8 - Senja Yang Mendingin 22 : 09

3.3K 471 150
                                    

Pertemuan yang dinanti setelah ribuan malam mengalir begitu saja bersama angin yang membawa pesan kasih tersirat diantara celah hidup mereka, akan selalu jadi hal yang istimewa. Candaan riang serta senyuman yang tak pernah sirna, mengawal keduanya dari segala penjuru. Tawa yang mengesampingkan kubangan hitam layaknya sebuah noda pada selembar kertas putih. Jungkook tak akan melupakan hal ini. Ia senang bisa bertemu kembali dengan Taehyung sebagai pasangan kakak beradik meskipun ia belum bisa sepenuhnya membuka diri di hadapan sosok yang selalu ia nanti pada setiap malam-malam kelabunya.

"Kau yakin tak ingin tinggal bersama kakak saja, dek? Kakak punya apartemen di dekat rumah sakit" malam itu Taehyung akhirnya mengantar Jungkook hingga sampai di kediaman anak itu. Taehyung sejujurnya tidak rela melepas sang adik pergi, namun Jungkook juga tidak bisa dibantah. Dia ingin pulang kerumahnya sendiri.

"Tidak sekarang, kakak" sembari melepas sabuk pengamannya, Jungkook tersenyum manis kepada Taehyung.
"Apartemen ku ada di unit 907, kau bisa datang kapanpun"

Kepala Taehyung menyembul keluar jendela, sedikit mendongak hingga netranya bisa melihat keseluruhan tinggi bangunan tempat tinggal sang adik. Apartemen Jungkook sangat layak huni, bahkan terkesan mewah, dilihat dari bangunannya yang terbilang tinggi. Pun dari luar, interior di dalamnya juga nampak elegan. Taehyung sempat bingung, tinggal bersama siapa Jungkook sebenarnya hingga bisa memiliki unit di apartemen sebagus ini?

"Kau tinggal sendiri?" tanya Taehyung, dan Jungkook mengangguk.

Jujur, Taehyung kurang klop dengan jawaban Jungkook. Namun kini belum saatnya ia masuk dalam lingkup privasi adiknya. Taehyung akan membiarkan Jungkook hingga nanti pada akhirnya anak itu mau terbuka padanya. Lagipula mereka juga baru saja bertemu, pasti Jungkook juga sudah punya kehidupan sendiri yang sudah jauh berbeda dari tujuh tahun yang lalu.

Dengan gerakan yang penuh kasih sayang, Taehyung mengelus lembut rambut Jungkook sambil tersenyum. Rasanya hangat ketika melakukannya. Andai saja Taehyung bisa melakukan ini setiap hari.

"Bawa ini" ucap Taehyung seraya menyerahkan paperbag berisi sepatu yang tadi mereka beli bersama. Mata Jungkook melebar mengetahui itu.

"Ini milikmu, kak"

"Kata siapa?" balas Taehyung menggoda. Sementara Jungkook hanya terdiam heran menatap paperbag bag berlogo merek terkenal itu.

Jungkook tersentak ketika tiba-tiba Taehyung mengangkat dagunya lembut.
"Aku membelikannya untuk adikku. Bukankah kau suka?"

Mendengar itu, Jungkook lantas tertawa kecil. Jadi ini alasan kenapa Taehyung bertanya soal model sepatu tadi padanya.
"Pilihanmu yang terbaik" balasnya mengulang kalimat yang tadi ia tujukan pada sang kakak saat di mall.

Kelewat gemas, Taehyung kemudian mengacak surai legam Jungkook lantas berucap.
"Masuklah. Kakak akan mampir besok"

"Eum. Terimakasih, kakak. Sampai jumpa" setelah mengucapkan kalimat itu, Jungkook lantas keluar dari mobil Taehyung seraya melambaikan tangan sebelum mobil Taehyung akhirnya pergi meninggalkan pelataran apartemen yang luas.

Ketika mobil Taehyung tak lagi tertangkap oleh penglihatan Jungkook, pemuda itupun memutuskan untuk segera masuk ke dalam lantaran udara dingin diluar sangat tidak baik untuknya. Namun, sebelum langkahnya berhasil menapak lebih jauh di lantai bangunan apartemen itu, tangannya sudah lebih dulu ditarik menjauh dari sana dengan gerakan yang amat gesit hingga membuat Jungkook tak bisa mengelak. Saat langkah mereka berhenti, belum sempat Jungkook untuk melihat wajah orang yang menariknya, tengkuknya sudah lebih dulu dihantam dengan siku oleh orang itu. Gerakan mematikan yang sudah lebih dari cukup untuk melumpuhkannya. Samar-samar sebelum semua nampak berbayang dan hitam, Jungkook melihat seraut wajah orang yang dia kenal.

[✔] NALADHIPA || BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang