Tolong bawa aku pergi hingga takdir bisa mempertemukan aku dengannya.
.
.
.
Ivani.la18Semilir angin menyambut kedatangan Adel saat ini. Pemandangan laut lepas yang indah, tuhan suguhkan untuk makhluk nya. Termasuk Adel.
Gadis itu turun dari mobilnya, menginjakan kakinya pada putihnya pasir pantai.
Deburan ombak mampu membuat ia tenang dan melupakan sejenak masalah yang baru dialami oleh gadis itu saat pulang ke rumah.
Santi melemparkan Vas bunga ke arah Adel, tepat mengenai kepala gadis itu hingga mengeluarkan banyak darah.
Bahkan gadis itu sama sekali tidak lupa dengan cacian yang di lontarkan oleh santi, mami tirinya.
Praang!!!
"Kenapa kamu pulang? Belum puas kamu mengahncurkan keluarga saya?"
Adel memegangi kepalanya yang berdenyut akibat lemparan vas kaca dari Santi. "Mami..." panggil Adel lirih.
"Saya gak sudi dipanggil mami sama anak seorang jalang"
"Kamu pikir saya enggak tau bahwa kamu sudah pernah melukai Jessica hingga membuat tangan anak saya memerah?"
"Saya tau semuanya Adel, anak seperti kamu itu sudah ada bibit-bibit kriminal"
Adel mencoba berdiri untuk menggapai tangan maminya, namun Santi dengan kasar menghempas Adel. "Aku punya alasan tersendiri mi"
"Alasan? Alasan buat nyelakain Jessica trus akhirnya kamu bisa ngegantiin posisi dia, iya kan? Supaya kamu bisa mengambil perhatian dari suami saya" ujar Santi dengan penuh penekanan.
Adel menggeleng kepalanya. Bukan, bukan itu keinginannya, ia hanya ingin Jessica menjauhinya. Sama seperti yang lain.
"Mami dapet informasi itu dari mana? Aku sama sek---"
"Dari gue, kenapa? Lo takut kebongkar?" Ujar seseorang yang tiba-tiba keluar dari samping pintu.
Rafa.
Adel menatap nyalang Rafa. "Lo gak usah ikut campur dalam masalah keluarga gue raf"
"Lo hanya orang baru yang kebetulan tau, jadi jangan SOK nyampurin hidup orang lain"
Rafa tersenyum sinis. "Santai del. Kenapa sih emang? Takut kebongkar apa gimana? Atau takut kalo uang di ATM lo gak ngalir lagi?"
"Tutup mulut lo itu ra--"
"K-kamu memanfaatkan suami saya Adel?"
"M-mi gak gitu mi, aku sama sekali gak ngelakuin itu. Aku gak manfaatin papi"
Santi mendekat kearah Adel, lalu tanpa aba-aba menarik paksa dompet Adel yang kebetulan sedang berada di genggaman.
"Jangan harap saya kasih ATM ini lagi ke kamu jalang kecil"
Bahkan kepala Adel mulai sakit sekarang, ini gara-gara ucapan sialan yang terus saja memutari benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME-US&END
Teen FictionHanya ingin menemukan tempat berlabuh yang tepat, hanya itu, Adel yakin hanya itu. Namun kenapa takdir seolah-olah menjauhkan Adel dari semua yang ia harapkan? Tidak cukupkah jika selama ini dia begitu dipermainkan oleh alur ceritanya sendiri? Kehar...