"Ibu aku ingin itu." Sesosok anak kecil menarik ujung baju dari sosok wanita dewasa didepannya.
Aku menyadarinya.
Sosok itu adalah diriku dahulu.
Saat keadaan kami masih dalam krisis ekonomi.Dan wanita itu adalah ibuku.
Tempatku berlindung dari orang2 keparat itu.Tittitiittitititttt....
Aku tersentak bangun dari mimpi itu lagi,mungkin sejenis trauma atau entahlah?! Mimpi yang sama terus berputar dalam tidurku.Tentang masa lalu, kehidupan yang menyedihkan.
Aku harap apa yang kami miliki sekarang tak akan hilang dari genggaman.Tapi apalah daya jika sang penulis takdir telah menentukan garisnya.
Jika mungkin, aku juga ingin agar kami selalu dalam keadaan yang saling bersatu.
Tidak terpecah belah seperti sekarang ini.Aku hanya berdoa dan memohon kepada sang pemilik alam untuk mengembalikan sosok yang telah hilang.
'Tok,,tok ' aku tersentak,rupanya aku melamun lagi. Segera kulipat selimut yang baru selesai kupakai dan menyimpan diatas bantal tidurku.
Segera kurapikan semua yang berantakan.Seperti gadis pada umumnya aku sendiri yang membersihkan tempat tidur,kemudian dilanjutkan menyapu dari kamar keseluruh penjuru rumah.
Ya beginilah aku, bukan seorang pemalas seperti kalian.
Atau kalau tidak sudah pasti akan terdengar teriakan dari "melodi kematian" ibuku,begitu aku menyebutnya.Tidak, dia bukanlah ibu tiriku atau apapun itu yang kalian pikirkan. Cuman beliau adalah sosok perfeksionis, yang mengatur kami semua disini.
Aku bahagia memilikinya, seperti kalian yang juga bahagia masih memiliki sosok ibu yang hangat dirumah kalian.
Inilah aku,,, dengan sejuta rasa manis Dan pahitnya kehidupan.
Memiliki dua kakak dan 5 adik yang lucu(kalau tidak sedang nakal).
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Fiksi UmumAku tak siap bila harus memilih Memilikimu adalah sesuatu yang membuat ku ingin selalu menjagamu