DenataBagian 25
Sore itu di Paris, Nata tengah membereskan barang-barangnya masuk ke dalam koper, menatanya dengan rapih sambil melirik ke arah ponsel kalau-kalau Dave membalas pesannya.
Pria itu menarik senyum ketika Alaska mengirimnya berpuluh-puluh pesan yang isinya selalu mengingatkan pria itu untuk ini, untuk itu, jangan telat makan, bla, bla, bla. Hal yang membuat risih di mata Nata justru berbeda ketika Alaska yang melakukannya.
Cringe.
Pria itu kemudian tersenyum kembali ketika Mama masuk sambil memegang perutnya, dan tak lupa nampan berisikan segelas susu dan juga biskuit.
"Aku bukan bayi Ma." Eluh Nata sambil berdiri, kemudian mencium pipi Mamanya.
"Ih mau kamu udah dewasa nanti, terus kamu punya anak. Kamu tetep bayi kecil Mama." Ucapnya sambil mencubit pipi anaknya itu dengan gemas.
"Mama ngapain pegang perut?" Tanya Nata sambil meminum segelas susu yang diberikan Mamanya tadi.
"Mama hamil." Jantung Nata mencelos begitu saja, Nata yang mendengar itu langsung tersedak membuat Mamanya panik sambil menepuk-nepuk punggung pria itu.
"H-hhamil? Mama serius?" Mama menyengir tanpa dosa, kemudian mengangkat jari telunjuk dan jari tengah sehingga membentuk huruf V.
"Suer."
Nata mengusap wajahnya kemudian meletakkan gelas itu di atas meja belajarnya.
"Kalau Nata pulang ke Indo, terus Mama hamil begini dan Papa sibuk sama kerjaan. Siapa yang mau perhatiin Mama?" Mama terkekeh pelan, membuat respon Nata yang panik tak karuan itu di sia-siakan begitu saja oleh Mamanya.
"Ma, aku serius."
"Serius banget sih, orang nanti Mama ikut kamu pulang ke Indonesia kok, Papa juga. Kerjaannya udah selesai disini." Nata mendengar itu langsung memeluk Mamanya, mencium pipi wanita itu dengan lembut sambil melompat-lompat karena kegirangan.
"Nanti Mama jangan masuk bareng aku ya." Mamanya mengangguk saja ketika anak pertamanya ini, yang notabenenya pendiam dan juga tak berekspresi, mendadak bawel dan juga penuh rencana untuk mengagetkan Kevin saat mengetahui bahwa Mama dan Papa pulang ke Indonesia.
"Mama denger, kamu pacaran sama Alaska?" Nata menoleh, kemudian mengangguk kecil.
"Tapi udah putus."
"Kenapa?"
"Tapi mau balikan lagi."
"Kamu putus sama Alaska kenapa?" Tanya Mama setelah pertanyaannya tak dijawab oleh anaknya.
"Biasa, karena cewe."
"Playboy sih." Gerutu Mama sambil menjewer kuping Nata.
"Nggak gitu Ma."
"Terus?" Tanya Mama masih pada jewerannya.
"Susah di jelasin, lepasin Ma sakit." Ucap Nata lirih sambil melihat kupingnya dari balik cermin yang sudah memerah.
"Jangan sakitin hati wanita ih, wanita itu diciptakan untuk di jaga dan di beri kasih sayang. Mama nggak suka kalau kamu kayak begitu lagi." Nata mengangguk pelan, sambil menyerap kalimat Mamanya yang begitu membuatnya tertampar dengan realita.
Bahwa, Nata menyakiti hati Alaska dengan pengulangan kata maaf yang berkali-kali diulangi, namun setelah itu Nata mengulanginya dan sampai titik dimana Alaska jenuh dan jengah dengan itu semua. Permintaan maaf dan ucapan maaf dari Nata. Alaska tolak.
Percuma minta maaf, kalau kamu masih mengulangi hal yang sama.
***
Alaska sudah terduduk manis di ruang tunggu bandara internasional Soekarno-Hatta, matanya melihat kesana dan kesini, berharap bahwa Nata sudah tiba.
"Perjalanan dari Paris ke Indo 17 jam loh Las, lo subuh-subuh udah disini gila banget asli. Serius? Lo sekangen itu sama Nata?!" Gerutu Malidya sambil duduk di samping gadis itu.
"Iya udah tau, makanya ini nungguin disini. Kata Nata jam 6 pagi dia sampe sini." Ucap Alaska sambil melirik ke arah Reyhan yang berdiri di samping Malidya sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Abang lu emang nggak suruh pulang aja? Lagian juga dia besok ujian." Malidya melirik Reyhan yang tersenyum kecil, ketika dirinya mendengar Alaska mengkhawatirkannya.
"Nanti gue balik sama siapa?" Tanya Malidya jengah dengan fikiran Alaska.
"Ya sama Kevin." Reyhan dan Malidya terbelalak.
"KALO GITU KENAPA LO NGAJAK GUE SAMA BANG REYHAN ALASKAAAAA!!! KAN LO BISA SAMA KEVIN HIH!"
"Y-yyaudah jangan ngegas, kan siapa tau lo mau liat Nata." Ucap Alaska sambil menundukkan wajahnya dalam-dalam.
"Tau ah marah gue sama lo!" Malidya mendengus sebal, kemudian melirik ke arah Abangnya yang sejak tadi berdiri.
"Duduk kek lo! Pantat lo bisulan emang?!"
"Sensi mulu mbaknya." Cibir Reyhan, kemudian duduk di samping adiknya itu dan mengusap surai hitam legam milik adiknya.
Sementara itu, Alaska masih saja melihat ke sana dan kesini, berharap Nata segera tiba karena jam menunjukkan pukul setengah enam pagi.
"Iiiih cepet kek!" Gerutunya pada jarum jam yang bergerak lama sekali.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)
Novela JuvenilAlaska yang mencoba sabar? Ester yang mencoba menjelaskan? Atau Nata yang tak berperasaan? Semuanya memiliki tanda tanya masing-masing, berjuta-juta kali pria itu meminta maaf tetapi berulang kali dia mengulanginya, hingga sampai dimana Alaska lelah...