“Iya, makasih udah bantuin ngerjain tugas ya. Bye, good night, Rat.”
Aksa meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia melirik jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarnya. Pukul sebelas malam. Aksa yakin jika ia tak akan bisa tertidur pulas mala mini. Entah bagaimana.
“Dek,” ucap seseorang.
Aksa menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya yang terbuka separuh, menampakkan kakak perempuannya yang pulang hari ini. “Ada apa?”
Kakaknya hanya menggelengkan kepala dan kembali menutup pintu kamar Aksa. Kakak gila, batin Aksa kemudian berusaha memejamkan matanya sebelum pikiran gilanya mendominasi.
Malam ini, malam yang berpihak pada Aksa. Ia tidak perlu membuang jauh pikiran gilanya, ia cukup memejamkan mata kurang lebih dua menit kemudian tertidur. Ini adalah rekor terbaik yang pernah Aksa raih, yaitu tidur cepat.
***
Dalam mimpinya, ia tampak menggeliat di atas kasur bersprai putih dan ia sedang berselimut. Matanya mengitari sekelilingnya. Ia menemukan perbedaan yang signifikan dalam tubuhnya. Ia sudah beranjak dewasa!
“Jglek.”
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok wanita yang umurnya hampir sama dengan Aksa. Wanita tersebut tampak memakai bathrobe dengan warna senada dengan selimut dan sprai, yaitu putih.
“Ehm.” Aksa berdehem supaya wanita tersebut menoleh padanya. Benar saja, wanita tersebut menolehkan kepalanya ke arah Aksa. Cantik, batin Aksa.
“Eh, kamu udah bangun, Mas?” tanya wanita itu kemudian mendekati Aksa yang masih bersandar di sandaran kasur.
“M-mas?” batin Aksa. “Eh, iya udah,” lanjutnya.
Wanita tersebut duduk di pinggiran kasur tanpa mengalihkan matanya dari Aksa. Sedangkan Aksa yang terus menerus ditatap menjadi salah tingkah. Sebenarnya siapa gerangan wanita ini? Bagaimana bisa dia ada di dalam mimpi Aksa?
“Kamu nggak mandi?” tanya wanita tersebut.
“Iya bentar,” jawab Aksa sambil menarik dirinya ke dalam selimut lagi. Sangat nyaman. “Kamu siapa?”
Hening. Cukup lama, sekitar lima menit. Aksa membuka selimut yang menutupi kepalanya kemudian menatap wanita yang masih di tempatnya. Wanita itu menangis! Sudah pasti karena ulah Aksa.
“Hei, kenapa?” tanya Aksa dan mendekati wanit tersebut.
“Kamu tega ya, Mas,” ucap wanita tersebut sambil terisak. “Masa kamu nggak kenal aku? Aku May.”
“May? Siapa May?” batin Aksa bertanya-tanya. Ia benar-benar tidak mengenal wanita yang sedang satu kamar dengannya ini. Jangan-jangan dia …
“Aku istrimu!”
Aksa terdiam mencerna kalimat terakhir yang terlontar dari mulut kecil wanita itu. Wanita yang Aksa yakini bernama May tersebut semakin terlarut dalam tangisannya. Aksa yang merasa bersalah mulai mendekat dan meringkuh tubuh mungil May.
Berangsur-angsur isakan May mulai menghilang. Tergantikan oleh keheningan yang mencekam. Aksa tidak melepas pelukannya. Ia masih merasa kenyamanan. Hampir sama ketika ia memeluk Ibunya.
“Maaf ya,” ucap Aksa kepada May yang sudah membalas pelukannya.
“Iya, emang biasanya pengantin baru sok-sokan lupa,” kekeh May yang masih memeluk tubuh Aksa.
“Pengantin baru? Berarti semalem gue nglakuin sesuatu sama dia?” batin Aksa.
Perlahan mukanya bersemu membayangkan jika kemarin malam ia benar-benar melakukan sesuatu tersebut dengan wanita di depannya yang belum melepas pelukannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MaSa : DÉJÀ VU [END]
Dla nastolatkówKita berada di masa yang sama. Kita berada di belahan dunia yang sama pula. Kita juga berada di alam yang sama. Tetapi, engkau sangat sulit untuk menampakkan wajah di depanku? Apakah perlu aku mencarimu? Atau aku hanya perlu menunggumu? Kita hanya p...