Sun and Lilac.

137 9 12
                                    

Hope you enjoy this story guys!


Lilac.

Namaku Hafika Blaise Philomena. Orang-orang biasa memanggilku Nana. Usiaku 17 tahun dan sekarang adalah tahun keduaku di bangku SMA.

Nama lengkapku unik? Ya. Unik dan jarang ditemui bukan?

Hafika merupakan nama mendiamg nenekku, Blaise adalah nama Baptisku dan Philomena adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tua ku.

Philomena, yang berarti "Gadis yang penuh kasih dan sayang" begitu kata Ayah, dengan harapan, aku akan tumbuh menjadi gadis yang lembut dan penyayang kepada siapapun.

Keluargaku merupakan penganut kuat agama Katholik. Sebagai contoh, setiap pagi sebelum sarapan bersama, kami akan berdo'a bersama yang dipimpin oleh Ayah sebagai kepala keluarga, dengan membuat salib di dada dan diakhiri dengan 'Amien' sebagai bentuk syukur kami kepada tuhan Yesus karena masih memberi kami kesempatan untuk menikmati sarapan pagi.

Sederhana memang, tapi hal sederhana ini yang membuat kami makin kuat mempercayai agama kami.

"Na, hari ini berangkat sama kakak aja ya, takutnya kamu telat dan kebetulan kakak juga ada kelas pagi, Ayah gak bisa antar kamu, Ayah harus cepat ke tempat konstruksi pagi ini." ujar Ayahku yang biasa di panggil Ayah Andre.

Oh iya! Aku juga memiliki kakak perempuan dengan jarak usia 2 tahun lebih tua dariku, yang sekarang sedang menimba ilmu di salah satu Universitas ternama di kota kelahiran kami, Purwokerto.

Namanya Sesilia Zoey Heranina atau biasa di panggil kak Nina.

"Kita bonceng-bonceng Na, hihihi... " ujar kak Nina cengengesan.
Hal yang paling kami senangi yang dimaksud kak Nina yaitu, berboncengan diatas motor matic putih kesayangan kakak dengan kecepatan diatas rata-rata. Rasanya seperti terbang.

TUK!

Langsung saja kak Nina mendapat jitakan dari Bunda.

"Kamu ini, udah berapa kali di bilangin jangan kebut-kebutan, Nin. Masih aja kamu tuh suka begitu. Bahaya." omelan Bunda sudah menggema pagi ini. Dan tidak lupa ini Bundaku tersayang, Bunda Mira.

Sedangkan kak Nina? Dia malah cengengesan tidak jelas.

"Udah-udah, sekarang cepetan habisin sarapannya. Nanti yang ada kalian berdua malah telat." ujar Ayah menengahi kami semua, tentu saja kami langsung menuruti kata Ayah, beliau adalah penguasa kedua setelah Bunda tentu saja di rumah ini.

Aku turun dari motor matic kak Nina didepan gerbang sekolah.

SMA Dewantara.

Jadwalku sekarang adalah memberi salam ceria yang aku lakukan setiap pagi kepada Bapak Satpam sekolah yang dijuluki 'Bujang Tua' oleh teman-temanku karena di usia beliau yang lebih tua dari Ayah dan Bunda, tapi beliau masih belum juga menikah. Pak Drajat namanya.

Sun and LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang