Happy reading 💜
- BOURNE -
▪️▪️▪️
Setelah pulang dari perkemahan, sinb langsung mencari keberadaan ayahnya dirumah. Perlu beberapa menit bagi sinb untuk menemukan ruang dimana ayahnya berada. Mengingat betapa besarnya mension keluarga hwang. Sinb menggenggam tangannya erat saat mengingat perkataan yuna bahwa ayahnya membawa surat perceraian untuk minyoung, ibunya. Betapa pendeknya pikiran seperti itu pikir sinb. Apa dia tidak memikirkan keluarganya? Bagaimana bisa ia mengutamakan ego daripada masa depan anak dan keluarganya.
Suara pintu terbuka berhasil mengejutkan sinb. Ia melihat ayahnya baru saja keluar dari ruang kerjanya, dengan stelan lengkap dan dasi yang menggantung di lehernya. Melihat kehadiran sinb juga membuat jiseob sedikit terkejut, pasalnya ekspresi sinb terlihat sangat marah padanya. Melihat wajah sinb kembali membuat jiseob ingat bagaimana ia menampar sinb waktu itu, ia merasa bersalah karenanya. Namun jiseob mengakui emosi telah menguasainya dan kini egonya yang bermain. Entah apa yang membuat jiseob dengan mudah membuat keputusan ingin berpisah dengan minyoung.
"Sekarang apa?" Suara sinb menginterupsi seluruh ruangan.
"Kapan kau kembali?" Tanya jiseob membuat sinb menatap ayahnya dengan malas. Ia sedang tidak mau sekedar berbasa-basi saat ini.
"Hentikan semua ini, Abeoji.."
".. berhentilah, jangan membuat keputusan yang kekanak-kanakan" kata sinb dengan semua kekuatannya.
Mata sinb melirik ke selembar kertas yang dipegang jiseob di tangan kanannya. Dengan cepat sinb merebut kertas itu dari tangan ayahnya. Dari judul besarnya sinb sudah tau itu adalah surat perceraian yang sudah di tanda tangani.
Tak perlu pikir panjang, sinb langsung merobek kertas itu menjadi potongan-potongan kecil di depan jiseob yang terkejut melihatnya.
"Hwang SinB!!" Suara nyaring jiseob meneriaki sinb membuat beberapa pelayan terkejut dan berhasil membuat hyunjae keluar dari kamarnya.
"Kenapa? apa selembar kertas ini lebih penting dari keluargamu sendiri? Katakan padaku.. apa itu lebih berarti bagimu, Abeoji?!" Suara sinb tak kalah keras, ia sudah tersalut emosi saat ini. Hatinya merasa begitu sakit.
"Aku melakukan ini karena kau dan eommamu yang tidak bisa menerima dan menghargai keberadaan hyunjae! Awalnya aku pikir kau akan menyayangi hyunjae, oleh karena itu aku membawa hyunjae kembali.. ternyata tidak, kau sama saja seperti eommamu! "
"Membiarkan hyunjae bersama kalian sama saja seperti membiarkan hyunjae tersakiti, akan lebih baik jika kita tinggal berpisah.."
Sinb menarik napasnya panjang, "Jika itu alasannya aku minta maaf.. tapi aku benar-benar tidak bermaksud begitu.. aku hanya tidak ingin orang lain menyakiti hyunjae, a..ak--"
"Kau sendiri yang menyakitinya sinb! Tidakkah kau sadar itu?! Ayah tahu kau malu memiliki kakak seperti hyunjae bukan? Kau malu melihatnya berlari kedalam pesta karena meneriaki namamu.. tapi apa kau tau Hyunjae menjadi seperti itu karena dirimu?! Karena ingin menyelamatkanmu, dia harus kehilangan kecerdasannya! ... karena kehadiranmu.." suara jiseob terdengar lirih di akhir kalimatnya
".. kehadirianmu... adalah masalah bagi hyunjae" kata-kata itu lolos dari mulut jiseob begitu saja.
Sinb tak percaya ayahnya bisa mengatakan hal itu dengan sangat jelas di depannya. Hati sinb berasa di hujani dengan banyak panah. Rasanya begitu sakit, sampai kakinya merasa gemetar dan air matanya menetes begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bourne
Fanfiction(Completed) Ketika orang bertanya apa aku baik-baik saja.. mereka semakin mengingatkanku bahwa semua yang ku jalani terasa begitu sesak dan menyakitkan. ... "Bisakah aku melewatinya?" - Hwang Sinb Genre(s) : Family,YA, HnC Di samping rumitnya kis...