Aku hanya manusia biasa yang memiliki perasaan dan pemikiran yang sama dengan kalian semua. Yang membedakan hanyalah pengalaman hidup. Dan inilah aku dengan semua kejadian nyatanya. Jangan pernah mengasihihaniki dan jangan pula iba karena semua manusia pasti pernah merasakan jatuh dan bangun dalam kehidupan ini.
Banyak yang bilang aku ini pantas untuk dicintai tapi tidak dengan kenyataan yang terjadi.
Banyak yang bilang aku ini terlalu sabar, bahkan beberapa orang teman menilaiku terlalu bodoh.
Keseharianku tidak pernah jauh dari pekerjaan karena aku sudah.memiliki bisnis sendiri. Banyak waktu yang aku habiskan hanya didalam kantor, didepan laptop dan jika harus keluar hanya untuk meeting dengan kolega atau rekan sesama pebisnis. Tapi untuk hari ini aku bisa meluangkan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman semasa sekolah. Waktu yang bisa dibilang sangan langka selama beberapa tahun belakangan. Untungnya aku memiliki teman yang paham akan hal itu dan tidak menjadi masalah serius buat mereka.
"Rev.......!!!" Jodi memanggilku dari kejauhan
"Udah pada dateng semua nih?" tanyaku
"Ya ampun udah jadi juragan makin susah nemu waktu kumpul sama kita..." lagi Jodi menimbulkan keributan diantara kami
"Udah biasa kali Jod.... Kan sekarang Revan udah ga bisa bebas kaya dulu..." kata temanku yang lain
Saat ini aku sedang berlumpul disalah satu warung cafe dengan lima orang temanku yg lain.
"Ahh biasa aja kok bro masih tetep santai aja" timpalku
"Eh gimana usaha lancar aja kan?" tanya Lusi
"Jangan nanya usaha, ya pasti lancar aja... Tanyain soal Rena coba hahaha..." lagi-lagi Jodi bicara
"Ahhh bisa aja Jodi.... ya gitu aja kan.. ga usah dibahas lah ya..." kataku
"Hmmmm sorry ya Rev bukan ikut campur nih, cm gw kasian aja sama lu masa masih sama aja udah 2tahun loh..." kata Jodi
"Trus lu masih serumah atau gimana Rev?" tanya Lusi
"Iya lah serumah kan masih ada status Lus, Jod...." jawabku lesu
Kami lanjutkan lagi mgeobrol banyak topik dan pembahasaan lainnya mulai dari bisnis, usaha lainnya dan juga termasuk membahas masalah pribadi.
"Ehh ehhh itu istri lu kan, itu tuh....." kata Lusi menunjuk ke sudut lain dicafe ini
"Iya itu kan Rena istri lu, tapi kok bisa jalan sama cowok lain sih... wah parah ini Rev" kata Jodi yang memang suka bicara apa adanya
"Iya itu Rena istri gw... udah biarin ajalah mungkin sama temen kerjanya" kataku santai
Ya memang benar aku sudah menikah dengan seorang wanita bernama Renata lebih dari 2tahun yang lalu. Kami menikah karena perjodohan orang tua kami yang memang bersahat dan juga rekan bisnis. Tapi kami tidak memiliki rasa satu sama lain mulai dari menikah dan hingga saat ini juga.
Pernikahan yang seharusnya menjadi penyatu antara dua insan manusia pada umumnya, tetapi tidak dengan aku dan Rena. Kami bersikap seperti tidak ada hubungan apa-apa dan bersikap acuh tak acuh.
Hanya sekedar status didepan orang tua kami saja. Kami memang tinggal bersama disebuah rumah milikku, rumah yang dulunya aku persiapkan untuk membangun sebuah keluarga bahagia dan harmonis.
Tetapi sekarang kenyataan yang tidak bisa aku pungkiri, pernikahan status saja. Jangankan cinta rasanya menyebut kata bahagia saja terlalu jauh rasanya.
Setelah selesai acara dengan teman-temanku aku langsung kembali lagi kekantor karena hari masih sore. Aku memang terbiasa pulang kerumah selepas petang, tujuannya agar tidak terlalu macet dijalan.
Sampai dirumah aku langsung masuk kamar dan membersihkan badan. Setelah itu barulah aku bersantai sejenak istirahat dihalaman belakang. Sejenak melihat ponsel mengecek jadwal untuk esok hari.
Rumah ini terlalu besar untuk kami berdua jadi suasana memang sunyi dan hening, hanya ada suara gemericik air dari kolam ikan. Rumah ini kubeli dengan hasil kerja kerasku sendiri bukan pemberian orang tua.
Tak lama aku pun kembali masuk kedalam dan menuju dapur untuk membuat secangkir teh dan segelas coklat hangat. Jangan tanya lagi buat siapa, tentu saja untuk wanita yang sekarang menjadi istriku. Istri yang hanya menjadi status tapi tidak dengan kenyataan yang ada.