part 2

2.7K 187 1
                                    

Zelin keluar dari mobil sportnya yang telah terparkir dengan rapi di garasi rumahnya.

Zelin sebenarnya ogah banget buat pulang ke rumah, dia sangat muak berada di rumah semenjak ibunya meninggal, dan papanya menikah lagi. Baginya ibunya hanya satu yaitu mama Rina, dan tidak akan tergantikan oleh siapa siapa, termasuk mamah tirinya.

Zelin melangkah kan kakinya dengan ogah ogahan untuk memasuki rumah besarnya itu. Dia sangat malas bertemu orang rumah. Sebenarnya dia ingin tinggal di Bandung bersama neneknya semenjak ibunya meninggal, tapi papanya melarang nya dengan alasan bahwa dia adalah anak satu satunya yang dia miliki, maka Zelin pun tak tega buat ninggalin papanya. Setelah papanya memutuskan menikah lagi Zelin kembali berniat buat tinggal bersama neneknya, tapi lagi lagi dia di tahan papanya, karena dia adalah darah dagingnya satu satunya. Terpaksalah Zelin tinggal di rumah besar ini hingga saat ini.

"Sayang kamu sudah pulang?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan kecantikan yang tak pernah memudar meski usianya sudah tidak lagi muda. Dia adalah Tina mama tiri Zelin

Zelin yang mendengar suara mama tirinya pun berhenti melangkah, lalu di tatapnya mata indah milik Tina, dia hanya menatapnya sekilas, tanpa memberi jawaban Zelin melanjutkan langkahnya.

Tapi langkahnya terhenti lagi karena ada yang bicara.

"Lo budek ya?" Tanya Revi dengan sinis, dia adalah saudara tiri Zelin

"Yang budek gue kenapa Lo yang repot!" Jawab Zelin dengan suara yang agak tinggi.

"Gue nggak akan sewot kalau itu bukan tentang mama gue!" Sarkas Revi.

"oh ya gue tahu pasti Lo lagi patah hati kan?" Tanya Revi dengan senyum mengejek.

"Bukan urusan Lo!" Bentak Zelin.

"Emang sih bukan urusan gue, tapi sebagai Kaka yang baik gue cuma mau ngingetin, mending Lo jauhi Zico deh, masih banyak kali cowok." Saran Revi.

"siapa lo berani ngatur ngatur gue?" Tanya Zelin sinis.

"Kan tadi gue bilang sebagai kakak yang baik," Jawab Revi santai.

"Eh tapi gue tadi lihat Zico sama siapa tuh, adek kelas kita, di,, Disa nah iya Disa,"

"Lo mau tahu nggak mereka tuh ya jalan mesra banget sambil ketawa ketawa. Kelihatan banget kalau mereka bahagia." Kompor Revi.

Sedangkan Zelin sudah mengepalkan tangannya kuat kuat, dia tadi juga lihat mereka berjalan berdua. Sudah panas eh tambah di panas panassi kan jadi meledak.

Tina yang melihat perdebatan kedua putrinya pun langsung melerainya agar tidak semakin tambah parah.

"Sudah sudah." Lerai Tina.

"Revi kamu nggak boleh gitu sama adek kamu." Tegur Tina kepada putri kandungnya.

"Yah kan emang kenyataannya ma, aku nggak bohong loh, bohong kan dosa." Drama Revi dengan tampang sok polosnya.

"Lo,,,,,,,,,," geram Zelin dengan menunjuk jari tujuk ke arah Revi.

Tanpa aba aba Zelin pun langsung meninggalkan mereka dengan amarah.

"Sayang kamu nggak boleh gitu, seharusnya kamu dukung adek kamu." Tegur Tina dengan lembut.

"Ini aku juga dukung dia ma, aku cuma kasihan aja sama dia, setiap hari kayak orang gila selalu ngejar cinta yang tak terbalaskan." Balas Revi acuh tak acuh.

"Yaudah, terserah kamu." Final Tina,

dia memang tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan asmara putri putrinya, tetapi ia selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka.
,,,,,,,,,,,,,,

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang