54

516 65 5
                                    

Pagi ini tidak seperti yang mereka harapkan.Bukan hari cerah yang datang,namun hujan deras yang disertai angin kencang.Mereka takut acara konser mereka justru dilanda cuaca yang ekstrim seperti ini.Enam orang beda surau dan usia ini tengah terduduk di bangku penonton bagian depan.Mereka masih menunggu panggilan dari menejer untuk latihan koreo mereka dipanggung.

"Sepi!"
"Ada suara kok Mikki.Tuh angin nya kencang sekali!"
"Bukan itu!Biasanya Riku suka cerita banyak hal tentang masa kecilnya"
"Oh.."

Hening kembali,mereka lebih memilih diam dan memperhatikan staf yang lain,yang kini tengah memindahkan barang-barang ke panggung.Sebuah tempat yang sering disebut dorm itu sangat dipenuhi dengan orang-orang yang sibuk mempersiapkan konser.

Kruyuukkk....

Suara perut itu memecah lamunan lima orang yang sejak tadi fokus dan mematung menghadap panggung.
"Ohh..aku lapar..."
"Tamaki-kun,bukankah kau tadi sudah memakan banyak sushi dan cemilan?"
"Cih..rasanya tidak enak"
"Tapi kenapa kau menghabiskan bagianku juga Tama?"
"Kan Yama-san yang bilang sendiri kalau tidak habis memakannya!"
"Oh iya aku lupa"
"Lalu kau tetap menghabiskannya walau tidak enak,Yotsuba-san?"
"Oshh..kasihan menejer yang sudah membayarnya!"

"Semuanya,harap berkumpul dipanggung,kita akan latihan koreo sekarang!"
"Baik!"
Mereka serempak menjawab dan segera bergegas naik ke panggung.Mereka terus berlatih,untuk Mezzo dan Trio Phytagoras mendapat jadwal lebih padat dari sebelumnya.Padahal harusnya Idolish7 dan Fly Away sudah memiliki jadwal yang lebih banyak daripada Trio Phytagoras.Lalu,karena mereka terdesak ini lah,jadwal diubah dengan sangat terpaksa.
Waktunya makan siang,mereka segera bergabung dengan tim lainnya untuk makan bersama.

.
.
.

"Haaahh..selesai juga pekerjaanku.Berkas yang diketik Tsumugi-kun sudah baik sih,aku tinggal meminta tanda tangan milik Ketua ya?"

Banri menatap jendela dengan tatapan kosong.Lalu,tiba-tiba tangannya terasa dingin,seperti ada seseorang yang menyentuhnya.Dilihatnya surau merah yang kini tengah menatapnya dengan muka yang sayu.
"Ri-Riku-kun..kau sudah sadar?Benar kau sudah sadar bukan?A-aku panggilkan dokter dulu.Kau tunggu disini!"

Banri segera berlari dilorong dan memanggil dokter yang bertugas.Dokter itu memeriksa keadaan Riku dengan teliti.

"Ba-bagaimana keadaannya dokter?"
"Detak jantungnya sudah mulai normal.Sepertinya dia juga akan segera pulih seperti biasannya,asalkan dia rutin meminum obat yang aku berikan"
"Baik dokter,terimakasih"
Dokter itu segera melepas selang oksigen milik Riku,karena Riku memang tidak membutuhkannya lagi.Selesai melakukan pemeriksaan,dokter itu segera pergi dari ruangan.

"Wah..senangnya kau bisa bangun lagi Riku-kun,aku akan memberitau kabar baik ini pada Tsumugi-kun!"

Plek..

Tangan Riku menyentuh tangan Banri dan menggelengkan kepalannya.Dia tidak ingin siapapun sekarang tau kalau dia sudah bangun.
"Ada apa?Kenapa kau tidak ingin memberitau mereka?Jika saja mereka tau,pasti mereka juga akan semangat melakukan konser"

Riku menatap Banri bingung.Dia masih belum bisa berbicara dengan baik.Banri tau apa yang harus dia lakukan.Dikeluarkannya polpen dan kertas dari tas miliknya,lalu memberikannya pada Riku.Riku yang paham apa maksud Banri langsung menulis sesuatu di kertas itu.

"Mereka melakukan konser tanpa aku?"

Begitulah isi tulisan dikertas itu.

"Ini sangat darurat Riku-kun.Pihak sana tidak mau kalau konser diundur atau dibatalkan.Sedangkan kita sendiri tidak tau kapan kau akan terbangun!"

Riku memejamkan matanya sebentar,lalu menulis kembali.

"Kapan mereka akan melakukan konser?"

Memories MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang