Happy Reading💙
Maapkan jika banyak typo🙇
Bukanya selama ini aku tidak bahagia. Namun, aku hanya ingin merasakan kebahagiaan yang sebenarnya, tsenyum tanpa beban dan tanpa menampilkan topeng palsuku.
_○○○_
Tampak seorang gadis berlari kencang menuju gerbang sekolahnya yang sebentar lagi akan di tutup. Mengingat ini adalah hari pertamanya bersekolah setelah menempuh pendidikan SMP.
Di ujung sana sudah tampak gerbang sekolahnya yang masih terbuka. Namun, setelah itu terlihat Pak Satpam yang belum ia ketahui siapa namanya sudah bersiap akan menutupnya.
Sedangkan di sini Zara, si gadis yang bertubuh mungil ini masih berada di pinggiran jalan untuk menyebrang, yang kebetulan sekali sangat ramai kendaran berlalu lalang.
"Bisa telat dong gue!" Paniknya, setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangn tangan kirinya.
Zara menengok kanan dan kiri. Lalu, saat dirasa aman untuk menyebrang, kakinya melangkah dan yap dirinya sudah berada di sebrang jalan yang tadi. Kini dia sudah bersiap untuk berlari hingga matanya tidak sengaja melihat seorang nenek tua kesulitan untuk menyebrang.
Dirinya merasa kasihan dan ingin menolongnya. Namun, Zara mengingat bahwa sebentar lagi gerbangnya akan segera di tutup terlebih lagi jarak ditinya berdiri dan sekolahnya terpaut beberapa meter.
Zara bimbang tentu saja. Namun dia segera mengingat jika andai saja posisi nenek itu adalah neneknya sendiri maka dia sangat kasihan sekali.
Tidak mau berlama lama akhirnya Zara segera menghampiri Nenek itu dan membantunya menyebrang jalan. Persetan dengan gerbang yang sudah di tutup palingan dirinya diceramai pnjang lebar dan berakhir dihukum. Toh dirinya sudah kebal dengan semua itu.
___
"Dek, kenapa bisa terlambat?"
Ya sudah bisa di tebak itu adalah suara kakak tingkatnya. Sekarang dia sedang di introgasi bagaimana bisa telat dan sebagainya.
"Tadi saya nolongin nenek tua nyebrang jalan dulu kak."
Kakak OSIS didepanya terdiam sejenak. "Oke alasan di terima. Tapi, pasti ada alasan lain kan?"
"Hemm... tadi nunggu angkotnya kelamaan kak." Ya memang benar adanya tadi Zara menunggu angkot lama sekali.
"Yaudah sekarang kamu saya hukum bersihin tiap koridor di sekolah ini." Ucap Kakak OSIS yang bernama Reva.
Zara memandangi gedung sekolahnya. Betapa besar gedung ini. Tapi mau bagai mana lagi ini sudah menjadi hukumanya dan dia sudah siap menerima konsekuensinya dari tadi saat menolong nenek tua itu.
"Gak usah."
Zara dan Reva menoleh keasal suara. Dia laki-laki, dan... tampan menurutnya. Yah walaupun berwajah datar dan bersuara dingin.
"Loh tadi dia telat Za?" Ucap Reva heran dengan jalan pikir teman satu rekanya.
Za? Apakah namanya Reza? Zafran? Ataukah...
"Kembali kebarisan."
Zara tersentak dari lamunanya. Dia malu saat ketahuan srcara terang-terangan menatapnya dan melamunkanya.
Aah biarlah itu nanti dia akan mencaritahu siapa dia. Zara segera kembali kebarisan setelah mengucapkan terimakasih kepada cowok tampan yang sudah menolongnya. Walaupun tidak ada jawaban.
Saat akan memasuki barisan kembali dia menoleh kebelakang dan mendapati 'cowok tampan' itu tengah memperhatikanya juga. Zara tersenyum menyentuh dadanya yang berdetak kencang.
Mengapa dirinya seperti ini?
Dan siapa dia?
_○○○_
Terimakasih telah membaca Zarafa
Jangan lupa untuk vote dan komen
Kira-kira siapa tuh Za?
Follow
Instagarm @nndokt._
Stay healty temen temen❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAFA
Teen FictionDisaat semua menjahuh, aku ingin kamu selalu ada di sisihku. Bukan hanya untuk menemani, tetapi juga mendengarkan semua keluh kesah yang ku alamai.