Akhirnya kami selesai juga memasaknya dan semua makanan itu sudah tertata rapi dimeja makan bersamaan dengan itu Abi, kak Afnan dan kak Fahri  datang setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah Dimasjid.

      Umi langsung menyalami tangan Abi begitupun juga dengan kak Syila yang menyalami tangan kak Fahri, sementara aku hanya diam saja tanpa melakukan apa-apa, Karena jujur aku bingung saat ini disatu sisi aku sangat ingin melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh Umi dan kak Syila, tapi disisi lain aku bimbang untuk melakukannya padahal kan aku sudah pernah melakukan hal itu pada Kak Afnan.

"Loh sayang kok Cuma diam, Salim dong sama suami," ucap Umi lembut

"Iy-iya Umi," ucapku yang langsung menyalami Dan mencium punggung tangan kak Afnan, setelah itu tiba-tiba kak Afnan mencium keningku yang langsung membuatku gugup dan mungkin pipiku Ini sudah memerah apalagi kak Afnan melakukannya didepan keluargaku.

"Hmmm, berasa dunia milik berdua ya?," goda kak Fahri yang langsung membuat pipiku Ini tambah memerah.

"Kamu demam ya dek, kok pipinya merah gitu?," ucap kak Fahri yang tambah menggodaku

"Ishh kak Fahri, aku malu tahu," ucapku yang langsung membuat semuanya tertawa.

"Udah-udah kasian Hana, liat tuh pipinya tambah merah," ucap Umi

"Yaudah sekarang kita sarapan dulu ya Abi sudah lapar soalnya," ucap Abi dan kami semua langsung keruang makan untuk sarapan.

                            🥀🥀🥀

      Dua bulan kemudian setelah kejadian dirumah Abi dan Umi, aku sangat bahagia karena sikap kak Afnan kepadaku sudah berubah, dia selalu saja bersikap manis kepadaku seperti mencium keningku sebelum Berangkat kerja atau sepulang kerja, Kak Afnan juga memenuhi kewajibannya sepenuhnya yaitu memberikan nafkah lahir maupun batin kepadaku, walaupun Kak Afnan tak pernah mengatakan cinta kepadaku tapi aku sangat bahagia dengan perlakuannya itu.

        Saat ini aku sedang didapur bersama Bi Mina membuat kue Brownies kesukaan kak Afnan. Saat didalam rumah aku tak memakai cadarku.

"Heh," kagetku, karena tiba-tiba ada orang yang memelukku dari belakang.

"Lagi buat apa?," ucap orang itu yang ternyata kak Afnan, akupun tersenyum serta merasa malu karena ada Bi Mina.

"Lagi mau buat kue brownies kak," ucapku

"Yaudah lepasin dulu kak, aku mau lanjutin kerjaan aku," ucapku lagi yang membalikkan badanku sehingga saat ini aku dan kak Afnan saling berhadapan dengan kak Afnan yang masih meletakkan Tangannya dipinggangku, akupun berusaha melepas pelukannya karena saat ini aku sudah sangat malu, apalagi Bi Mina melihat kami dengan tatapan seperti menggodaku.

"Yaudah lanjutin aja," ucap kak Afnan yang membuatku kesal.

"Ihh kak, aku malu kalau kakak meluk kayak gini," ucapku yang menunduk karena kurasa pipiku sudah sangat memerah.

"Kenapa harus malu, kakak kan suami kamu," ucap kak Afnan yang membuatku tambah kesal.

"Kak ada Bi Mina," ucapku seperti bisikan, Kak Afnan pun melirik ke Bi Mina yang pura-pura fokus dengan kegiatannya.

"Bi Mina nggak lihat kok," ucap kak Afnan santai

"Ihhh kak Afnan, lepasin dulu, atau....," ucapku seperti ingin mengancam kak Afnan.

"Atau apa?," ucap kak Afnan menatapku dalam.

"Atau....Atau...," ucapku berpikir serta gugup disaat bersamaan karena kak Afnan yang masih menatapku.

