part 23 ~ House of Card

106 16 0
                                    

Dugaan eacha benar tidak semuanya bisa menerima perbedaan dirinya sama dengan para archeangel itu yang mulai menjauhinya bahkan loona juga ikut menjauhinya.

Hanya jimin, yoongi, dan lissa yang menerimanya. Mereka selalu menguatkan eacha yang mulai kehilangan kepercayaan dirinya.

Bahkan dirinya mulai malas untuk kesekolah. Eacha juga sering mengabaikan peringatan jimin, yoongi, dan lissa untuk selalu menjaga kesehatan.

Dan semua itu bagai angin lalu untuknya. Sikap ketus, dingin, bahkan masa bodohnya entah hilang kemana sejak dia mengungkapkan jati dirinya.

Memperlihatkan perbedaannya pada para archeangel dan sahabatnya. Lalu bagaimana jika dia harus memperlihatkan perbedaannya pada kaum angel yang lain apa mereka juga akan sama pada mereka meninggalkannya dan mengabaikannya seakan dirinya tidak ada dihidup mereka.

Dan sekarang dengan tubuh lemah dan tangan kiri yang sudah entah berapa kali dia melukainya sampai di kamarnya banyak darah yang menetes dilantai.

Bau amis darah benar benar menusuk hidung eacha tapi eacha seakan tak peduli dan terus melakukannya saat lukanya mulai kering. Sudah beberapa kali ketukan pintu terdengar di telingganya namun dia abaikan.

Sejak hari itu dia benar benar mengunci diri di kamar tanpa mau bertemu dengan yang lain tapi waktu itu emosinya masih terkendali.

Tapi sejak semalam emosinya benar benar tak stabil bahkan dia seakan tak peduli dengan dirinya sendiri.

Jika diingat perkataan artron benar bahwa dia belum bisa berada di langit, dia belum bisa mengaku sebagai angel sebelum semua kaum angel mengakuinya.

Tapi dia dibawa pada kenyataan bahwa tidak semua orang mau menerimanya. Bahkan sekarang apa yang dilakukan oleh orang orang itu mereka mengabaikannya.

Dia tau bahwa mungkin jimin, yoongi, dan lissa khawatir dengannya tapi apakah kaum angel akan juga khawatir dengannya.

Dia tak ingin egois untuk membuat mereka menerima dirinya yang nyatanya berbeda.

"Jeongmal cha, buka pintunya" teriakan lissa dengan gedoran yang keras masih diabaikan eacha bagaimana mereka bisa membuka pintu kamar itu jika lemari besar milik eacha menutupi seluruh pintu bercat putih itu

"Cha, semua akan baik baik saja percaya padaku" sekarang gantian jimin yang berteriak

Tapi eacha tak peduli tubuhnya sudah benar benar lemas. Dirinya sudah menyerah jika memang ini takdirnya dia tak akan menolak.

Tapi dia masih perlu melakukan satu hal sebelum semuanya benar benar berakhir. Karena lihatlah sekarang lucifer yang malah tertawa mengejek pada dirinya yang lemah.

"Seperti kau sudah mengerti soal takdirmu" ucap lucifer menatap eacha remeh

Eacha hanya menjukkan seringainya lalu terkekeh keras menatap lucifer yang meremehkannya. Berjalan sempoyongan menuju mahkluk yang sudah membuat dirinya berbeda membuat dirinya benar benar tak ada artinya disini.

"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja" ucap eacha menatap tajam lucifer lalu meludah dan membuang muka menatap jendela yang sudah lama dia tutup tanpa dia buka sama sekali

"Bukankah memang begitu, lihatlah dirimu kau tak akan pernah diakui sebagai angel" sahut lucifer mengabaikan aroma amis yang menusuk hidungnya

"Yak!!, aku hanya melampiaskan rasa sakitku jangan sok tau kau" ucap eacha menyentak tangan lucifer yang menyentuh tubuhnya

Lucifer terkekeh lalu mengangguk seakan percaya tapi nyatanya dirinya tak percaya dengan ucapan yeoja di depannya itu.

"Sudahlah, hanya aku yang menerima dirimu apa adanya" ucap lucifer menyentuh dagu eacha

Eacha tersenyum remeh dengan mata sayunya lalu mengenggam tangan lucifer kuat sampai suara retakan terdengar di kedua telingga mereka membuat lucifer menjauh dan mengaduh kesakitan.

"Ternyata kau masih punya tenaga" kesal lucifer merasakan sakit pada tangan kanannya

Eacha tertawa keras lalu menujuk lemari yang dibelakangnya masih ada pintu. Disana masih terdengar suara teriakan dari tiga orang yang mengakuinya, mengakui kehadirannya.

"Mereka mengakuiku tapi aku butuh pelampiaan rasa sakitku kau tau itu, dan ingat satu hal aku tak akan pernah ikut dengan mahkluk menjijikkan seperti dirimu" teriak eacha menujuk lucifer

Lucifer terkekeh lalu mundur dengan pasrah. Menggeleng kecil jika nyatanya yeoja itu memang benar benar keras kepala.

"Lalu apa yang bisa mereka lakukan, apakah mereka bisa membuat dirimu bisa diakui kaum angel. Ingat mereka bukan dewa maupun tuhan yang mampu merubah takdirmu ingat itu" ucap lucifer sebelum menghilang membuat eacha menjatuhkan tubuhnya dilantai dingin itu

Dirinya menangis lagi meluapkan perasaan yang benar benar dia benci sekarang. Dirinya seakan tak berdaya menghadapi takdirnya.

Dan apa tadi dia bilang tidak akan menyerah nyatanya mendengar ucapan lucifer tadi saja dirinya langsung lemah.

Dirinya bodoh atau apa bukankah dia bilang akan menyerah tapi kenapa melihat lucifer dia malah mengatakan akan berjuang.

Sebenarnya apa mau dirinya, apa keinginannya. Apa yang sebenarnya ingin dia buktikan, apa dia ingin pengakuan bahwa dirinya ada dan berbeda atau dia ingin semuanya berakhir seperti ini.

Jika dia mampu eacha ingin berjuang tapi dia tak mungkin membuat kaum angel ketakutan padanya karena kekuatannya yang luar biasa kuat.

Bahkan melebihi artron dan lucifer sendiri. Seharusnya dia bisa membunuh tapi dia tak ingin melakukan hal yang seharusnya memang tak dia lakukan.

Sekarang apa yang harus dia lakukan apakah ini akhirnya. Dia akan mati dikamar gelap dan sendirian.

"Eacha, keluar aku mohon" suara dari luar terdengar lagi sebelum manik sayunya tertutup rapat meninggalkan perasaannya yang masih belum menentu

TBC

Aku sudah menduga kalau akhirnya akan punya tiga kemungkinan dari cerita ini.

Tapi aku selalu berharap kalau cerita ini bisa membuat kalian puas, mungkin ada hal yang bisa kalian ambil dari cerita ini dan aku juga mohon jangan mengikuti eacha yang  selalu melukai diri sendiri.

Cobalah kalian lebih terbuka kepada seseorang yang benar benar peduli pada kalian jangan mengabaikan orang yang peduli pada kalian karena jika mereka lelah kalian tidak akan pernah bisa menggapainya lagi.

Sampai jumpa...

Seven Guardian Angels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang