[36] It's Time to Say Goodbye

214 20 1
                                    

Flashback




Hari ini Naya pergi ke butik langganan Maminya untuk ngukur badan. Soalnya mau pesan kebaya buat wisudaan nanti. Memang masih lumayan lama sih, tapi butik ini sangat ramai pembeli dan pemesan juga. Jadi Naya harus duluan memesan supaya nggak mepet, jadi hasilnya juga maksimal.

Waktu Naya lagi iseng lihat-lihat gaun pesta, mata Naya tertarik pada salah satu gaun hitam yang sangat elegan. Waktu Naya hendak mengambil bajunya, ternyata berbarengan gaun itu juga mau diambil sama perempuan yang menurut Naya, dia itu cantik.

"Eh, maaf. Saya nggak tahu kalau Mbak mau ngambil gaun ini juga," kata Naya.

"Nggak kok, nggak apa-apa. Kamu aja yang ambil. Saya bisa liat-liat yang lain kok,"  ucapnya ramah.

"Eh, jangan. Mbak aja yang ambil. Biar saya cari yang lain." Terus Mbak itu semakin menunjukkan senyum ramahnya.

"Kamu aja, ya? Kelihatannya gaun ini lebih cocok di kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu aja, ya? Kelihatannya gaun ini lebih cocok di kamu. Pasti buat pesta ulang tahun ya?"

"Iya, Mbak. Kok Mbak tahu?"

"Soalnya saya juga lagi nyari gaun pesta untuk hadiah ulang tahun Adiknya calon suami saya."

"Ohh begitu..."





Tiba-tiba,


"Sayang, gimana udah ketem—" Pria itu menghentikan ucapannya saat pandangan mereka bertemu. Dia adalah pria yang akhir-akhir ini Naya hindari.

"Na—naya?"

"Ohh, jadi Mbak ini calon Mas Jinan? Calon Mas cantik banget, cocok. Selamat ya." Naya berusaha tenang meskipun sebenarnya sakit banget lihat mereka.

"Loh, jadi ini Naya yang sering kamu ceritain ke aku?" kata Mbak itu pada Jinan.





Jadi Mas Jinan juga suka nyeritain tentang gue ke dia? Buat apa? batin Naya.





"Iya, Tan. Kenalin, ini Naya. Temen masa kecil aku sama Wilza." Tania mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Nggak enak juga kan kalau Naya menolak ajakan salamannya cuma gara-gara dia sakit hati? Akhirnya mereka bersalaman dan saling memperkenakan diri.

"Jinan banyak cerita loh, tentang kamu. Nanti datang ya ke acara pernikahan kami?"

"Kapan?"

"Tanggal lima belas bulan ini." Naya terkejut. 2 minggu lagi? Naya nggak tahu mesti gimana lagi menghadapi ini.



Calm down, Naila. Jangan bikin malu depan calon Mas Jinan, batin Naya.




"Jadi Mbak mau beli gaun ini buat hadiah saya, kan?" Tania mengangguk.

"Kamu suka?"

"Iya. Yaudah, saya aja yang beli gaun ini. Saya anggap info tanggal pernikahan kalian sebagai kado terbaik ulang tahun saya. Saya duluan, permisi." Naya nggak bisa lama-lama berbasa basi lagi di sini. Ia harus segera pergi.

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang