PART 15

55 10 2
                                    

" Kamu kok di ada sini? "

" Kamu kok bisa di sini ? "

_____________________________________

Melihat siapa yang ada dihadapannya ini membuat Rinai terkejut, begitupun orang tersebut.

" Kamu kok di ada sini? " tanya orang tersebut,

" Harusnya aku yang tanya, situ kok bisa ada disini?" tanya Rinai yang dijawab kekehan orang tersebut.

" Tiap bulan saya kesini, beli buku. Saya hobi baca, kamu sendiri?" tanyanya balik,

" Owh, saya lagi jalan sama temen saya. Sekalian nyari kado." Jelas Rinai.

" Kado? Pasti buat pacar." Tebak orang itu,

" Sok tahu." Jawab Rinai lalu beranjak meninggalkan orang tersebut, untuk kembali mencari kado yang pas untuk kakaknya.

Melihat Rinai menginggalkannya, orang itu mengikuti Rinai.

" By the way, gimana kaki kamu? Udah baikkan?" tanya orang itu,

" Udah sembuh kali, cuma luka kecil doang. Thanks to you." Ucap Rinai sambil mengabsen buku-buku di rak, membuat orang yang tidak lain adalah kakak kelasnya itu tersenyum.

Iya, orang itu adalah Afryan. Kakak kelas Rinai dan Rasya.

....

" Kamu kok bisa di sini ? " tanya orang itu,

Setelah mengetahui siapa yang menepuk pundaknya, raut muka Rasya berupa datar.

" Bisalah, lo kira tempat ini punya kakek lo." Jawab Rasya ketus.

Orang itu tersenyum kecut mendengar jawaban Rasya. Lalu tanpa di duga Rasya menarik tangan orang itu menuju rak-rak buku paling pojok.

" Kalo lo engga ada urusan di sini mending pergi. Gue engga mau Rinai lihat lo disini." Ucap Rasya dengan wajah datar,

" Rinai juga di sini?" tanya orang yang tidak lain adalah Kenzo Aquino, yang di jawab deheman oleh Rasya.

Rasya yang berisik, heboh dan ceria sangat berbanding terbalik dengan Rasya yang saat ini di hadapan Kenzo.

" Boleh aku lihat dia? Aku engga akan nemuin dia, aku cuma pengen lihat aja." Tanya Kenzo dengan pelan,

" Setelah apa yang lo lakuin ke dia, lo kira gue ijinin?" tanya Rasya balik,

" Aku punya alasan ngelakuin itu." Bela Kenzo.

" Alasan engga logis apa yang mau lo bilang. Apa harus sampe ngorbanin hati orang?" tanya Rasya ketus,

" Cha... bisa engga kalo ngomong jangan pake nada ketus." Pinta Kenzo,

" Engga." Jawab Rasya.

" Cha, bisa engga kamu maafin aku?." pinta Kenzo dengan raut penyesalan.

" Kalo lo masih nganggep gue. Gue mau lo pergi dari sini sebelum Rinai dateng. Gue engga mau dia tambah sedih." Ucap Rasya dingin.

" Oke aku pergi. Aku seneng bisa ngobrol sama kamu. Aku juga kangen sama kita yang dulu cha."

Setelah itu Kenzo pergi meninggalkan Rasya yang masih terdiam setelah mendengar ucapan teman masa kecilnya itu.

....

Rinai merasa kesal dengan kakak kelasnya yang satu ini, karena dia sedari tadi selalu mengikutinya. Ya meskipun kakak kelasnya ini tidak berisik alias diam saja dari tadi, namun tetap saja Rinai agak risih selalu diperhatikan oleh orang itu. Terlebih lagi tatapannya yang Rinai yakin jika Rasya yang ditatap seperti itu pasti akan meleleh.

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang