PURNAMA [End] ✔️

2.

👑👑👑👑👑

Fildan menggeliat dalam tidurnya. Nafasnya kembali teratur, tapi dia tak lagi tertidur. Perlahan manik hitam itu terbuka. Cahaya dari bed lamp yang terletak diatas nakas sebelah kanannya menyilaukan Fildan sesaat.

Refleks tangannya terulur mematikan lampu itu.

Hhh.. Dia paling tidak bisa tidur dengan lampu dinyalakan. Bahkan walaupun dia sudah tidur, dia bisa terbangun kalau ada yang menyalakan lampu.

Lampu ini sendiri adalah keinginan Lesti. Perempuan yang sudah hapal kebiasaan Fildan itu berinisiatif membeli sebuah lampu tidur karena terkadang Fildan bisa susah dibangunkan.

"Jadi kalo misalnya kamu susah dibangunin, aku tinggal ngidupin lampu ini aja, deh!"

Fildan masih mengingat jelas ekspresi penuh kemenangan Lesti saat menunjukkan lampu itu padanya.

Fildan mengalah dan membiarkan Lesti membelinya. Yang penting istrinya senang. Toh, lagipula lampu itu jarang digunakan juga akhirnya.

Mmm.. Ngomong-ngomong tentang istrinya...

Fildan memandang bagian tempat tidur Lesti yang kosong, bantal dan gulingnya bahkan tersusun rapi.

Ah ya, syuting acara AKSI Indosiar kan dimulai hari ini..

Sejak perdebatan malam itu, keduanya tak saling bicara. Mereka tetap menjalankan rutinitas seperti biasa, tapi sama-sama cuek dan kalau berbicara pun singkat dan seperlunya.

Seperti sehari sebelum puasa kemarin. Lesti mengajak keluarganya untuk menginap dirumahnya agar mereka bisa melaksanakan sahur pertama bersama.

Fildan tak keberatan, malahan bagus karena dia bisa mengobrol dengan mertuanya atau Beni, tapi dia dan Lesti malah kikuk karena mereka harus bersikap seakan tak ada masalah di depan keluarga Lesti.

Fildan menghela nafasnya. Jadi Lesti sudah pergi syuting? Tck, dia bahkan pergi tanpa pamitan dengan Fildan.

Fildan masih sibuk dengan pikirannya saat suara ribut dari dapur mengejutkannya. Seperti ada tutup panci yang jatuh.