☁️ꜰᴏʀɢᴇᴛ-ᴍᴇ-ɴᴏᴛ☁️

1.3K 136 160
                                    

.
.

Seokjin tidak tahu, ia tidak ingat apa-apa lagi, yang ia rasakan sekarang tubuhnya seperti terombang-ambing. Rasa sakit menyerangnya hebat pada bagian kepala, bahkan untuk membuka mata pun sangatlah susah. Ia tidak tahu di mana ia sekarang.

Sesak, dadanya sesak kehabisan nafas, ia tersadar bahwa ternyata ia berada di dalam air. Ia membuka matanya paksa, mendapati setitik cahaya di tengah-tengah kegelapan yang mengelilinginya. Bergerak-gerak liar mencoba menggapai cahaya itu, ia terus berteriak hingga mulutnya penuh dengan air.

Tubuhnya mulai lemas dan kesadarannya menipis. Pikirannya kosong seketika, ia pasrah membiarkan ajal menjemputnya di sini.

"Kemarilah..."

Mata Seokjin yang semula terpejam langsung membulat seketika, menemukan dua tangan bercahaya terulur di atasnya. Dengan tenaga terakhir, ia mencoba meraih kedua tangan itu.

Lembut dan terasa tidak asing saat ia menyentuhnya.

Seperti ada dorongan dari bawah, tubuh Seokjin langsung terangkat cepat ke permukaan air dengan tangannya yang masih menggenggam tangan bercahaya itu. Ia terbatuk dan mencoba bernafas cepat mengisi pasokan oksigen tubuhnya.

Cahaya terang menyapa indera penglihatannya, ia melihat sosok manusia pemilik tangan tadi tengah tersenyum lembut. Surai senada warna karamel dengan poni yang hampir menutupi matanya terlihat bergerak-gerak tertiup angin sepoi yang berhembus, sweater berwarna cokelat mudanya itu terlihat cocok dan pas di tubuhnya.

"Siapa...?" gumam Seokjin masih belum bisa melihat dengan jelas siapa penolongnya itu karena terhalang sinar matahari.

Seokjin melihat sosok itu tersenyum lagi, ia bisa melihat dengan jelas dimple manis yang terukir di pipi bulatnya. Mahkota bunga yang berada di atas rambutnya dan senyuman berdimple itu membuatnya terlihat sangat cantik.

"Hyung...!"

Suara menggema masuk ke indera pendengaran Seokjin, ia menoleh ke belakang mencari sumber suara itu namun cahaya terang langsung menyambutnya, membuatnya refleks memejamkan mata. Dan kesadarannya hilang.

.

.

.

"Hyung...!"

Seokjin membuka matanya perlahan karena suara berisik itu terus memanggilnya membuatnya terbangun dari mimpi.

"Aish, kau bisa terlambat ke kantor, bodoh! Eomma menyuruhku membangunkanmu, cepat mandi sana!" ujar Taehyung yang sedang berkacak pinggang lalu melemparkan handuk tepat ke wajah Seokjin yang kembali menutup matanya.

"Sial, aku sudah ada janji dengan Kookie pagi ini. Bisa mati aku!!" gumam Taehyung mengecek jam di tangannya lalu melangkah cepat keluar dari kamar kakaknya.

Seokjin mengambil posisi duduk, ia menguap lebar dan merentangkan tangannya ke atas. Memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing karena dibangunkan tiba-tiba oleh sang adik, ia membuka matanya perlahan memperlihatkan iris mata coklat muda turunan dari sang ibu.

"Mimpi apa itu barusan...?"

Telapak tangan besar Seokjin meremas rambut hitamnya, mencoba mengingat mimpi yang baru ia alami tadi, namun nihil. Ia hanya mengingat beberapa saja, salah satunya sosok bermahkota bunga yang memiliki dimple manis yang berhasil membuat Seokjin terperangah.

Sialnya, ia tidak mengingat jelas wajah sosok itu, wajah terlihat sangat samar dan juga terhalang cahaya matahari. Yang Seokjin ingat hanyalah senyuman berdimplenya yang sangat manis.

ᴍʏᴏꜱᴏᴛɪꜱ [ᴋꜱᴊ x ᴋɴᴊ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang