[04] OBSESI MANUSIA

59 12 9
                                    

Dibangku supermarket tempat biasa Junkyu dan Yoonbin nongki tiap malam kini rasanya sedikit berbeda. Bukan, bukan karena harga makanan di supermarket ini melonjak, tak terawat, atau sebagainya. Tapi karena kejadian beberapa minggu lalu yang sempat menimpa Yoonbin dan yang lainnya, menurut Junkyu.

Junkyu yang baru saja menyuapkan nextar coklat ke dalam mulutnya itu menatap Yoonbin seakan-akan dirinya itu sedang menginterogasi tahanan. "Lo ngerasa nggak Ben kalo akhir-akhir ini kita jadi banyak masalah?"

Yoonbin mengerutkan dahinya, "Maksud lo?" tanyanya.

Junkyu berdecak sebal. "Sejak kita berencana mau mengungkap siapa pembunuh Yena, kita selalu dihadiahi tiap kejadian, waktu lo kecelakaan contohnya."

"Mungkin cuma kebetulan?"

"Nggak mungkin, gue yakin pembunuh itu ada disekitar kita. Lo beneran nggak pernah kepikiran kalo pembunuh itu ada disekitar kita?"

"Alasan lo bisa berpikiran gitu?"

"Naluri gue bilang gitu."

Mendengar jawaban dari Junkyu, Yoonbin langsung memalingkan pandangannya, entah itu muak atau tak peduli dengan alasan yang dimaksud oleh Junkyu.

"Ck, udahlah gue mau ke bengkel dulu." Ucapnya final.

--

"Pokoknya makasih ya, Pak. Ini uangnya, bapak udah lakuin yang terbaik, tapi lebih bagus lagi kalo bapak bikin dia mati atau koma juga boleh, haha."

"I-iya Mas, kalau gitu saya permisi dulu." Ucap sang montir hendak kembali masuk ke dalam bengkelnya usai berbicara dengan pelanggan setianya.

"Lain kali motornya Bapak otak-atik aja, itu tandanya bapak sudah bantu saya."

Yoonbin masuk ke bengkel dengan tatapan mata yang sulit dimengerti. "Tumben banget lo mau otak-atik motor lo, Dam?"

Yedam memutar tubuhnya 180° saat mendengar suara Yoonbin tepat dibelakangnya. "Biasa, gue lagi terobsesi."

Jujur, ia kaget. Ia pikir Yoonbin tidak akan datang ke bengkel saat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam seperti sekarang.

"Cih, dasar obsesi manusia." Cibir Yoonbin sambil menepuk pelan bahu Yedam.

"Pfft ... ya gimana orang gue Lucifer, Ben." Ucapnya yang tidak dipedulikan oleh Yoonbin yang kini sedang menatap gulungan skotlet motor yang terpajang didepan bengkel langganan nya.

--

Selepas Yedam meninggalkan bengkel tempat dimana ia biasanya memodifikasi motornya, Yoonbin duduk di hadapan sang montir.

Dengan wajah gusarnya, sang montir mulai berpura-pura melakukan kegiatan diluar jadwalnya hanya untuk menghindari tatapan Yoonbin dan menutupi rasa bersalahnya. Yoonbin yang tak biasa melihat sang montir berubah menjadi lebih pendiam seperti ini mulai merasa ada hal aneh yang membuat sang montir itu merasa tak nyaman.

Yoonbin menepuk pelan meja montir, "Eh Pak, sibuk amat kayaknya?" ucapnya disertai senyuman hangat.

"E-eh iya, Ben. Maaf ya kayaknya hari ini bengkel tutup lebih cepat dari biasanya."

Yoonbin menatap kearah montir dengan bertanya-tanya. "Tumben, kenapa? Keluarga ada masalah, Pak?"

"E-enggak, Bapak cuma mau istirahat dan kumpul bareng keluarga dirumah, Ben." Ucapnya.

Yoonbin mengangguk mengerti dan tatapannya ia alihkan pada tumpukan ban yang membuatnya mengingat kejadian yang hampir merenggut nyawanya beberapa Minggu lalu.

"K-kenapa, Ben?"

"Sebenarnya saya mau tanya soal kecelakaan yang sempat menimpa saya, Pak."

"H-hah, kamu kecelakaan? Kok Yedam nggak bilang apa-apa?"

[✔ ] 2. PROMISE (Find Who's The Killer) | Choi Yena x Treasure 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang