"Dasar bocah ga tau diuntung!" bentak paruh baya itu kepada pria kecil yang berada didepannya.
Pria itu terisak mendengar bentakan dari paruh baya tersebut, walau pun itu bukan bentakan yang pertama kalinya.
"Gara salah apa Pah?" tanya pria itu."Masih nanya apa salah kamu? Kamu sudah membunuh anak saya!" jawab paruh baya itu.
"Gara ga ngebunuh kak Sadewa Pah!"
"Gausah ngelak gitu! Semua orang tau yang membunuh Sadewa itu kamu! Kamu sekarang senang 'kan Sadewa sudah meninggal?!" ujar Paruh baya itu.
"Bukan Gara! Gara ga ngebunuh kakak Gara sendiri!"
"Kamu! Pergi kamu dari sini! Saya tidak ingin mempunyai anak seperti kamu! Cacat pembunuh lagi cih," ujar Paruh baya
***
"Gara, Gara bangun." Gadis itu mengguncangkan tubuh Sagara. Terlihat dari mimik wajahanya ia sangat khawatir.
"Aku bukan pembunuh!" teriak Sagara yang masih setia menutup matanya.
"Gara, Gara, kamu kenapa hey?" ucap gadis itu seraya menggucangkan tubuh Sagara lebih kencang.
"Hah!" Sagara terduduk dengan cepat dengan nafas yang tidak teratur. Keringat dingin mengalir dipelipis Sagara.
"Gara, kamu kenapa?" tanya gadis itu lembut.
Sagara menoleh mendapatkan Disty yang sedang menatapnya khawatir.
"Gue gapapa," bohong Sagara. Sangat jelas ia berbohong, ia sudah bermimpi kejadian beberapa tahun yang sangat ia benci. Tanpa Sagara sadari, Sagara sudah mengepalkan tangannya sampai kubu kuku dirinya memutih.
"Gara, aku tahu kamu ga baik-baik aja," ucap Disty
"Gue baik-baik aja Dis. Sorry tadi gue ketiduran disofa," ucap Sagara.
Disty mengangguk. "Gapapa, santai aja," ucap Disty
"Oh iya, tadi kamu kenapa hem? " sambung Disty
Sagara menggeleng. "Gue gapapa, cuman mimpi buruk," ucap Sagara.
"Pasti buruk banget ya?" tanya Disty hati-hati.
"Engga kok, cuman dikit bangetnya," ucap Sagara
Dahi Disty berkerut. "Dikit bangetnya? Aku ga ngerti Sa," ucap Disty dengan bibir yang mengerucut.
"Hahaha ga usah difikiran aelah. Gue juga ga ngerti apa yang tadi gue ucapin," ucap Sagara dengan polosnya.
"Gara!" geram Disty
"Apa sayang?"
"Eh?!" Disty terdiam kala mendengar kata sayang dari mulut Sagara. Beberapa detik kemudian, kedua pipi Disty sudah memerah layaknya tomat.
"Disty, kamu sakit ya? Kok pipi kamu merah gini sih," ucap Sagara dengan polosnya.
"Ah en ... engga kok, aku ga sakit," jawab Disty dengan gugup.
"Kalo ga sakit, terus kamu kenapa?"
"Em ... cuman panas! Iya cuman panas, jadinya pipi aku merah," alibi Disty
"Panas ya? Perasaan ac nya udah dinyalain deh," ucap Sagara
Disty gelagapan. Jangan sampai Sagara tahu bahwa dia baper karna disebut sayang.
Tawa Sagara pecah.
"Hahahaha jujur aja kali kalo lo itu ngeblush karna baper," ujar Sagara
Disty malu. Tolong culik Disty sekarang juga. Sungguh, Disty sangat malu.
"En ... engga kok. Ini cuman kepanasan tau!" Disty berlari secepat mungkin meninggalkan Sagara yang tertawa terbahak-bahak.
Lucu. Batin Sagara.
•
•
•
•
•
•
•
TBCYEAYY! Akhirnya bisa Update DISSA.
Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comen!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSA
Teen FictionDISTY seorang gadis cantik yang memiliki sifat ramah dan baik kepada semua orang tanpa terkecuali. SAGARA seorang pria yang memiliki sifat dingin dan tidak peduli kepada semua orang dan tidak percaya dengan adanya orang baik. Pertemuan pertama mer...