TSR 01

10 3 0
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang nya ya gaes 😂

DON'T COPY PASTE ❌

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan isi cerita. Mungkin itu hanyalah suatu kebetulan. Cerita ini murni imajinasi penulis.

_________________❤️_________________

Happy reading  :)

Nama ku Angelina. Anak pertama dari dua saudara. Ayah ku bernama Robert Christian Aroean. Beliau adalah ceo di PT Astra International. Perusahaan  terbesar ketiga di Indonesia. Siapapun pasti tau, jika Astra International adalah perusahaan terbesar ketiga di Indonesia.

Ayah ku juga memiliki beberapa perusahaan swasta di tiga negara, Singapura, Malaysia dan Jepang.

Ayah juga memiliki beberapa pulau di Indonesia yang iya buka menjadi tempat wisata. Salah satunya, pulau Joyo di Riau.

Kami hidup berkecukupan. Bahkan lebih dari kata cukup.

Aku juga memiliki ibu yang sangat cantik jelita. Namanya Arumi. Ibu ku adalah sosok ibu yang sangat penyayang, sabar dan lembut.

Aku juga memiliki adik laki-laki yang sangat tampan. Katanya, paras nya sangat mirip dengan ibu ku. Dia memiliki pesona yang sangat tinggi. Sehingga tak jarang, wanita-wanita rela berdiri di pinggir jalan raya, hanya karena ingin melihat wajah adik ku lewat.

Jika di lihat dari luar, kehidupan kami memang nyaris sempurna. Namun tidak jika kalian melihat dari dalam.

Konflik bertubi-tubi selalu menghiasi hari-hari kami.

Ayah bertengkar dengan ibu. Ayah bertengkar dengan adik ku. Ayah yang melampiaskan amarah nya di rumah. Dan sejuta konflik lainnya. Yang datang silih berganti.

Namun, aku cukup terharu pada ibu. Karena bagaimana pun masalah yang terjadi, beliau selalu bersikap tenang, lembut dan menyikapi seolah semua masalah adalah hal ringan yang pernah iya dapati.

Sampai suatu hari, aku tau ayah ku berselingkuh. Dan memilih bersenang-senang dengan wanita selingkuhan nya. Ibu ku masih tetap bersikap tenang. Dan itu membuat geram kami yang menjadi anaknya.

Ayah membawa gadis Seumuran ku kerumah. Tidur di kamar yang sama. Lalu menjual beberapa saham perusahaan hanya untuk memuaskan kebutuhan wanita murahan itu. Dan ibu masih setenang itu?  Jelas, kami sangat geram dibuat nya.

"Bu, kenapa nggak minta cerai aja? " Kata adikku. " Kami juga udah punya beberapa toko dan beberapa usaha. Jadi ibu nggak perlu khawatir masalah biaya kita. " Jelas adikku.

Ibu ku menggeleng lalu tersenyum." Nak, mempertahankan pernikahan memang tidak semudah itu.." Ucapan ibu terputus.

"Tapi, ayah sudah keterlaluan bu! Ayah bahkan tidak pernah menganggap kita ada! Ayah sibuk dengan kesenangan nya sendiri! " Protes adik ku sebelum ibu menyelesaikan ucapannya.

" Refaaan! Nggak sopan, kayak gitu! " Tegur ku.

Sebenarnya aku pun sama. Aku juga ingin memprotes. Dan menjelaskan pada ibu, agar beliau bisa sedikit lebih tegas pada ayah.

" Bu, maaf." Kata adik ku kemudian sambil menundukkan kepala nya.

Kami memang sangat menghormati ibu. Meskipun amarah telah sangat menguasai, tapi saat menatap mata tenang dan melihat senyuman ibu, semua nya seketika enyah. Rasa kesal dan amarah seketika hilang begitu saja.

Ibu kembali tersenyum hangat pada kami. "Dari pada menyuruh ibu bercerai, bagaimana jika menyuruh kakak mu menikah saja, hm?"  Kata ibu yang langsung membuat mata ku membulat.

"Sekarang umur kakak sudah 22, kan? " Tanya ibu.

" Tapi bu, Angel belum ada kepikiran sampai disitu. Angel masih ingin membuka bisnis yang lebih besar. " Kata ku.

" Bisnis masih bisa kita kejar saat telah berumah tangga nanti, sayaaaaang.. "

" Bu, pliis.. Angel benar-benar masih ingin menggadis. " Lirih ku.

