•TIKUNGAN•

20 3 0
                                    

This work is dedicated to one of my beloved mangap pemeli, Vania.

°•°•°•°

Menurutmu, apa yang paling berbahaya di dunia?

Racun, Narkoba, Alkohol.
Kebohongan.
Musuh dalam selimut.
Serigala berbulu domba.

[Orang munafik]

°•°•°•°

Pagi yang cerah di Bali. Rasanya hidup tidak pernah setenang ini. Beberapa bulan belakangan hidupmu dipenuhi pengkhianatan dan sakit hati. Orang yang kamu percaya ternyata hanya setumpuk sampah berbau busuk.

Tapi tidak apa, hari ini udara yang kamu hirup sangat segar. Villa di antah-berantah merupakan tempat paling cocok untuk melarikan diri dari sibuknya dunia.

Kamu bersiap hendak menuju Jacuzzi saat ponselmu tiba-tiba berdering. Panggilan masuk dari Gerald.

"Eyoo, liburan di villa mehong check!" spontan saja celetukan orang gila itu membuat sudut bibirmu terangkat.

"Mehong gini kan yang bayarin kalian." Jawabmu sambil terkekeh geli.

"Lagian ente sih pake acara ngurung diri segala. Yaudah sekalian aja kita kurung lo di bagian bumi paling sepi." Gerald meracau bagai kerasukan.

"Btw, Lin. Gimana? Hati lo udah gapapa?" Memang dasar sialan. Kamu yang tadinya mulai melupakan hal-hal buruk hari kemarin, sekarang kembali menyelami memori kelam itu..

°•°•°•°

Kisah ini bermula dari hubungan 'jalur belakang' yang terungkap. Sahabatmu, Naira, berada di titik mental paling rendahnya. Kamu disana, membujuk, menenangkan, memeluknya dengan hangat.

Balasannya sungguh membuat naik pitam. Ya, didepan ada tikungan tajam yang seharusnya bisa kamu lewati, jika tidak ada yang mendorongmu. Tidak mengapa jika dia musuhmu, tapi nyatanya tidak. Dia orang yang paling kamu percaya, dengan mudahnya membanting stir dihadapanmu, membuat segala yang telah kamu bangun sejak awal, runtuh, rata dengan tanah.

Ya. Orang paling munafik yang pernah kamu kenal.

°•°•°•°

"Lin, Olin!" Gerald berteriak di ujung telfon.

Kamu melamun. Ah, bisa-bisanya.

"Iya gue denger kok, Ge." Sahutmu pelan.

"Masih kepikiran ya, Lin?"

"Iya, masih. Tapi makasih buat lo, gue jadi yakin kalau gue bakalan baik-baik aja. Hidup gue terlalu berharga buat mikirin dua makhluk biadab itu. Seenggaknya sekarang gue yakin, tentang satu hal yang selama ini gue masih ragu."

"Apa?"

"Kata bodoh itu merupakan gabungan antara kata munafik dan pengecut."

Tak ada jawaban dari Gerald. Kamu pun mematikan telfon, dan melemparnya asal ke kasur.

Kamu mulai memasuki Jacuzzi nyamanmu dengan senandung dan senyum manis dalam hati.

-끝-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•TIKUNGAN• [dedicated to vania]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang