- A Dream Is A Wish Your Heart Makes -

4.1K 349 231
                                    

Lily dan aku duduk di bawah pohon ceri di taman Istana Ruby. Sudah lama kami tidak minum teh bersama disini.
Kami memperhatikan Atheia dan Felicia yang sedang memetik bunga di padang. Chloris juga terlihat berdiri bersama Shuo di sebelah mereka.

"Dia kelihatan seperti Tuan Putri hanya saat bermain dengan Felicia."

Felicia mengajarkan Atheia merangkai bunga biru dan kuning menjadi sebuah kalung. Aku sudah tau itu akan diberikan untuk siapa.

"Tuan Putri tidak perlu khawatir. Suatu saat juga Putri Atheia akan berubah menjadi wanita anggun seperti Tuan Putri. Dulu juga saat Tuan Putri seumuran dengan Putri Atheia, Tuan Putri berlarian dari satu Istana ke Istana lain sampai tersesat beberapa kali. Putri tidak tau bagaimana tegangnya kami setiap kali kami tidak menemukanmu di kamar."

Lily menceritakan aibku saat kecil dengan wajah berseri seri. Aku tidak pernah merasa senakal Atheia saat kecil. Aku tidak sampai meloncat ke perut Ayah, tidak memukul mulut Ayah seperti Atheia memukul mulut Lucas dan tidak memelihara harimau.

Kulihat Atheia memakaikan kalung bunganya ke leher Shuo. Harimau itu cengengesan setelah menerimanya. Atheia lalu memeluknya seperti memeluk sebuah boneka besar. Mereka terlihat bahagia.
Aku jadi ingat pembicaraanku dengan Shuo kemarin.

..

..

Aku dan Chloris menemukan Shuo sedang melamun di depan selasar Istana Topaz. Dia menyenderkan kepalanya ke salah satu pilar. Terlihat menyedihkan.

"Shuo!!"

Dia seolah hilang dalam pikirannya sendiri sampai tidak mendengar panggilanku.

"Shuo!! Athe sudah pulang!!"

Aku terpaksa berbohong. Telinga harimau itu langsung berdiri tegak mendengar nama Atheia. Shuo berlari senang menuju ke arah kami. Kucing besar ini jadi seperti Nox,  lidahnya menjulur seperti minta diberi snack.

"Maaf, aku bohong soal Atheia sudah pulang. Aku ingin berbicara denganmu."

Telinganya langsung turun lagi. Dia menunduk sedih. Aku mengelus lembut kepalanya. Badannya saja yang tambah besar tapi jiwanya tetap masih seorang anak laki laki berusia sepuluh tahun.

"Shuo, bisakah kamu berubah jadi manusia sebentar? Pembicaraan kita perlu dua arah, kamu harus menjawab pertanyaanku."

Harimau itu mendengarkanku dengan baik. Tubuhnya bersinar dan wujudnya berganti menjadi anak laki laki berambut putih. Tampaknya dia memotong sedikit rambutnya.

"Salam kepada Tuan Putri. Semoga kemakmuran dan kejayaan Obelia selalu bersama Anda."

Dia berlutut memberi salam. Sudah lama aku tidak mendengar suaranya.

"Berdirilah. Kamu tidak perlu terlalu formal denganku. Ayo kita duduk sebentar."

Aku menggiring Shuo menuju satu bangku panjang di selasar. Kami duduk berdua di bangku dan Chloris berdiri agak jauh dari kami.

"Kamu bosan selama Athe di sekolah?"

"..."

Dia tidak menjawabku. Sepertinya dia khawatir salah bicara.

"Shuo.. Lihat mataku dan jawab aku dengan jujur."

"Saya tidak pantas menjawab iya, Yang Mulia."

Ah jadi jawabannya iya. Aku tertawa pelan melihat anak laki laki yang sedang menunduk sambil meremas celananya. Imut sekali. Guru privat yang mengajarkan Shuo membaca dan berhitung sempat mengatakan bahwa Shuo kurang pandai bersosialisasi. Dia terlihat gugup berbicara dengan orang asing. Terutama jika ada yang membentaknya. Kurasa dia masih merasa sedikit trauma setelah disiksa oleh Fang.

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang