"Unnie, terima kasih sudah mengijinkanku menginap, aku pamit pulang dulu. Mianhae kalau beberapa hari belakangan merepotkanmu." ujar Eunha diambang pintu apartment Yoojung
"Gwencana Eunhaya, aku justru senang kalau kamu menginap karena aku jadi ada teman. Kamu hati-hati dijalan ya."
"Ne Unnie, gumawo. Aku pulang dulu."
"Eunhaya.." panggil Yoojung menahan kepergian Eunha
"Ne Unnie?"
"Kamu sudah benar-benar membaik? Kalau memang masih butuh waktu untuk menenangkan pikiran, pintu apartmentku akan selalu terbuka untukmu."
"Jinjja gumawo Unnie, tak perlu khawatir." ucap Eunha tersenyum dan kembali berjalan ke ambang pintu untuk memeluk Yoojung sebelum akhirnya benar-benar pergi dari apartment itu.
Berjalan menuju halte bus, Eunha terus menatap handphone nya yang dia matikan sejak semalam kemarin. Sejujurnya ada perasaan khawatir setelah kemarin malam Eunha membaca lebih banyak artikel dari laptop milik Yoojung yang dia pinjam. Dirinya semalam tak bisa tidur memikirkan kemungkinan yang belum tentu terjadi pada Sojung. Rasa sayang dan cintanya memang belum sepenuhnya hilang begitu saja, mungkin memang butuh proses tapi entah mengapa hatinya masih terasa sesak dan sakit ketika kembali mengingat perkataan kedua orang tua Sojung. Lagi, Eunha tersadar bahwa keinginannya memiliki dan tetap bisa bersama Sojung itu mustahil. Ucapan kedua orang tua Sojung adalah kebenaran dan kenyataan yang pahit untuknya.
Langkahnya terhenti ketika berada di halte yang dia tuju. Bus yang ditunggu tak lama datang membuat Eunha kembali memasukkan handphone yang belum dia nyalakan. Setelah mendapat tempat duduk yang kosong dan bus itu kembali berjalan menjauh dari halte. Dalam perjalanan, Eunha kembali terngiang kata-kata Jungkook tentang apartment. Meski perasaannya masih ragu untuk menjual rumah peninggalan sang ayah satu-satunya itu tapi hal lain yang membuatnya yakin adalah karena rumah itu terlalu besar untuk ditinggali hanya seorang diri. Kembali merogoh kantong jaketnya, Eunha menyalakan handphone nya dengan tujuan ingin mencari informasi tentang sewaan apartment murah.
Saat handphone nya aktif, tentu saja banyak sekali notifikasi pesan maupun panggilan tak terjawab bermunculan salah satunya dari Sojung. Sekilas Eunha tak sengaja membaca salah satu pesan yang muncul tentang kekhawatiran Sojung padanya. Berat bagi Eunha yang masih terus teringat bayang-bayang tentang Sojung. Putus cinta memang menjadi suatu masalah yang sulit untuk dijelaskan menggunakan kata-kata yang mungkin hanya bisa dirasakan sakitnya seorang diri. Eunha hanya bisa menghela napasnya pelan dan memilih untuk tidak menghiraukan apa yang sudah dia baca tadi karena tak ingin merusak suasana hatinya pagi itu.
Ketika sedang fokus mencari beberapa tipe dan lokasi apartment yang memungkinkan untuknya, sebuah pesan dari Jongkook tiba-tiba masuk pagi itu.
KaokaTalk
Jungkook :
Good Morning Eunhaya 😊Eunha :
Oh hi Jungkook ! 😊Jungkook :
Eh ternyata udah bangun 😂Eunha :
Memangnya aku suka telat bangun? 😒Jungkook :
Hahaha.. Bukannya biasanya kamu bangun siang?Eunha:
Aku tidak seperti dulu ya, enak saja kalau bicara
Jungkook:
Hahaha mian~ Masih di apartment temanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise [HIATUS]
FanfictionSebuah lanjutan cerita / sequel dari FF Rainbow After The Rain (RATR) yang masih mengisahkan tentang tiga pasangan yaitu Sowon dan Eunha, Sinb dan Yerin lalu Yuju dan Yewon yang kini sedang menjalin kasih ke arah yang lebih serius. Namun kendala yan...