And maybe we don't want to ever lose ourselves. We just wanna be found, by the right person in the right time possible.
"Kak, jangan pergi. Maafin aku. Aku yang salah. Maaf. Aku mohon, jangan pergi. Jangan tinggalin aku."
Soobin mengangkat sedikit wajahnya sebelum kembali meracau. "Aku mohon. Jangan tinggalin aku ya. Jangan berhenti." Soobin mengeratkan rengkuhannya di leher Yeonjun. "Tetap sayang aku, Kak. Karena aku hiksㅡ aku juga sayang Kakak."
Dan pada saat itu Yeonjun seperti merasakan kepingan hatinya yang patah mulai merekat dan menyatu kembali pada potongan-potongan yang seharusnya. Yeonjun tidak perlu pantai untuk membantunya pulih, ia tidak butuh ribuan mil jarak untuk bangkit kembali. Karena pada kenyataannya, ia hanya butuh Soobin.
Yeonjun perlahan melingkarkan lengannya pada pinggang yang lebih muda dan balas mendekapnya dengan tak kalah erat. Yeonjun memejamkan mata, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Soobin, menghirup aroma khas pemuda itu; perpaduan antara vanilla yang manis dan aroma citrus yang menyegarkan.
Rumah.
It feels like he's home.
Itu yang Yeonjun rasakan pada saat ini, pada momen ini. Yeonjun seperti menemukan rumahnya. Rumah tempat dimana ia bisa tertawa lepas dan menangis sendu. Rumah tempat dimana ia bisa belajar akan bahagia dan rasa sakit. Rumah tempat ia bisa seutuhnya menjadi dirinya sendiri.
And Soobin feels like home.
Yeonjun menepuk lembut punggung Soobin, berusaha menenangkan pemuda itu dari sedu-sedannya. Yeonjun kemudian mengusak pelan belakang kepala Soobin. "Sssh. Kamu gak salah. Jangan nangis."
Soobin menggeleng pelan dan semakin terisak. Lengannya kian erat memeluk leher Yeonjun, enggan melepaskan. Ia takut ketika rengkuhannya merenggang, Yeonjun akan kembali pergi darinya, pergi dari kehidupannya.
Bahkan ketika last call penerbangan menuju San Jose terdengar, keduanya masih bergeming tidak mengindahkan sama sekali. Yeonjun tidak beranjak sedikit pun dari posisinya meski itu adalah penerbangannya, tidak peduli pada fakta bahwa saat ini ia seharusnya sudah berada di dalam pesawat dan duduk manis di kursi penumpang.
Yeonjun tidak bisa. Yeonjun tidak akan pernah bisa meninggalkan Soobin dalam keadaan begini. Tidak ketika Soobinnya menangis sesenggukan di depannya seperti ini.
Yeonjun terus mengusap punggung Soobin hingga tidak terdengar lagi isakan pemuda itu. Entah sudah berapa lama mereka saling mendekap, berpengangan pada satu sama lain di tengah sibuknya suasana bandara. Sudah tidak terhitung berapa pasang mata yang menatap ingin tahu ke arah mereka namun tak sedikitpun diacuhkan oleh Yeonjun. Fokusnya saat ini hanya satu, Choi Soobin.
Beberapa saat kemudian Yeonjun mengangkat pandangannya dan mengenali sosok Taehyung di kejauhan bersama ketiga sahabatnya, berdiri di sebelah Jihoon. Yeonjun menghela napas, sebelum berbisik pelan pada Soobin. "Hey, itu ada Kak Taehyung."
Yeonjun merasa dirinya seperti sedang disiram air dingin. Ia seperti ditarik paksa kembali pada kenyataan bahwa bukan dirinya pemilik mutlak hati dari pemuda dalam dekapannya kini. Bahwa meskipun Soobin datang dan memeluknya erat dengan kata sayang yang berulang kali terucap, bukan berarti Soobin menempatkan dirinya di posisi yang sama sebagaimana ia memosisikan Soobin di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
YEONBIN - THE HEART WANTS WHAT IT WANTS
Fiksi Penggemar✿❀ It has always been you. ❀✿ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ (June 7th - August 20th, 2020 𖤐 Completed.) bxb Choi Yeonjun Choi Soobin Other characters will be added in the story.