*Kebenaran itu Sakit*
Tokoh :
1. Airin Febriola A
2. Wina Adriano
3. Agim Dirgantara
4. Rianti Marselia***
"Hiks"
Suara isakan tangis gadis itu masih terdengar. Gadis dengan paras yang begitu cantik, pemilik nama Airin Febriola A. Suasana kamarnya yang sunyi seakan mendukung kesedihannya. Sakit yang ia rasakan saat kebenaran terungkap. Ia sungguh tidak bisa percaya akan ungkapan kebenaran dari orang yang benar benar ia sayangi.
"Nak, Mama boleh masuk?" tanya seorang wanita paruh baya yang merupakan Ibu dari Airin dari luar kamar. Namun tidak ada jawaban. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk agar dapat menenangkan anak semata wayangnya.
"Airin, Mama minta maaf yah, Mama gak ada maksud buat kamu sedih begini," ujar Ibu Airin.
"Kenapa Mah?! Kenapa?!" teriak Airin.
"Kenapa Mama tega bohongin aku selama ini?!" tanya Airin dengan suara tinggi.
"Mama minta maaf sayang," jawab Ibu Airin sambil memeluk erat Airin.
"Selama ini aku taunya Papa udah meninggal, udah tenang di alam sana, tapi ternyata Mama bohong! Papa masih hidup, kenapa Mama harus bohong?!" teriak Airin histeris.
"Selama ini aku diejek sama temen temen aku Mah, mereka bilang aku anak pembawa sial makanya papa ninggalin aku, tapi ternyata papa masih hidup, papa sekarang dimana? jawab Mah!" teriak Airin
"Nak, Mama benar benar menyesal, maafkan Mama ya sayang, Mama punya alasan, tolong dengarkan penjelasan Mama," mohon Ibu Airin.
Airin hanya berdehem sebagai jawaban, ia sudah lelah menangis, kepalanya juga sudah mulai sakit. Akhirnya ia mendengarkan penjelasan dari Ibu nya.
"Waktu itu...," ujar Ibu Airin memulai ceritanya.
#flashback on
_Prangg!_
_Suara Pecahan kaca bersautan dengan teriakan kedua insan yang sama sama dikuasai emosi._
_"USIR WANITA ITU! AKU TIDAK SUDI MELIHAT WAJAHNYA! DASAR JALANG!" teriak Ibu Airin._
_"JAGA MULUTMU WINA!" bentak lelaki paruh baya yang merupakan suami dari Ibu Airin._
_"Tenang Agim," ujar wanita yang masih terlihat muda sambil mengelus pundak lelaki paruh baya tersebut. Ia lah yang menjadi alasan rusaknya rumah tangga Wina dan Agim._
_"APA APAAN KAMU MAS! JANGAN KAMU BELA DIA YANG JELAS JELAS SALAH! AKU BISA MEMAAFKAN KAMU MAS, TAPI TINGGALKAN DIA!" ujar Wina._
_"AKU TIDAK AKAN MENINGGALKAN RIANTI!" tegas Agim._
_Rianti tersenyum penuh kemenangan, impiannya untuk bersanding dengan lelaki kaya akhirnya terwujud, walaupun ia harus menjadi perebut suami orang lain alias pelakor._
_"Mas! Setidaknya ingat Airin, ia belum genap berumur setahun, tapi kamu sudah ingin meninggalkannya, kamu tidak kasihan dengan Airin Mas?" ucap Wina melemah._
_"Aku tidak peduli!" ucap Agim penuh penekanan._
_"Ingat! Jangan pernah ganggu aku lagi, Detik ini kita cerai! kau bukan istriku lagi!" lanjut Agim dengan tegas._
_"Hah? Mas?! Kenapa kamu tega?" tanya Wina._
_"Kau tidak lupa kan kalau kita dijodohkan? Aku tidak pernah mencintaimu! Anggap saja kehadiran Airin hanya kecelakaan," jelas Agim._
_"Baiklah kalau ini maumu, jangan pernah tampakkan wajahmu dengan jalangmu di depanku dan di depan Airin! Sekarang juga kalian pergi dari rumah saya!" usir Wina._
_Agim menggandeng tangan Rianti dan berjalan meninggalkan Wina yang penuh dengan kesedihan._
_"Airin, maafkan Mama tidak bisa menjaga keluarga kecil kita," ucap Wina._
#flashback off
"Begitulah ceritanya nak," ujar Wina.
"Tapi kenapa Mama gak jujur sama aku? Kenapa harus bohong?" tanya Airin yang mulai meneteskan air mata lagi.
"Mama gak mau kamu tau kelakuan papa kamu, Mama gak mau kamu sampe benci sama papa kamu, bagaimana pun juga dia papa kandung kamu, Nak," jelas Wina.
"Hiks, aku gak nyangka papa bisa setega itu sama kita Mah, selama ini aku ngebayanginnya papa itu orang yang baik," ujar Airin diiringi tangis.
"Aku benci Papa!" tegas Airin.
"Kamu gak boleh benci sama papa kamu Airin, kamu ikhlas saja ya, mungkin sudah begini takdir kita," ujar Wina menenangkan.
"Maafin aku Mah, aku udah bentak Mama tadi, Airin minta maaf ya Mah," ucap Airin sambil memeluk Ibunya.
"Iya sayang, Mama juga minta maaf ya, mulai sekarang Airin gak boleh sedih sedih lagi," ujar Wina sambil mengelus rambut Airin.
"Siap Mah," jawab Airin dengan sudut bibirnya yang terangkat membentuk senyuman.
Terkadang memang sulit menerima kebenaran. Apapun kebenarannya terimalah, walaupun itu sakit. Bukan tanpa alasan Tuhan memberi takdir yang menyakitkan. Bukankah sakit menjadikan kita kuat.
Di tempat kita berpijak ini bukan hal yang asing lagi ketika anak dijadikan korban dalam permasalahan rumah tangga. Ditinggal ayah, ditinggal ibu, Orang tua pisah, dan masih banyak lagi. Memang sulit, tapi ini menjadikan kita lebih tegar. Menangislah jika itu membuatmu tenang, karena terkadang, ketika mulut tak sanggup mengeluarkan kata, maka air mata lah yang menjelaskan.
Bersabarlah. Hidup ini tidak semulus jalan tol. Setiap orang punya masalah masing masing. Masalah memang senang menghampiri orang orang, maka ketika sang masalah menghampirimu, jangan pernah menyerah. Karena setiap masalah sudah pasti ada jalan keluarnya. Semangat!
ig@vi.rhmaa
KAMU SEDANG MEMBACA