"Kamu nggak akan bisa ngancem kak---,"

"Aku nggak bakal mau 'tidur' sama kakak," ucapku yang langsung memotong ucapan kak Afnan, mungkin saat ini pipiku sudah sangat memerah.

"Yaudah kakak bakal paksa kamu supaya mau 'tidur' sama kakak," ucap kak Afnan dengan senyumnya yang sangat Aneh.

"Ihh kak Afnan mesum," ucapku yang berusaha melepas tangan kak Afnan dari pinggangku, tapi kak Afnan malah mengeratkan pelukannya hingga aku terbentur didadanya yang tertutupi oleh kemejanya itu.

"Kamu duluan yang mancing kakak," ucap kak Afnan,

"Ihh kak, ada Bi Mina, aku malu," ucapku memelas kepada kak Afnan.

"Bi Mina udah nggak ada kok," ucap kak Afnan,  akupun langsung melihat ketempat Bi Mina tadi berada ternyata memang benar Bi Mina sudah tidak ada ditempatnya, akupun kembali melihat wajah kak Afnan yang membuat tatapan kami berdua bertemu, aku jadi gugup sendiri apalagi kak Afnan malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku, akupun secepat kilat mengarahkan pandanganku kearah lain.

"Hana, lihat kakak," ucap kak Afnan tepat ditelingaku yang tertutupi hijab tetapi itu masih membuatku geli.

         Akupun mengarahkan pandanganku kearah kak Afnan dan tiba-tiba kak Afnan langsung mengecup bibirku, hanya kecupan tidak lebih, akupun kaget dengan perlakuan Kak Afnan, ini memang bukan yang pertama kalinya kulakukan dengan kak Afnan tapi tetap saja hal itu dapat membuat pipiku Ini memerah, apalagi saat ini kami sedang didapur bagaimana kalau ada yang melihat.

"Ka-kak," ucapku yang mendorong pelan dada kak Afnan

"Kenapa hmm? Kamu nggak mau dicium sama kakak?," ucap kak Afnan dengan tatapan dinginnya yang langsung membuatku takut, akupun langsung menundukkan kepalaku.

"A-aku--," belum selesai aku bicara kak Afnan langsung memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya sehingga aku kembali menatap kak Afnan dengan mataku yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu nangis? Kenapa?," ucap kak Afnan dengan menghapus airmataku yang mulai jatuh dikedua pipiku.

"Ka-kakak marah?," ucapku yang masih menatap kedua mata kak Afnan

"Nggak," ucap kak Afnan yang juga menatapku

"Terus kenapa tatapan Kak Afnan tadi ke aku dingin banget," ucapku

"Kakak Cuma becanda tadi," ucap kak Afnan dengan senyumnya

"Maaf ya kak, tadi aku nggak berniat larang kakak untuk nyium aku, tapi kakak kan tahu kalau ini masih didapur aku malu kalau ada yang lihat," ucapku dengan pipi yang sudah merona.

"Iya-iya maafin kakak juga soalnya kakak tadi khilaf," ucap kak Afnan sambil menoel hidungku.

"Jadi kalau dikamar boleh dong kakak cium kamu," ucap kak Afnan lagi dengan senyum genitnya, Entah bagaimana nasib pipiku saat ini mungkin sudah sangat memerah,

"Kakak suka deh lihat pipi kamu kalau lagi merah gini," ucap kak Afnan yang semakin menggodaku dengan memegang pipiku yang sudah memerah itu.

"Lebih baik Kak Afnan mandi dulu, aku juga mau lanjutin buat kuenya sekalian masak buat nanti malam, kakak udah sholat Azhar kan?" ucapku

"Iya udah tadi, yaudah kakak mandi dulu ya," ucap kak Afnan yang mengecup keningku sebelum kekamar.

      Ya Allah terimakasih karena-Mu kak Afnan bisa berubah seperti sekarang ini, Engkau memang adalah Dzat yang Maha membolak-balikkan hati seorang hamba. 🖤

*Maaf ya kalau ceritanya kurang nyambung, soalnya aku masih dalam proses belajar, Dan jangan lupa kritikan serta sarannya ❤

Jazakumullahu Khair🖤

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang