"Kau mengajak Yeji ke gallery?"
Irene menyembul dari balik pintu ruang kerja Seulgi, ruangan serupa galleri seni lukis itu terlihat berantakan dengan banyaknya kertas, crayon, pensil, kuas dan peralatan lain yang berhamburan, sudah pasti itu ulah malaikat kecil mereka yang mulai belajar menggambar,
"Fiuhh~ dia akhirnya betah"
Seulgi menoleh sebentar dan tersenyum keki, helaan dengan nada yang cukup khawatir itu membuat irene tersenyum, Ia ikut merapikan meja kerja Seulgi dan kertas yang berserakan dilantai,
"Mungkin minat bakatnya dibidang yang lain, jangan kecewa"
Irene mencium pipi Seulgi gemas, ciuman ringan itu membuat yang punya pipi terkekeh geli,
"Lihat hasil karyanya"
Seulgi memperlihatkan beberapa kertas dengan coretan warna warni yang membuat irene berbinar bangga dan takjub.
"Ehh? Hahaha"
"Kau tidak tahu ini dia sedang menggambar dapdap"
Bulatan kecil agak panjang dengan dua strip yang hampir terlihat seperti roti itu adalah sendal yang digambar Yeji, Yeji menyebutnya dapdap lantaran baru mulai belajar berbicara,
"wahh... yeddeong sangat jenius, liat plushie bunga matahari yang di gambarnya hahahaha aigooo. Anakku~"
tawa lucu mereka memenuhi gallery, sambil melihat hasil karya Yeji yang hanya berupa gambar gambar tanpa makna tapi penuh akan imajinasi khas anak umur dua tahun, seabsurd apapun hasilnya mereka akan tetap memujinya,
Yeji beberapa kali memasuki Galleri Seulgi dan selalu berakhir dengan tangis, lukisan lukisan abstrak dan beberapa lukisan surealis milik Seulgi terlihat menyeramkan dimatanya,
ruangan dengan pondasi rendah itu terlihat seperti ruagan bawah tanah jika melihatnya dari Luar, Seulgi mendesain beberapa bagian rumahnya agak tinggi agar bisa membuat ruang seperti ruang bawah tanah untuk menyimpan semua hasil karyanya, dan sebagai tempatnya bekerja,
Tadi pagi, Yeji akhirnya menemani Gomnya bekerja di Gallery, mommynya bekerja dan ia tak ada pilihan lain kecuali menghabiskan waktu bersama Gomnya disana,
"Kau belum mengucapkan selamat tidur pada Yeddeong"
Irene memeluk Seulgi yang masih menyibuki sesuatu di meja kerjanya, suara manjanya yang sarat rindu itu menyadarkan Seulgi, karena kesibukan masing masing, mereka berdua baru memiliki waktu malam ini,
"Sudah jam 11??"
Seulgi melongo kaget, Irene mengangguk, senderan dagunya manja diceruk leher Seulgi, pelukan yang makin erat itu membuat mereka berdua tersipu malu, jarang sekali Irene manja seperti ini,
"Ayo kita tidur~ lanjutkan besok saja"
Suara pelan yang menyejukkan itu sangat menenangkan jiwa, lelahnya yang dari subuh bekerja di gallery seketika rontok,
"Tunggu sebentar ya~~" :D
...
...
...
Suasana pagi selalu tenang di kediaman ini, hening dengan dengkuran halus Seulgi, walau sudah agak terang diluar sana sepertinya tidur pulas mereka akan lebih lama dari biasanya,
Bocah dengan langkah kaki yang mungil itu datang lagi dengan plushie mataharinya, gomm dan mommnya belum bangun, dan dia belum berhasil memanjati bed untuk membangunkan mereka,
"ᴹᵒᵐᵐ"
...
Tidak ada jawaban, tidak ada tangan yang menjuntai seperti biasa,
YOU ARE READING
[SEULGI X IRENE] DON'T PANIC!
Ficción Generalseulgi, irene, and their baby ini hanya beberapa one shoot dan two shoot :D