Sejujurnya aku takut jika telah membahas tentang pernikahan. Aku takut jika nanti pernikahan ku akan berakhir seperti ayah dan ibu. Tidak bercerai, tapi dijalani dengan kepahitan. Atau berakhir seperti sepupu ku, yang hamil lalu di tinggal begitu saja.

Hah, Aku bahkan berniat ingin menggadis selama nya. Dari pada harus menjalani hubungan seperti itu. Karena aku tau. Kapasitas kesabaran yang aku punya, tidak lah sebesar ibu.

"Sayaaaang, tapi ibu sangat ingin menimang cucu. " Kata ibu dengan wajah memelas.

Adik ku terkikik geli.

" Kalo begitu, kenapa nggak Refan aja yang buatin cucu untuk ibu? Pacar nya juga udah banyak. Dia tinggal pilih salah satu untuk di jadiin Istrinya. " Kata ku sambil melirik adikku.

Refan berdecak kesal." Lah, kenapa jadi gue sih? "

" Refan kan masih sekolah. Sedangkan kamu udah lulus kuliah. Udah kerja juga. Umur juga udah cukup. Jadi tunggu apalagi? " Jelas ibu.

Aku pun mengerucutkan bibir." Ibu... "

" Besok ibu kenalin sama anak sahabat ibu. Kamu bingung karena nggak punya calonnya, kan? "

Haduuh, ibu ini tau aja kalau anaknya tidak punya pacar.

Aku pun tersenyum kecut lalu mengangguk.

" Yaudah, ibu ke kamar duluan ya. Inget! Jangan tidur malem-malem. " Pesan ibu sebelum beliau masuk ke kamarnya.

" Nah, gitu dong. Sepet juga mata gue liat lo jomblo terus. " Ujar adik ku sambil terkekeh.

" Emang adik bangsat lu!" Ketus ku sembari berlalu.

"Jangan lupa kenalin calon kakak ipar! " Teriak adik ku yang aku dengar sebelum memasuki kamar.

Sesampai di kamar, aku langsung merebahkan badan ku di kasur. Menatap dinding langit kamar ku dengan sendu.

" Apa aku akan benar-benar menikah? Lalu tinggal bersama dengan orang yang tidak aku cintai? Apa bisa aku memiliki anak dan hidup bahagia? "

Aku menghela nafas kasar.

Aku memang terlalu takut mencintai. Karena menurut ku laki-laki itu semuanya sama saja. Selalu membuat wanita bertekuk lutut, lalu ditinggal begitu saja. Membuat wanita terbang setinggi langit, lalu di hempaskan. Hah, memang sangat menyakitkan, bukan?

Kenapa aku berfikir demikian? Ya, karena setiap pria yang aku temui selalu bersikap sama. Tidak ada bedanya dengan seekor ular, cerdik tapi licik.

Sekali lagi aku menghela nafas kasar.

Besok ibu akan memperkenalkan ku pada anak sahabat nya. Semoga saja pria itu tidak seperti yang aku pikirkan. Atau semoga saja, pria itu lebih baik. Karena bagaimana pun jelek nya wanita, pasti selalu mengimpikan sosok pria yang baik untuk menjadi pendamping nya, bukan?

Kemudian aku memejam kan mataku yang mulai mengantuk.

******

Di cafe XXXX Aku dan ibu ku kini berada. Aku sesekali melirik hp ku dan bergerak gusar.

Bagaimana jika pria yang akan dikenalkan ibu adalah orang jahat yang berperan menjadi orang baik dihadapan ibu?

Bagaimana jika pria itu hanya mau memanfaatkan kekayaan ayah saja?

Bagaimana jika dia hanya menjadikan ku mainan, lalu ketika bosan dia akan meninggalkan ku seenaknya saja?

Bagaimana.. Bagaimana... Dan bagaimana...

Semua pertanyaan-pertanyaan itu berkeliaran memenuhi otak ku. Dan sukses membuat ku gusar.

"Sayaaaang, kenalin dulu. " Tegur mama yang langsung membuat ku menoleh pada pria yang di tunjuk mama.

"Hah?" Mata ku langsung membulat sempurna saat melihat pria di hadapan ku.

Pria itu...

🌼🌼🌼

TBC

Minggu, 02 Agustus 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG SEBUAH RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang