^HAPPY READING^
.
.Hinata duduk sambil bertopang dagu menatap ke lapangan lapangan basket di mana beberapa orang yang sedang bermain di sana. Ia menghembuskan nafasnya sejenak mengabaikan sang dosen yang tengah mengoceh di depan sana.
Sasuke tak menghubunginya sejak kemarin, ia bahkan tak ke kampus, jika keadaan ini terus berlanjut entah mengapa Hinata merasa akan terbiasa lalu mulai melupakan perasaannya sendiri. Ia jadi ragu, apa Sasuke memang mencintainya? Atau hanya berpura-pura."Hinata...Hinata...."Hinata menoleh pada Ino yang memanggilnya dengan suara pelan. Ia beralih pada sang sahabat yang di kursi bagian depan, gadis itu menulis di bukunya dengan tulisan yang di capslok.
"MUKA MU BERUBAH MESUM"
Hinata terkekeh kecil lalu merobek bukunya sendiri, di remas-remas lalu di lemparkan tepat pada wajahnya sambil menjulurkan lidahnya sembari meledek.
***
"Ino, berhentilah menggangguku di kelas"omel Hinata lalu memasukan makanan ke mulutnya, sekarang mereka berada di kantin kampus.
"aku tak mengganggumu, wajahmu memang terlihat mesum"balas Ino yang juga memakan ramennya. Tak lama Sai ikut bergabung dengan sang kekasih.
"di mana Sasuke?"Tanya Ino mendapati sai sendirian, Hinata hanya mencoba menulikan telinganya mengabaikan wajah Sai yang berubah kaku seketika saat Ino bertanya tentang Sasuke.
"di..dia memiliki urusan penting"balas Sai, Ino meletekan sumpitnya dengan wajah garang saat Sai menjawabnya dengan ragu.
"Sai...."
Hinata memasukan suapan terakhir ke dalam mulutnya, lalu meminum airya sebelum melihat kembali melihat dua orang di hadapannya.
"Ino...dia sudah mengabariku"Hinata mencoba melerai dua orang ini, jika tidak mereka tak akan berhenti sebelum membuat keributan di kantin.
"kapan?"Tanya Ino dan Sai berbarengan.
"semalam"balas Hinata lalu mengambil jus ino yang bertatapan aneh dengan Sai. Jika itu semalam apa bisa di kategorikan sudah memberi kabar?
"apa yang dia katakan?"Tanya mereka penasaran. Hinata melap bibirnya dengan tissue lalu melipat kedua tangannya melihat Ino dan Sai secara bergiliran menunggu jawaban darinya.
"aku memiliki urusan penting...itu katanya"balas Hinata santai.
Ino menatap Sai dengan garang meminta jawaban lebih.
"meski kau melihatku seperti itu..aku juga tak tahu"Sai jadi merasa tak enak sendiri dengan Hinata dan pada kekasihnya.
"baiklah, aku akan ke ruang klub ku.. kalian nikmati lah waktu kalian"Hinata bangun dari tempatnya duduk dan menjauh tanpa menunggu jawaban Ino dan Sai.
Ia merasa tak ingin mengganggu mereka, akhir-akhir Hinata terlalu memonopoli Ino jadi kali ini ia akan jadi gadis baik dengan memberikan waktu untuk mereka.
Setelah Hinata pergi ino meletakan sumpitnya, nafsunya makannya tiba-tiba hilang. Akhir-akhir ini Hinata selalu mengatakan 'aku baik-baik saja' terlalu sering. Ia tak marah saat Sasuke membatalkan kencan mereka, ia tak marah saat Sasuke tak menghubunginya ia bahkan tak menunjukan ekspresi apapun saat Kiba yang datang menjemput mereka saat itu. Padahal Ino yakin Hinata berharap Sasuke yang akan datang.
"mengapa? Kau tak nafsu makan?"Tanya Sai memakan ramennya juga.
"Sai..."panggil Ino penuh penekanan, dan Sai tak menyukai kelanjutan ucapan ino sekarang. wajah serius itu, Sai tak menyukainya karena tak ada hal baik saat Ino mulai bertingkah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M (NOT) OKAY
RomansaNaruto @Masashi Kishimoto but this Story by Me . . "Jangan menguji cintaku, Sasuke"gumannya pelan, senyum menyedihkan tadi pun lenyap saat matanya langsung bertemu dengan mata hitam pekat di hadapannya. "jangan mengujiku"katanya lagi dengan suara le...