Dahulu kala, ada seorang gadis yang sangat malas dan tidak pernah mau membatik. Bahkan untuk beranjak dari ranjangnya pun ia tidak mau. Setiap saat ibunya selalu membujuknya untuk melakukan apa yang harus ia lakukan, tetapi nihil gadis itu tetap tidak mau untuk beranjak dari ranjangnya.Hingga suatu saat ibunya marah dan kehilangan kesabarannya dan ia mulai memukuli anak gadisnya.
Pada saat itu Ratu yang kebetulan lewat, berhenti didepan rumah gadis tersebut karena mendengar gadis tersebut sedang menangis. Ratu kemudian masuk ke dalam rumah dan bertanya apa yang terjadi kepada gadis itu dan mengapa ibunya memukuli anak gadisnya sampai-sampai semua orang yang berada di jalan dapat mendengarkan gadis tersebut menangis.
Ibu gadis tersebut jadi menjadi sangat malu untuk mengakui kemalasan anak gadisnya, sehingga ia berkata,
"Saya tidak bisa menghentikannya. Dia selalu ingin membatik setiap saat, tetapi saya terlalu miskin sehingga tak bisa menyediakan kain mori—bahan untuk membatik yang cukup."
Ratu pun berkata,
"Saya senang sekali membatik, dan saya merasa senang jika melihat canting-canting yang menari di atas kain mori. Biarkanlah saya membawa putrimu ke istana, disana banyak kain mori dan ia bisa membatik dengan bahagia."
Ibu gadis tersebut sangat senang mendengar tawaran itu, saat hendak bicara lenganya ditarik oleh gadis itu.
"Apa saya bisa diberi waktu?""Untuk apa? Apa kamu keberatan?"
"Ah, tidak tidak hanya saja saya perlu bicarakan ini kepada ibu saya," jawabnya.
"Saya akan berikan kamu waktu sampai matahari tenggelam, saya pamit."
Setelah mendengar percakapan antara anak gadisnya dengan Ratu, ibu gadis tersebut memarahinya kembali. "Apa yang kau lakukan? Mengapa kau tak langsung menerimanya?!" Tanyanya penuh dengan amarah. "Ibu ingin kau berubah, bukan hanya seperti Kukang!!"
"Aku akan menerima tawaran itu jika aku bisa membatik, untuk apa aku hidup dalam istana jika aku sendiri tak bahagia," jawab gadis itu sambil menyeka air matanya.
"Lalu kau hidup miskin seperti ini bahagia? Hidup di atas sebuah ranjang dan hanya membaca buku yang tak pernah bisa menjaminkan sebuah kesuksesan. Apa kau bahagia, hah?! Jawab Ibu!"
"Ibu takkan pernah mengertiku."
"Ibu hanya memberikan apa yang terbaik untukmu, nak."
"Yang terbaik untukku menurut ibu adalah yang terburuk untukku,"
Gadis itu pergi meninggalkan ibunya, yang sedang mematung. Saat gadis tersebut hampir menyentuh sebuah pintu, langkahnya terhenti.
"Apa kau tidak mau membuat ibu bangga padamu?"
Gadis tersebut mengabaikan ucapan ibunya, dan segera meninggalkan rumah. Sebenarnya ia tak tau harus pergi kemana, ia hanya ingin menyendiri dan sekali kali untuk keluar rumah.
Hingga sampai di taman gadis tersebut pun duduk di antara para bunga-bunga yang sedang menari-nari sembari bersenandung. Para bunga-bunga merasa janggal, mengapa gadis itu tampak bersedih. Mereka pun—para bunga bertanya ada apa dan mengapa wajahnya sangat sedih.
"Oh"jawabnya. "Aku hanya sedang bersedih karena ibuku selalu memarahiku dan selalu menyuruhku untuk melakukan apa yang tidak aku mau. Apalagi sekarang Yang Mulia Ratu memintaku untuk tinggal bersamanya, karena ibuku mengatakan bahwa aku bisa membatik kepada Yang Mulia Ratu. Padahal aku sama sekali tidak bisa membatik,hufft menyedihkan."
Para bunga tampak berfikir,
"Apa ibumu suka membatik?" Tanya bunga mawar."Apa yang kamu lakukan dirumah?" Tanya bunga dandelion.
"Kenapa ada Ratu di dalam rumahmu?"Tanya matahari.
"Pertanyaan siapa yang harus aku jawab?"
"Aku!!" Ucap para bunga serentak sehingga membuat gadis tersebut terperanjat kaget.
"Aku akan menjawab pertanyaan kalian semua. Pertama, ibuku sangat suka membatik. Kedua, aku hanya membaca buku dan mendengarkan alunan musik. Terakhir, entahlah beliau datang secara tiba tiba."
"Sepertinya, ibumu ingin kau seperti dirinya. Turuti saja apa yang dia mau,"Jawab bunga dandelion dengan tiba-tiba.
"Ya! ya! ya! Itu benar sekali, kau harus menuruti perkataannya, gadis kecil." Sahut bunga tulip.
Kemudian mereka berbincang-bincang panjang, terkadang tertawa dan menari-nari.
Hingga gadis tersebut lupa bahwa matahari sebentar lagi akan tenggelam. Karena sudah terlalu lama bermain dengan para bunga ia memutuskan untuk pulang kerumah.
Ia terus-menerus berjalan, tetapi tak juga sampai di rumah. Bahkan ia berkali-kali melewati jalan yang sama. Sang bulan semakin beranjak dari tempatnya. Gadis tersebut ketakutan, ia sendirian tak ada penerangan, hanya bulan lah salah satu cahayanya. Ia sudah mulai kelelahan, dan berniat untuk istirahat sejenak
(≧▽≦)
Vote jika suka dan ikuti akun ini untuk mengetahui updatetan terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
A cloth and chocolate canting [Selesai]
Short StoryHanya kisah seorang gadis pemalas, yang bertemu dengan seorang Ratu. ©Copyright,2020