Setelah insiden borgol kemarin, lalu Bumi terpaksa melepasku karena Alynna mengajakku pergi bertemu dengan laki-laki yang Alynna kenalkan padaku tetapi, teman-temanku mengatakan dengan sebutan kencan buta. Sebenarnya, itu hanya hukumanku karena bermain truth or dare yang membuatku harus menyetujui untuk di kenalkan dengan laki-laki. Aku di kenalkan dengan laki-laki yang bernama Sadewa, aku sempat menolak karena aku tidak suka sikapnya yang terlihat tidak menghargai perempuan, matanya menatap bagian tubuh yang tidak sewajarnya di tatap. Tanpa di duga, ternyata Sadewa dan Alvaro---laki-laki yang sedang dekat dengan Alvaro, ternyata adalah musuh Geng Salvatra. Bumi dan Elang datang dengan tatapan menyala mereka, menarik Sadewa dan Alvaro keluar dari caffe. Bumi dan Elang melawan Sadewa dan Alvaro sampai mereka kabur, lari menghindari Bumi dan Elang. Ada alasan Bumi dan Elang menyerang Sadewa dan Elang, karena Sadewa dan Alvaro telah mengambil motor salah satu anggota Salvatra. Bumi sebagai ketua geng, merasa harus mengambil hak anggotanya. Saat itulah, aku tau kalau Bumi sangat ahli dalam berkelahi dan bela diri, bahkan Elang pun tak kalah mahirnya. Bisa dikatakan mereka layak menjadi ketua Geng Salvatra yang cukup banyak di segani sekolah lain.
Jam istirahat aku gunakan untuk ke perpustakaan, bukan aku tidak ingin makan, hanya saja tadi pagi aku makan banyak membuat perutku masih kenyang. Kalaupun nanti lapar, aku masih memiliki persediaan roti dengan selai coklat yang tadi pagi Bia siapkan untuk bekalku. Aku selalu ingin seperti Bia ku. Walaupun ia sibuk di kantor, ia masih dapat membagi perhatiannya padaku dan Bimaa sebagai seorang Ibu, juga bisa memperhatikan Baba sebagai seorang istri. Bia dapat melakukan semua hal, yang tidak semuanya dapat Baba lakukan. Baba hanya bertugas untuk menjaga dan membuat Bia Bahagia, lalu di balas dengan Bia yang memberikan perhatiannya pada Baba membuat mereka sangat terlihat bahagia saling mengisi satu sama lain membuat mereka selalu terlihat sempurna. Apa yang aku lihat dari Bia dan Baba, aku dapat mengambil kesimpulan kalau cinta itu saling melengkapi satu sama lain, satu kekurangan di isi dengan satu kelengkapan yang akan terlihat sempurna. Aaiihhh! Aku sangat ingin ada di posisi Bia!
Aku mencari buku dari satu rak ke satu rak lainnya. Aku tidak tau akan membaca buku seperti apa, mungkin aku hanya berputar perpustakaan saja. Aku melihat satu buku yang menarik perhatianku, tetapi buku itu berada di rak paling atas. Aku melompat agar dapat mencapai buku itu tetapi, bukan aku mendapatkannya, buku itu terjatuh kebelakang sampai-sampai aku mendengar seseorang merintih kesakitan.
"Aw!"
Aku sedikit berlari, memutar rak untuk dapat melihat siapa yang sudah aku buat terluka. Langkah kakiku berhenti. Aku tidak tau, mengapa akhir-akhir ini aku selalu bermasalah dengan makhluk hidup menyebalkan sepertinya. Ia menatapku kesal, terlihat ia sedang mengusap dahinya, yang aku yakini mengenai dahinya karena memang terlihat merah. Walaupun terhalang poninya, tetap saja akan mengenai dahinya. Aku menghampirinya, mengambil buku yang ada di tangannya. Bukan aku mendapatkan bukunya, tanganku di tariknya sampai membuatku jatuh tepat di depannya, membuat wajahku dapat melihat jelas dada bidangnya. Kancing baju seragamnya, entah sengaja atau memang ia lupa mengancingnya sambil teerbuka dua kancing yang memperlihatkan kaus putih polosnya. Aku dapat merasakan jelas harum wanginya yang dapat menyejukkan dada. Lagi-lagi aku hanya dapat diam, tidak dapat berbuat lebih. Bahkan kini tangannya sudah melingkar di pinggangku, membuatnya seperti memelukku. Bia, Baba, tolong aku!
"Bisa lepas nggak?" Aku menahan suaraku. Sungguh, jantungku rasanya akan meledak.
Bukannya melepas tangannya dari pinggangku, ia mendekatkan wajahnya tepat di samping telingaku.
"Lagi-lagi lo!" Bisikannya membuat bulu kudukku merinding. Entah ia terlahir sebagai manusia atau iblis, auranya sangat menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggal Kenangan
Teen FictionIni kisahku di 10tahun lalu, semasa aku masih menjadi remaja labil. Tentang cinta pertama yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sebelum mengenalmu--- Aku pernah patah hati, tetapi tidak pernah sesakit karenamu. Aku pernah bahagia, tetapi aku ing...