╭────────────
╰─➛✎﹏ | 𝐂𝐎𝐎𝐊𝐈𝐄𝐒 ! .°• ੈ♡₊˚•
"eh lu mau belajar atau gak?" tanya Wooseok setelah junior bimbingannya hanya sibuk memainkan pensil ke meja seraya tubuhnya bertumpu pada bibir meja.
"kak aku bosen.." Ucapnya tanpa menoleh pada sang lawan bicara.
"Jinhyuk bentar lagi ujian..nilai lu anjlok semua..." Rutuk Wooseok sedikit kesal.
kenapa juga harus dia yang diamanati untuk membimbing ini anak? Menjadi murid kepercayaan guru terkadang memang menyedihkan..
"kak Usok?!"
"Apaan?"
"Pacaran Yuk?!"
"Hah?!!!" Mata Wooseok seakan hendak meloncat keluar. Suara Wooseok yang berisik cukup membuat orang di perpustakaan berdesis isyarat diam.
"Iya kak..." Juniornya itu terlihat bersemangat. Tidakah ia sadar apa yang baru saja ia ucapkan?
"jangan ngawur lo.." Ucap Wooseok menurunkan nada suaranya.
"kak kalo kita pacaran nanti gua jadi rajin belajar..." Ucapnya kini sedikit menghapus jarak antara keduanya.
Rona merah di wajah Wooseok tak bisa ia sembunyikan. Ia gugup tanpa sebab.
gua tuh emang suka sama lo tapi napa tiba-tiba kayak gini..
yaa..Wooseok bisa saja menolak tawaran untuk mengajar murid terbodoh di kelasnya itu. Tapi ini juga kesempatan emas untuknya..
"kita udahan dulu belajarnya.." Wooseok bergegas. Ia tak mau pria jangkung itu mendengar suara detak jantungnya yang menggila.
Jinhyuk mengekori pria mungil itu. Langkah Wooseok tergesa-gesa hingga tak sadar menyandung akar yang mencuat ke tanah.
Wooseok terjerembab. Buku-buku yang dia bawa jatuh bersamanya.
"aishh sialan..." keluh Wooseok mencoba bangkit.
"kak gak apa-apa?" Jinhyuk sedikit lamban. Andai saja ia lebih cepat. Pria mungil itu tidak akan lecet di lututnya.
Jinhyuk membopong pria mungil itu ke UKS.
"KOK GAK ADA ORANG?!"
"ya udah kak gua aj yang obatin lu ya.."
"gak usah..nunggu aja mereka datang.."
"Kak..lutut lu luka dan kotor kena tanah..lu mau infeksi?"
Wooseok menelan ludahnya kasar. Ia terpaksa mengiyakan kata Jinhyuk tadi.
Wooseok kini duduk di bibir ranjang. Sedangkan Jinhyuk bersimpuh di hadapanya seraya membersihkan luka Wooseok.
Untunglah Wooseok tak telalu berisik saat alkohol membasahi lukanya. Perih. Tentu saja.
"udahh kak.." Ujar Jinhyuk pada Wooseok yang sedari tadi hanya memejamkan matanya.
"ma..makasih Hyuk.."
Suasana sepi dan canggung tiba-tiba mencekam mereka. Kini mereka saling duduk berdampingan diatas ranjang.
"kak.." celetus Jinhyuk memecah sepi.
"hah?" Wooseok merespon dengan clumsy. Netranya bergetar tak nyaman.
"jadi gimana tawaran gua tadi?"
Sial...
Batin Wooseok..
"ehh itu..lu becanda kan?"
"gak kak gua serius.."
"gua gak percaya..." Wooseok memalingkan wajahnya kearah lain. Ia tak sanggup melihat tatap Jinhyuk padanya.
Dari belakang terdengar bisikkan suara Jinhyuk.
"apa gua harus kayak gini biar lu percaya.." Ujar Jinhyuk seraya menangkup kedua pipi tirus Wooseok. Membuatnya saling berhadap-hadapan.
"Hyuk lu---ehmmzz.." Wooseok tak bisa melanjutkan kata-katanya saat Jinhyuk terlebih dahulu mengecup bibir ranumnya.
"Sekarang lu percaya kak?"
*:..。𝐨○ ○𝐨。..:*
𝐂𝐎𝐎𝐊𝐈𝐄𝐒
**✿❀ ❀✿**
